TRIBUNNEWS.COM - Polda Metro Jaya gelar apel Operasi Lilin Jaya 2019 di Lapangan Promoter Ditlantas Polda Metro Jaya, Kamis (19/12/2019).
Apel dilakukan bersama polisi, TNI, dan jajaran Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta.
Rencananya, 10.000 lebih personel akan mengamankan sejumlah titik di seluruh wilayah DKI Jakarta.
Para petugas akan menjaga keamanan di rumah ibadah umat kristiani, tempat wisata, dan jalur lalu lintas mudik libur Natal dan tahun baru.
Sebanyak 95 pos pengamanan dan 27 pos pelayanan disebar selama Operasi Lilin Jaya mulai 23 Desember 2019 hingga 1 Januari 2020.
Operasi ini digelar untuk memastikan perayaan Natal dan tahun baru 2020 berlangsung aman dari berbagai gangguan.
Kapolda Metro Jaya Irjen Gatot Eddy Pramono selaku pemimpin apel menyebut, kepolisian menerjunkan 191.807 personel gabungan yang tersebar di seluruh Indonesia.
"Personel pengamanan gabungan yang terdiri atas 121.358 personel Polri, 17.190 personel TNI, serta 54.259 personel yang berasal dari instansi terkait antara lain Satpol PP, Dinas Perhubungan, Dinas Kesehatan, Pemadam Kebakaran," kata Irjen Gatot Eddy dikutip dari Kompas.com.
Irjen Gatot Eddy juga menekankan kepada organisasi masyarakat (ormas) untuk tidak menggelar sweeping.
Ia menyebutkan, akan menindaklanjuti dengan tegas ormas yang kedapatan melanggar peraturan.
Sementara itu, Pangdam Jaya Mayjend TNI Eko Margiyono menyatakan bahwa TNI siap membantu kepolisian dalam pengamanan perayaan Natal dan tahun baru 2020.
Eko Margiyono menginstruksikan kepada personel TNI untuk mengantisipasi situasi buruk sekecil apapun yang terjadi di DKI Jakarta.
Sebab, ibu kota merupakan barometer bagi keamanan di Indonesia.
"Saya ingin sampaikan juga saat ini Jakarta menjadi barometer, apabila terjadi sesuatu di Jakarta maka negara terguncang. Oleh itu peristiwa apapun tidak boleh terjadi untuk menjaga stabilitas keamanan, oleh karena itu kita harus bahu membahu, kita bisa deteksi dini," kata Eko Margiyono dikutip dari Kompas.com.
Eko Margiyono juga mengingatkan bahwa keamanan saat ini berada di tangan aparat negara.
Untuk itu, ia berharap tidak ada egosektoral dalam pengamanan.
"Kita tidak boleh ada yang egosektoral karena keamanan di tangan kita bersama. Kita ingin Natal dan tahun baru tanpa ada gangguan sekecil apa pun," ujar Eko Margiyono.
Jokowi Larang Sweeping saat Perayaan Natal
Presiden Joko Widodo (Jokowi) larang sweeping saat perayaan Natal dan Tahun Baru.
Ia menjamin keamanan seluruh warganya dalam memeluk agama dan merayakan hari raya.
Menurutnya, di Indonesia, setiap warga negara bebas dalam memeluk agama dan menjalankan kepercayaan masing-masing.
Untuk itu, hal semacam sweeping diharapkan tidak ada, khususnya saat perayaan Natal pada 25 Desember.
"Konstitusi di negara kita tegas menjamin kita untuk memeluk agama dan menjalankan kepercayaan masing-masing, tidak perlu ada yang diragukan mengenai hal itu," kata Jokowi dikutip dari kanal YouTube Kompas TV, Rabu (18/12/2019).
Jokowi menginstruksikan kepada Kapolri Idham Azis untuk menindaklanjuti secara tegas apabila ada pelaku sweeping saat Natal dan Tahun Baru
Pihak Polri pun mengajak masyarakat bersama-sama ikut menjaga kemanan pada momen itu.
Lebih jauh, Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam), Mahfud MD menyampaikan sweeping oleh pihak swasta tidak diperbolehkan.
Sebab, pengamanan pada saat perayaan Natal di beberapa gereja akan dilakukan oleh kepolisian dan TNI.
(Tribunnews.com/R. Agustina)