"Saya kira pakar-pakarnya tahu bagaimana tetap menjaga lingkungan agar benih lobster itu tidak diselundupkan, tidak diekspor secara awur-awuran," imbuhnya.
"Tetapi juga nelayan mendapatkan manfaat dari sana, nilai tambah ada di negara kita," tambah Jokowi.
Susi menulis kritikan tersebut dalam media sosial Twitter @susipudjiastuti.
"Lobster yang bernilai ekonomi tinggi tidak boleh punah, hanya karena ketamakan kita untuk menjual bibitnya; dengan harga seperseratusnyapun tidak," tulis Susi.
"Astagfirulah .. karunia Tuhan tidak boleh kita kufur akan nikmat dr Nya," lanjut tulisannya.
Bahkan susi juga menuliskan harga lobster ukuran dewasa akan memiliki nilai tinggi dibanding dengan bibit lobster.
Bahkan nilai 1 backpack bibit lobster yang tumbuh menjadi dewasa dapat sampai semahal Harley Davidson.
"1 backpack bibit lobster +_ min 8000ekor Rpnya sama dg 2 harley= 60 Brompton, kalau bibit ini tidak diambil, di laut & jadi besar nilai jd min. 20 harley = 600 brompton, tidak usah kasih makan, Tuhan yg memelihara, manusia bersabar,menjaga pengambilannya.Tuhan lipatkan gandakan," cuitan Susi.
Kritikan Susi pun mendapatkan tanggapan dari Menteri KKP Edhy Prabowo.
Ia menyebut alasannya membuka lagi ekspor benih lobster untuk mengurangi penyelundupan komoditas tersebut.
"Kalau dibiarkan, nyatanya penyelundupan tetap berjalan. Makanya kita buka saja (ekspor) sehingga penyelundupan di Indonesia tidak punya nilai lagi," ujar Edhy yang dikutip dari Kompas.com.
Menurutnya adanya pencabutan kebijakan terhadap larangan ekspor benih lobster justru akan meningkatkan nilai tambah masyarakat yang hidupnya bergantung pada penjualan lobster.
"Daripada dijual melalui perantara, kenapa enggak langsung. Dengan siapa nanti dijual, apakah dengan koperasi atau ke siapa yang tahu," ungkap Edhy.
"Kemudian langsung ke negara penerima benih daripada lewat perantara lagi, penyelundupan lagi. Kenapa kami tidak fokus pada si pemilik benih ini agar punya harga yang lebih besar?" tambahnya. (*)
(Tribunnews.com/Isnaya Helmi Rahma, Kompas.com/Muhammad Idris)