TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Acara pelantikan sembilan anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) di Istana Negara, Jakarta, Jumat (13/12/2019) sore sempat molor.
Sesuai agenda, acara pelantikan digelar pukul 14.30 WIB. Namun akhirnya pelantikan baru mulai pukul 15.00 WIB.
Petugas Istana sempat menginformasikan Presiden Jokowi sudah berada di Istana Negara namun pelantikan belum bisa dilakukan karena satu anggota Wantimpres belum hadir.
Anggota Wantimpres yang belum hadir itu adalah Luthfi bin Yahya, tokoh NU. Awak media sempat mengkonfirmasi alasan Luthi bin Yahya telat hadir.
Baca: Demokrat Harap 9 Watimpres Tidak Sekedar Jadi Pelengkap
"Tidak perlu tanya. Tanya sendiri sama jalan raya," singkat Luthi usai pelantikan di Komplek Istana Kepresidenan Jakarta.
Karena telat, Luthi bin Yahya tidak ikut berfoto bersama dengan anggota Wantimpres lainnya di Istana Negara.
Ketua Wantimpres Wiranto juga tidak ikut berfoto bersama. Pantauan Tribunnews.com, Wiranto memilih duduk di sebuah kursi ditemani Kepala BIN Budi Gunawan. Tampaknya Wiranto tidak bisa berdiri terlalu lama sambil menunggu pelantikan di mulai.
Baca: Jadi Anggota Wantimpres, Luthfi bin Yahya: Ini Amanah, Bukan Hal Sepele
Ini karena Wiranto sempat ditusuk oleh seorang pria saat kunjungan kerja ke Pandeglang, Banten ketika masih menjabat sebagai Menko Polhukam.
Untuk diketahui Pelantikan Wantimpres digelar berdasarkan surat Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 137/P/2019 Tentang Pengangkatan Keanggotaan Dewan Pertimbangan Presiden.
Adapun Ketua Wantimpres yaitu Wiranto dan delapan orang lainnya sebagai anggota. Mereka yakni : Sidarto Danusubroto (politikus PDI-P), Dato Sri Tahir (bos Mayapada Group ), Putri Kuswisnu Wardani (bos Mustika Ratu), Mardiono (politikus PPP), Agung Laksono (politikus Golkar), Arifin Panigoro (bos Medco Energi), Sukarwo (mantan Gubernur Jawa Timur) dan Luthfi bin Yahya (Tokoh NU).
Tampak sejumlah menteri kabinet Indonesia Maju dan pejabat negara lainnya turut hadir di antaranya, Menko PMK Muhadjir Effendi, Menko Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri Kesehatan Terawan Dwi Putranto, Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko.
Wakil Ketua MPR Arsul Sani, Ketua DPD La Nyala Mattalitti, Ketua MA Hatta Ali, Jaksa Agung ST Burhanuddin, Kapolri Jenderal Polisi Idham Azis, Kepala BIN Budi Gunawan, dan lain-lain.