Erick Thohir memecat Ari Askhara dari jabatan Dirut Garuda. Ternyata, banyak pihak yang 'gembira' dengan pemecatan ini. Kenapa?
TRIBUNNEWS.COM - Menteri BUMN, Erick Thohir mencopot I Gusti Ngurah Askhara Danadiputra atau Ari Ashkara dari jabatannya sebagai Direktur Utama PT Garuda Indonesia.
Pasalnya, Airi Askhara diketahui telah melakukan penyelundupan onderdil Harley Davidson keluaran tahun 1972 serta dua sepeda Brompton.
Harley dan sepeda Brompton tersebut diselundupkan melalui pesawat Garuda Indonesia yang baru dibeli dari Airbus (Touluse Prancis).
“Dengan itu, saya akan memberhentikan Saudara Direktur Utama Garuda dan tentu proses ini kami, karena Garuda adalah perusahaan publik, akan ada prosedur lainnya," ujar dia ketika memberikan keterangan pers di Jakarta, Kamis (5/12/2019).
Penyelundupan barang yang berujung pemecatan Ari Ashkara ini menuai tanggapan dari sejumlah kalangan.
Ada sejumlah pihak yang secara terang-benderang menyatakan 'kegembiraan' atas pemecatan Ari Ashkara.
Bahkan Ikatan Awak Kabin Garuda Indonesia (Ikagi) mengirimkan karangan bunga pada kepada Menteri BUMN.
Berikut sejumlah pihak yang 'gembira' dengan dipecatnya Ari Askhara sebagai Dirut Garuda, sebagaimana dirangkum Tribunnews.com:
1. Ikatan Awak Kabin Garuda Indonesia (IKAGI)
Ikatan Awak Kabin Garuda Indonesia (IKAGI) menjadi satu di antara pihak yang gembira, Ari Askhara dicopot Erick Thohir.
IKAGI bahkan mengirimkan sejumlah karangan bunga kepada Menteri BUMN merupakan dukungan sekaligus ekspresi kekecewaan dan keresahan karyawan yang selama ini tertahan kepada Ari Askhara.
Pasalnya, dalam karangan bunga tersebut juga diselipkan sindiran-sindiran pedas kepada Ari Askhara.
"Karangan bunga adalah ekspresi teman-teman atas kekesalan selama ini yang ditahan-tahan."
"Semua keresahan dan kekecewaan itu mereka tahan," kata Ketua Umum Ikagi, Zaenal Muttaqin di Jakarta, Jumat (6/12/2019).
Tak hanya itu, Zaenal Muttaqin juga membongkar sejumlah kebijakan aneh Ari Askhara selama menjadi Dirut dalam acara Sapa Indonesia Malam yang tayang di Kompas TV, Jumat (6/12/2019).
Saat awal menjabat, Ari Askhara sudah melakukan perombakan yang tidak sesuai dengan aturan yang berlaku.
"Seperti untuk karyawan darat, mereka yang sudah menjabat puluhan tahun bisa dirotasi dengan mudah," katanya.
Menurut Zaenal, telah ada aturan mengenai penempatan karyawan sesuai dengan kompetensinya.
Zaenal pun mencontohkan kasus rekannya yang tidak paham soal urusan catering, tapi ditempatkan di bagian tersebut.
Ari Askara juga mengubah rute penerbangan Jakarta-Amsterdam menjadi Bali-Medan-Amsterdam.
Akibatnya, awak kabin harus bekarja lebih lama.
"Tentang pengalihan rute, itu merugikan awak kami karena perjalanan lebih panjang sehingga jam kerja kami melebihi batas wajar."
"Itu malah hampir 19 jam lebih perjalanan kita," ujarnya di Jakarta.
2. Indonesia Congress & Convention Asosiaciation (INCCA)
Industri pariwisata Indonesia juga bergembira mendengar kabar Ari Askhara dipecat oleh Erick Thohir.
"Setuju banget (atas pemecatan Dirut Garuda)," ujar Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Indonesia Congress & Convention Asosiaciation (INCCA), Iqbal Alan Abdulah sebagaimana dikutip Tribunnews.com dari Kompas.com, Sabtu (7/12/2019).
