News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Ular Kobra di Pemukiman

Musim Telur Ular Menetas, Janu Mengaku Sebulan Ini Tangkap hingga 46 Ular Kobra

Penulis: Arif Tio Buqi Abdulah
Editor: Gigih
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Penampakan sebagian anak ular kobra Jawa yang ditemukan di Masjid At Taqwa di Perumahan Griya Adi, Desa Palur, Kecamatan Mojolaban, Sukoharjo, Selasa (17/12/2019). Musim Telur Ular Menetas, Janu Mengaku Sebulan Ini Tangkap hingga 46 Ular Kobra.

TRIBUNNEWS.COM - Belakangan banyak kasus penemuan ular kobra di wilayah pemukiman warga mulai di Bogor hingga yang terbaru di wilayah Sukoharjo Jawa tengah.

Pecinta satwa dan juga pawang reptil Muhammad Panji atau yang akrab dikenal Panji Petualang mengatakan bulan desember merupakan bulan telur ular menetas.

Dikutip dari tayangan program acara Call Me Mel iNews, Panji juga mengungkapkan bahwa kerusakan habitat membuat ular kehilangan tempat tinggalnya.

"Kerusakan habitat membuat mereka tidak bisa lagi menemukan habitat aslinya," terang Panji.

Ia juga menjelaskan, ular kobra sesungguhnya habitat ular kobra memang berdekata denga manusia.

"Sebetulnya kobra itu habitatnya memang berdekatan dengan manusia, sedari dulu memang sering ditemukan di persawahan," kata Panji.

Meski masih kecil dan merupakan bayi ular kobra, namun hal ini perlu diwaspadai oleh masyarakat.

Pembina komunitas pecinta ular Exalos Indonesia, Janu Wahyu mengungkapkan meski masih kecil namun anakan kobra cenderung lebih berbahaya karena tidak bisa mengatur bisanya.

"Bisanya ular Kobra Jawa yang masih kecil dan besar sama, namun yang kecil ini bisa melakukan gigitan hingga berkali-kali," terangnya, dikutip dari TribunSolo.com.

Janu yang juga merupakan Anggota TNI dari Brigade Infanteri 6 Sukoharjo ini juga senada dengan Panji bahwa waktu saat ini memang musim telur ular menetas.

Sehingga menurutnya induk ular akan mencari tempat yang hangat dan aman untuk menaruh telurnya.

Namun setelah bertelur, sang induk tersebut akan meninggalkan telur-telurnya hingga dua bulan dan menetas.

"Proses penetasan telur ular sekitar dua bulan, dan telur ular ini tidak dierami, jadi setelah si Induk bertelur, dia pergi," terangnya.

Janu mengaku dalam kurun satu bulan ini telah menangkap ular jenis kobra sebanyak 46 dan 1 piton sepanjang 3 meter.

Kasus yang terbaru, ia dilapori mengenai penemuan 6 anakan ular kobra di sebuah lingkungan Masjid At Takwa di Perumahan Griya Adi, Desa Palur, Kecamatan Mojolaban, Sukoharjo.

Namun setelah ia menelusuri wilayah sekitar selama empat hari, ia menemukan 25 ekor anakan ular kobra.

"Saya temukan lagi 25 ekor, yang 5 ekor sudah saya rilis atau saya lepas liarkan lagi, ini tinggal 20 ekor," kata Janu.

Janu yang juga merupakan Anggota TNI dari Brigade Infanteri 6 Sukoharjo ini mengatakan ular yang ditemukannya berumur sekitar 2-3 minggu dengan panjang sekitar 20 cm.

Ia mengimbau kepada masyarakat jika menemukan ular untuk tidak panik dan tidak banyak melakukan gerakan.

Karena menurutnya ular merespon dari getaram karena tidak memiliki penglihatan dan pendengaran yang baik.

"Jangan melakukan gerakan yang memprovokasi, itu berbahaya," imbuhnya.

Sementara itu, dilansir TribunJakarta, Panji Petualang membagikan tips pertolongan pertama apabila ada bagian tubuh yang terkena gigitan ular.

Panji Petualang mengatakan bahwa sebenarnya penangan yang tepat pada luka gigitan ular bukanlah diikat, melainkan dibidai atau digips.

Menurutnya, bagian tubuh yang terluka akibat gigitan ular berbisa tidak boleh banyak bergerak.

Lantaran pergerakan yang dilakukan pada bagian tubuh yang dgigit tersebut bisa memicu peredaran racun ular menjadi lebih cepat menyebar.

"Semakin banyak bergerak, akan semakin membuat cepat racun atau bisa itu menyebar," terang Panji.

Panji juga menjelaskan sesungguhnya bisa ular menyebar bukan melalui aliran darah, melainkan melalui kelenjar getah bening.

"Kelenjar getah bening bukan ada di pembuluh darah, tapi di bawah otot,"

"Jadi semakin otot kita banyak bergerak, akan membuat racun atau bisa itu bergerak pula," imbunya.

Adapun tanda-tanda umum untuk melihat apakah ular ada di sekitar tempat tinggal kita, seperti dikutip dari rentokil.co.id yakni diantaranya adanya bekas kulit ular.

Ular berganti kulit mereka sekitar 6 kali dalam setahun dan proses ini disebut moulting.

Selain itu juga ditemukan jejak ular yang dapat terlihat pada area sedikit kotor dan area yang berpasir.

Ada tempat-tempat tertentu di mana ular mungkin bersembunyi seperti di lahan terbuka, lapangan atau daerah semak.

Taman dengan kolam, kayu, batu atau puing-puing menumpuk di sekitar dan taman dengan rumput panjang yang tidak dipangkas.

(Tribunnews.com/Tio) (TribunSolo/AgilTri) (TribunJakarta/MujiLestari)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini