TRIBUNNEWS.COM - Polri belum mengungkap pelaku di balik kasus penyiraman air keras terhadap penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Novel Baswedan.
Selama hampir tiga tahun, pelaku teror tersebut belum terungkap.
Dilansir dari Kompas TV, bertepatan dengan Peringatan Hari Antikorupsi Sedunia, Wakil Ketua KPK, Laode M. Syarif kembali meminta Polri untuk menuntaskan pengusutan teror yang menimpa Novel Baswedan.
Laode juga menekankan, pejuang antikorupsi tidak boleh terintimidasi.
"Saya pikir, paling penting untuk menjaga agar para pejuang antikorupsi itu tidak boleh terintimidasi," kata Laode.
Ia juga menyebutkan, KPK sudah telalu lama menunggu penuntasan kasus teror tersebut.
"Kalau itu sih terus terang kami sudah lama menunggu, sudah 3 tahun ya," kata Laode dalam wawancaranya yang ditayangkan Kompas TV.
"Kita berharap dalam waktu dekat ini kita mendapatkan kabar yang baru bahwa penyerangnya ditemukan, untuk itu kami berharap bahwa polri bisa menemukan," sambungnya.
Laode pun berharap pelaku teror yang memasang bom di rumah Ketua KPK Agus Rahardjo dapat ditemukan.
Sama halnya dengan pelaku teror yang membakar rumahnya, Laode juga berharap pelakunya terungkap.
"Termasuk orang yang pasang bom di rumahnya Pak Agus dan orang yang membakar rumah saya," terangnya.
Polri Klaim Telah Miliki Petunjuk yang Signifikan
Sebelumnya, Presiden Jokowi menyatakan telah menginstruksikan penuntasan kasus Novel Baswedan pada Kapolri Jenderal Idham Azis
Dalam instruksinya, Jokowi memberi batas waktu Idham Azis untuk menuntaskan kasus penyiraman air keras pada Novel Baswedan hingga awal Desember 2019.
Dilansir dari Kompas.com, Idham Azis beserta jajarannya menghadap ke Presiden Jokowi pada Senin (9/12/2019) sore.
Dalam pertemuan tersebut, Jokowi pun menanyakan perkembangan kasus penyiraman air keras terhadap penyidik KPK Novel Baswedan.
Di hadapan presiden, Idham melaporkan bahwa Polri belum bisa menemukan penyerang Novel.
Kendati demikian, Kadiv Humas Mabes Polri Irjen M. Iqbal telah mengklaim bahwa tim penyidik sudah mempunyai petunjuk yang signifikan untuk mengungkap kasus teror tersebut.
Akan tetapi, Iqbal belum dapat menyampaikan temuan tersebut pada media karena dikhawatirkan akan mengganggu proses penyidikan.
Namun, Iqbal pun tidak memberi jawaban pasti mengenai kapan kasus tersebut akan diungkap.
Ia hanya menegaskan bahwa pengungkapan kasus ini tidak akan memakan waktu sampai berbulan-bulan.
"Tidak akan berapa lama lagi, insya Allah tidak akan sampai berbulan-bulan. Dalam waktu dekat," kata dia, seperti yang diberitakan Kompas.com.
Iqbal menambahkan, Presiden Jokowi sendiri tidak lagi memberikan tenggat waktu kepada Kapolri.
Ia menyampaikan, Jokowi hanya meminta Polri secepat mungkin mengungkap kasus penyiraman air keras tersebut.
"Enggak ada (tenggat waktu), cuma segera," ujarnya.
(Tribunnews.com/Widyadewi Metta) (Kompas.com/Ardito Ramadhan)