"Memang kalau kita lihat Dirut Garuda yang sekarang ini tidak pro kepada industri pariwisata," kata dia.
"Bisa dilihat dia juga tidak pro kepada kru kabinnya sendiri dari banyaknya karangan bunga ucapan terima kasih pada Erick Thohir," sambungnya.
Iqbal mengatakan, Garuda Indonesia saat ini seperti berada di zona nyaman, tidak peduli dengan industri pariwisata yang sejatinya saling memberi sokongan dengan maskapai.
"Merasa hebat, merasa super power, tidak butuh bantuan. Bentuknya kartel, apalagi dengan masuk Sriwijaya lalu keluar lagi."
"Merasa tidak peduli dengan harga tiket domestik yang begitu mahal," jelas Iqbal.
3. Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI)
Hal senada juga disampaikan Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) sekaligus Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo), Hariyadi Sukamdani.
Haryadi mengatakan, selama Ari Askhara menjabat, kerap menghambat perusahaan swasta untuk mendistribusikan minyak jenis avtur karena dianggap sebagai kompetitor.
Selain itu, harga tiket yang mahal merupakan permasalahan yang paling utama.
"Kami sesalkan saja kok ada upaya yang membuat kompetitif dipersulit," ujarnya ditemui usai rakor omnibus law di Kemenko Perekonomian, Jakarta, Jumat (6/12/2019).
"Terus terang kami dengan adanya pergantian direksi Garuda ini, saya sebagai Ketua PHRI di sektor pariwisata, gembira banget," kata dia.
"Dia (Ari Askhara) mendikte pasar, sampai Traveloka dipencet sama dia, itu enggak fair lah," lanjutnya, dikutip dari Kompas.com.
Haryadi mengatakan, upaya Ari Askhara di Garuda Indonesia justru membuat persaingan tak kompetitif.
Akibatnya, hal ini justru merugikan masyarakat.
Tak hanya harga jual tiket yang jadi melonjak, harga pengiriman barang melalui jasa kargo jadi mahal.
Diketahui harga tiket pesawat sempat melonjak pada awal tahun.
Hal tersebut berdampak kepada tingkat hunian hotel yang ikut anjlok.
"Mudah-mudahan ini titik kita membenahi semuanyalah. Karena ini bicaranya tidak hanya pariwisata, tapi berbicara pertumbuhan ekonomi kita juga."
"Bayangkan bukan hanya penumpang saja kena masalah, kargo pun kena," katanya.
4. Asosiasi Travel Agent Indonesia (Astindo)
Sekretaris Jenderal Asosiasi Travel Agent Indonesia (Astindo), Pauline Suharno menyebut, pemecatan Ari Askhara oleh Erick Thohir sebagai tindakan yang tepat.
Selama ini, disebutkan oleh Pauline, Garuda Indonesia di bawah kepemimpinan Ari Askhara memberikan kebijakan kurang bersahabat bagi travel agent di Indonesia.
Kebijakan tersebut mulai dari menghapuskan harga promo domestik hingga meniadakan komisi agent yang digantikan dengan sales fee.
"(Lalu) memberikan prioritas kepada agent dan OTA tertentu untuk bisa issue tiket dengan adanya kebijakan cash in advance," ujar Pauline ketika dihubungi Kompas.com, Jumat (6/12/2019).
Kebijakan cash in advance sebelumnya tidak pernah ada menjadi ada ketika era Ari Askahara.
Pauline menyebut kebijakan cash in advance berupa pemberian uang kas dalam jumlah yang sudah ditentukan untuk issue tiket Garuda Indonesia.
"Agent dan OTA yang bisa kasih cash in advance akan dapat insentif atau cashback lebih besar, sehingga mereka bisa memberikan diskon kepada customer," katanya.
Akibat kebijakan tersebut, pelaku travel agent Indonesia kehilangan kepercayaan pada Garuda Indonesia.
Belum lagi Pauline sebutkan rute Garuda Indonesia yang sering direduksi, batal di waktu akhir, dan kualitas makanan yang menurun.
(Tribunnews.com/Sri Juliati/Miftah Salis) (Kompas.com/Silvita Agmasari/Ade Miranti Karunia/Fika Nurul Ulya)