Menurutnya, isu penistaan agama tersebut, akibatnya bukan hanya untuk bangsa Indonesia, tapi juga menyinggung kepada umat Islam di seluruh dunia.
"Ini masalahnya bukan untuk bangsa Indonesia saja, ini juga menyinggung umat Islam di negara-negara lain," ujarnya.
Ia menilai permasalahan dugaan penistaan agama tersebut tidak bisa dibiarkan bergitu saja.
"Ini tidak boleh dibiarkan begini, dibuat permainan dengan dalih permainan begini begitu," imbuhnya.
"Apabila nanti ada penyampaian aspirasi ya harus diterima, tapi ini lebih sakral karena ada munajat dan Maulid akbar," lanjut Yusuf.
Sementara itu, Ketua PA 212, Slamet Ma'arif mengatakan beberapa alasan dari diselenggarakannya aksi Reuni Akbar 212.
Slamet Ma'arif menyebut aksi tersebut untuk memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW.
"Kita mau memperingati Maulid Nabi, karena masih dalam suasana Maulid Nabi," ujar Slamet di Studio TV One, Sabtu (30/11/2019), dikutip dari YouTube Talk Show tvOne.
Selain itu, Slamet mengatakan, Reuni Akbar tersebut sebagai persatuan dan kesatuan dari umat Islam di Indonesia.
"Kedua, kita ingin mengingatkan kembali, ada hari dimana persatuan kesatuan umat Islam itu, Allah satukan dalam satu momen yang penuh kedamaian, ketertiban, aman, bersih, penuh toleransi, berbagi di Indonesia," jelas Slamet.
Slamet juga menyampaikan, aksi tersebut sebagai pengingat bangsa Indonesia, tidak boleh ada siapapun yang menistakan agama.
"Kita juga perlu mengingatkan kembali kepada anak bangsa, masih ada kami yang senantiasa Istiqamah, senantiasa konsisten untuk mengingatkan anak bangsa, negara yang berdasarkan Pancasila ini, yang NKRI ini, tidak boleh ada siapapun dia yang menistakan agama," kata Slamet.
Ia berujar PA 212 akan melawan penista agama, siapapun dan apapun agamanya.
"Kami pastikan kepada siapapun yang menistakan agama di Indonesia, agama apapun, kami pasti akan berjuang untuk melawan itu semua," ujar Slamet.