Sempat mencuat isu Ahok akan masuk bagian direksi perusahaan BUMN.
Bahkan, kabar menjadi Direktur Utama (Dirut) Pertamina santer berkembang.
Keputusan Erick Thohir menempatkan Ahok di bagian komisaris disebut karena jajaran komisaris masih memiliki kinerja bagus.
"Direksi yang ada sekarang, performancenya cukup baik, impor migas cukup bisa ditekan," ujarnya.
Soal Usulan Jokowi
Terkait penunjukan Ahok menjadi Komut Pertamina, Erick Thohir menyebut hal tersebut berdasar keputusan bersama, bukan usulan Presiden Jokowi semata.
Erick Thohir menyebut pengangkatan melalui proses Tim Penilai Akhir (TPA).
"Itu keputusan bersama. Kita ada proses TPA, tidak mungkin kita mengangkat seseorang karena oh ini temen saya, akhirnya kembali lagi tidak obyektif. Proses-proses TPA harus tetap dijalankan," ungkapnya.
Erick Thohir menyebut pihaknya tidak menjadikan aspek bisnis menjadi yang utama.
"Karena fundamental yang harus kita bangun adalah good corporate governance dulu, baru bisnisnya. Tapi kalau timnya sendiri sudah tidak bisa dipercaya, tidak bisa kerja, bagaimana kita menerapkan bisnis-bisnis baik dan baru. Apalagi ini era perubahan," ungkapnya.
Kriteria Figur yang Dibutuhkan BUMN
Erick Thohir menyebutkan Kementerian BUMN terbuka untuk menjaring figur-figur terbaik di Indonesia.
"142 perusahaan BUMN saya rasa kita terbuka, tidak mungkin di-manage kita-kita, kita harus punya figur yang baik, mencerminkan ulet, teamwork dan juga loyalitas," ungkapnya.
Erick Thohir juga menyebut bukanlah hal mudah untuk membujuk figur yang dianggap kompeten untuk bersedia masuk di jajaran BUMN.
"Dengan itu ya mau tidak mau kita harus membuka diri. Alhamdulillah kalau banyak figur-figur yang bagus mau membantu dan tentu mempersuasif mereka sesuatu yang tidak mudah,"ujarnya.
(Tribunnews.com/Faisal Abdul Muhaimin/Wahyu Gilang Putranto)