TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengamat politik dari Universitas Paramadina, Hendri Satrio menilai positif keinginan menantu Presiden Joko Widodo (Jokowi), Bobby Nasution untuk maju sebagai Calon Wali Kota Medan.
Hanya saja dia menyarankan, agar Bobby tidak maju menjadi Calon Wali Kota Medan di saat Jokowi masih menjadi presiden.
"Kalau setelah bapak Jokowi tidak menjadi presiden, akan lebih baik," ujar pendiri lembaga analisi politik KedaiKOPI ini kepada Tribunnews.com, Rabu (4/12/2019).
Menurut dia, majunya Bobby dalam Pemilihan Wali Kota Medan bisa tak menguntungkan bagi Jokowi.
Baca: Pemain Persib Dituding Sengaja Lakukan Gol Bunuh Diri Lawan Persela Michael Essien Beri Komentar
Bahkan majunya Bobby saat ini bisa mengurangi citra positif Jokowi yang selama ini terkenal jauh dari kesan akan membangun politik dinasti.
"Secara demokrasi Bobby maju tidak masalah. Tapi secara pencitraan, itu tidak menguntungkan pak Jokowi," jelas Hendri Satrio.
"Karena pak Jokowi sosok yang dikagumi, memahami etika politik yang baik, tidak suka hal yang suka mengambil keuntungan termasuk dinasti politik," imbuhnya.
Lebih lanjut, pria yang mengidolakan klub sepakbola Liverpool FC itu mengatakan, menang ataupun kalah tetap akan ada kerugian yang ditanggung Jokowi.
"Sekali lagi kalau ditanya ini menguntungkan pak Jokowi atau tidak? Ya tidak. Bobby menang dicibirin karena menantu Presiden. Kalah apalagi malu-maluin, masa menantu Presiden kalah," tegasnya.
Namun kata dia, semua dikembalikan kepada Bobby, apakah akan tetap maju pada Pilkada 2020 atau setelah Jokowi tidak lagi menjadi presiden.
Mardani
Ketua DPP Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Mardani Ali Sera menyoroti langkah menantu Presiden Joko Widodo (Jokowi), Bobby Nasution mendaftarkan diri untuk maju sebagai Calon Wali Kota Medan pada Pilkada 2020.
Anggota Komisi II DPR RI ini mengingatkan agar Bobby memulai perjalanan politiknya dari bawah sebagai kader.
"Semua berhak ikut kontestasi politik. Tapi sangat baik jika semua proses dimulai dari bawah dan berproses," ujar mantan Wakil Ketua BPN Prabowo Subianto-Sandiaga Uno ini kepada Tribunnews.com, Rabu (4/12/2019).
Ini penting kata dia, agar tidak ada kesan nepotisme dari publik karena mendapat karpet merah maju menjadi Calon Wali Kota, saat Jokowi masih menjadi presiden.
Bila Bobby tetap maju dalam Pilkada Kota Medan 2020, maka kata dia, akan dapat merusak citra Jokowi di mata publik.
"Apalagi kesan nepotisme dapat merusak citra Pak Jokowi yang selama ini mampu menjaga keluarga dari urusan politik," jelasnya.
"Untuk itu akan sangat baik, jika masuk jadi anggota biasa dan memperjuangkan partai dahulu," ucapnya.
Sebelumnya, Bobby Nasution telah membulatkan tekad untuk terjun ke politik.
Diketahui, suami dari Kahiyang Ayu ini telah maju sebagai calon wali kota Medan, Sumatera Utara, pada Pilkada Serentak 2020.
Dilansir TribunNewsmaker.com melalui Kompas TV, Bobby Nasution telah mengembalikan formulir pendaftaran ke DPD PDIP Sumatera Utara.
Hal itu dibenarkan oleh Sekretaris DPD PDIP Sumatera Utara, Soetarto.
Bobby Nasution mengunjungi kantor DPD PDIP Sumatera Utara pada Selasa 3 Desember 2019.
Kehadiran Bobby Nasution ke kantor DPD PDIP Sumatera Utara disambut oleh sejumlah pengurus DPD lainnya.
"Mas Bobby Nasution telah kami terima mengembalikan formulir untuk menjadi calon waki kota Medan," ujar Soetarto.