TRIBUNNEWS.COM- Pimpinan Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Shihab memberi sambutan dalam reuni 212 yang digelar di Monas, Senin (2/12/2019) pagi.
Sambutan tersebut ditampilkan dalam sebuah video yang diputar di hadapan para jamaah.
Dalam sambutannya, Rizieq Shihab sempat menyebut pemerintah tengah menggelar sinetron pengasingan berkedok pencekalan terhadap dirinya.
Seperti yang diketahui, Persaudaraan Alumni (PA) 212 kembali menggelar Reuni Akbar 212 di kawasan Monas, Jakarta Pusat.
Acara tersebut dimulai sejak pukul 03.00 WIB hingga Senin pagi.
Kawasan Monas didominasi dengan pakaian warna putih yang dikenakan peserta.
Hadir dalam acara tersebut Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Politisi PKS Mardani Ali Sera, serta sejumlah tokoh lainnya.
Santer dikabarkan, pentolan FPI Habib Rizieq Shihab akan pulang ke Indonesia untuk hadir dalam acara tersebut.
Bahkan, sebuah video yang tampak menggambarkan kepulangan Rizieq Shihab pun beredar luas di media sosial.
Video tersebut kemudian dibantah oleh Ketua Steering Commitee Panitia Reuni 212 Yusuf Martak.
Dikatakan Yusuf bahwa video yang belakangan menjadi viral merupakan video lama.
Rizieq Shihab kemudian dipastikan tidak dapat hadir dalam acara tersebut meski telah diupayakan oleh panitia.
Pimpinan FPI tersebut memberikan sambutan melalui sebuah tayangan video yang diputar saat acara berlangsung.
Melihat dari siaran langsung dalam channel YouTube Front TV, Rizieq Shihab awalnya mengahaturkan ucapan terima kasih kepada seluruh panitia dan masyarakat yang telah mendukung dan berpartisipasi dalam Reuni 212.
Rizieq Shihab juga meminta maaf kepada para jamaah lantaran dirinya tidak bisa hadir.
"Selain itu, saya juga ingin menyampaikan permohonan maaf yang sebesar-besarnya kepada seluruh peserta Reuni Akbar 212 yang sampai saat ini saya belum bisa ikut hadir bersama dalam acara Reuni Akbar 212."
"Pertanyaannya kenapa saya belum bisa pulang sampai hari ini?," kata Rizieq Shihab.
Rizieq pun menceritakan bahwa dirinya hingga saat ini masih dicekal oleh pemerintah Arab Saudi.
"Karena saya masih dicekal oleh pemerintah Saudi Arabia dengan alasan keamanan atas permintaan pemerintah Indonesia," kata Rizieq Shihab.
Ia kemudian meminta pemerintah untuk mengakhiri segala hal yang dinilainya sebagai suatu kebohongan.
Tak hanya itu, Rizieq Shihab juga membeberkan soal pernyataan dua duta besar Arab Saudi yang menurutnya sudah bisa dijadikan bukti atau kunci.
Dikatakan Rizieq Shihab bahwa Duta Besar Arab Saudi sebelumnya yakni Osama al Shuaibi menyatakan bahwa pemerintah Aran Saudi siap mengembalikan dirinya ke Indoneisa
"Akan tetapi silakan anda tanyakan akan sikap pemerintah Anda sendiri," kata Rizieq Shihab menirukan Osama.
Menurut Rizieq Shihab, pernyataan Osama sudah cukup menjadi pengakuan luar biasa bahwa ada sesuatu di balik pencekalan dirinya.
Ditambah lagi dengan pernyataan Duta Besar Arab Saudi untuk Indonesia yang baru, Esam A. Abid Athagafi yang menyatakan adanya negosiasi antara pemerintah Indonesia dengan Arab Saudi terkait dirinya.
Menurut Rizieq Shihab, pengakuan dua pejabat tersebut bisa menjadi bukti pencekalan terhadap dirinya sejatinya adalah pengasingan.
Rizieq Shihab kemudian meminta pemerinta Indonesia untuk berhenti menyebarkan kebohongan.
"Jadi kami minta kepada pemerintah Indonesia untuk stop kebohongan, stop dusta," katanya.
Rizieq Shihab berharap pemerintah Indonesia tak perlu lagi menyebar hal-hal bohong di tengah umat.
Menurutnya, saat ini Indonesia memerlukan kejujuran dari para pemimpin.
Rizieq Shihab bahkan juga menyebut bahwa pemerintah Indonesia telah menggelar sinetron pengasingan berkedok pencekalan.
"Yang menggelar sinetron pengasingan ini dengan kemasan pencekalan," kata Rizieq Shihab.
Dalam sambutannya, Rizieq juga menyinggung soal pernyataan Menkopolhukam Mahfud MD soal tidak adanya laporan terkait pencekalan dirinya.
Rizieq Shihab juga memberikan amanat kepada para peserta yang hadir.
Acara tersebut diawali dengan salat tajahud, dzikir, hingga salat subuh berjamaah.
Selain itu, panitia juga menggelar acara sarapan bersama yang terbuka untuk umum.
(Tribunnews.com/Miftah)