TRIBUNNEWS.COM - Menteri BUMN Erick Thohir menyampaikan kesedihannya terkait penyelundupan onderdil motor Harley Davidson oleh mantan Dirut Garuda, Ari Askhara.
Pasalnya, Ari Askhara diduga melibatkan pejabat lain di Garuda dalam pencarian hingga penyelundupan motor klasik tersebut.
Melansir Tribun Bisnis, kejadian ini sungguh menyedihkan karena prosesnya menyeluruh di BUMN, bukan hanya individu saja.
"Saya sangat sedih ketika kita ingin angkat citra BUMN, tapi kalau oknum di dalam tidak siap ini yang terjadi," uajrnya di Gedung Kementerian Keuangan, Jakarta, Kamis (5/12/2019).
Erick Thohir mengungkapkan, AA mencari motor klasik Harley Davidson sejak 2018.
Erick Thohir menyayangkan kepentingan pribadi tersebut justru berujung pada penyelundupan melalui pesawat Garuda Indonesia.
"Bahwa dari komite audit disebutkan, dipunyai kesaksian, diduga (Harley Davidson) milik saudara AA. Saudara AA beri instruksi cari motor klasik Harley Davidson pada tahun 2018," ujarnya.
Erick Thohir menyebut motor yang diselundupkan tersebut keluaran tahun 1970-an.
Pembelian dilakukan pada April 2019.
"Proses transfer dilakukan ke rekening pribadi manager keuangan Garuda di Amsterdam," katanya.
Komentar Dirjen Perhubungan Udara
Direktur Jenderal (Dirjen) Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Polana B Pramesti menyebut pencopotan Ari Askhara sebagai Dirut Garuda tidak mengganggu kelangsungan Garuda.
Melansir Kompas.com, selama direktur kunci (key person) Garuda Indonesia masih ada, kegiatan perusahaan akan tetap berjalan.
"Yang penting buat kami sih key person-nya masih ada seperti yang lama. Jadi yang kita pegang adalah key person-nya, ya. Direktur Operasi, Direktur Teknik, dan Direktur Safety. Oke itu saja," kata Polana di Jakarta, Kamis (5/12/2019).
Polana menyebut telah mendapat laporan yang berbeda antara kargo pesawat Garuda yang diterbangkan dari Perancis, dengan ketentuan yang diberlakukan.
Ketentuan yang ada meyebut, penerbangan tidak diperbolehkan membawa kargo dan penumpang dengan tujuan komersil.
Namun bila diharuskan, hal tersebut adalah yang berkaitan dengan operasional penerbangan.
Misalnya awak tambahan, teknisi, komponen, inspektur penerbangan, dan sebagainya.
"Laporannya memang ada ketidaksesuaian dengan flight approval (FA). Tidak sesuai dengan flight yang ada manifest di dalam flight (penerbangan) itu. Tapi saya belum terima resmi laporannya," ungkap Polana.
Erick Thohir Geram
Sebelumnya, Menteri BUMN Erick Thohir menyebut bakal memberhentikan Direktur Utama Garuda Indonesia Ari Askhara.
Dilansir Kompas.com, Erick Thohir meminta oknum penyelundup tersebut mengundurkan diri secepat mungkin.
"Sesegera mungkin (mundur). Kalau bisa hari ini, ya hari ini," kata Erick Thohir setelah bertemu dengan Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud MD di Kantor Kemenko Polhukam, Jakarta, Kamis (5/12/2019).
Bahkan, Erick Thohir mengancam akan mencopot oknum pejabat tersebut jika enggan untuk mengundurkan diri.
Lebih lanjut, Erick Thohir menyebut bukti keterlibatan aktivitas ilegal tersebut sudah cukup kuat.
"Saya rasa bahwa proses praduga tidak bersalah tetap ada. Tapi kalau kita lihat sekarang, bukti-buktinya luar biasa," kata dia.
Kini, Erick Thohir tengah menunggu koordinasi dari pihak Bea Cukai selaku pihak yang menemukan barang-barang selundupan tersebut.
Diungkapkannya, bila koordinasi dirinya dengan Bea Cukai selesai, namun oknum tersebut belum juga mundur, Erick berjanji akan mengeluarkan keputusan tegas.
"Niat saya sebenarnya tidak seperti itu (mencopot semua pejabat). Tetapi dengan pihak kalau ada oknum atau figur yang di BUMN ternyata seperti kontroversi dalam arti menyalahgunakan hal-hal seperti ini, ya teman-teman wartawan lebih mengerti jawabannya," kata dia.
Sebelumnya diberitakan Garuda Indonesia membenarkan karyawannya membawa suku cadang Harley Davidson pada 17 November 2019 lalu.
Tanggapan Garuda Indonesia
Dilansir Kompas.com, hal tersebut dijelaskan VP Corporate Secretary Garuda Indonesia, Ikhsan Rosan dalam keterangan tertulisnya.
Ikhsan mengatakan, salah satu karyawan Garuda Indonesia membawa beberapa sparepart dalam penerbangan pengiriman pesawat Airbus A330-900 Neo.
"Disampaikan bahwa yang terjadi adalah adanya karyawan yang membawa beberapa spare part dalam penerbangan tersebut," ungkapnya.
Namun Ikhsan menyebut barang yang dibawa dalam pesawat bukanlah selundupan.
Ia menyebut barang tersebut telah dilaporkan kepada petugas kepabeanan.
Disampaikannya, pihak Bea Cukai tidak mengindikasikan adanya pelanggaran pada bagian cockpit dan kabin penumpang.
"Namun pada bagasi ditemukan beberapa spare part motor besar (Harley Davidson) yang tidak diproduksi di Indonesia yang dibawa oleh salah satu karyawan yang onboard dalam penerbangan tersebut untuk ditindaklanjuti sesuai aturan kepabeanan yang berlaku," kata dia.
Lebih lanjut Ikhsan menyebut suku cadang tersebut telah melalui proses kepabeanan di Delivery Center Airbus di Toulouse, Perancis.
Setelah armada terbaru Garuda Indonesia tersebut tiba di Indonesia, seluruh suku cadang tersebut dilaporkan kepada petugas bea cukai.
Kemudian diproses sesuai ketentuan yang berlaku.
Sementara itu, oknum karyawan Garuda Indonesia tersebut siap diberikan sanksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
"Karyawan Garuda Indonesia tersebut akan tunduk dan mematuhi segala aturan yang berlaku atas putusan dari kepabeanan seperti misalnya harus membayar bea masuk atau prosedur lain yang akan dikenakan," kata dia.
(TRIBUNNEWS.COM/Wahyu Gilang Putranto/Yanuar Riezqi Yovanda) (Kompas.com/Deti Mega Purnamasari/Singgih Wiryono/Fika Nurul Ulya)