Retno memberikan contoh pada UN yang dilaksanakan di jenjang pendidikan sekolah dasar (SD).
Pada jenjang SD, terdapat tiga mata pelajaran yang diujikan, yakni Bahasa, Matematika, serta Ilmu Pengetahuan Alam (IPA).
Retno mengatakan seorang siswa akan dinilai bodoh apabila terdapat hasil jelek diantara ketiga pelajaran tersebut padahal ada bidang lain yang ia sanggupi.
"Satu lagi, misalnya SD yang ada tiga mata pelajaran yakni Bahasa, Matematika, IPA, lah kalau anak kita jago IPS tapi tidak bisa IPA apakah kita mau bilang anak ini bodoh," tutur Retno.
Retno juga menjelaskan maksud dari belajar menurut Ki Hadjar Dewantara sebagai Bapak Pendidikan.
Menurut Ki Hadjar Dewantara, belajar merupakan sebuah proses yang menyenangkan.
Sehingga Retno setuju terkait keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Makarim, yang mengeluarkan kebijakan Merdeka Belajar.
Retno menuturkan kebijakan Nadiem Makarim bermaksud untuk memberikan kebebasan pada siswa atas keinginan dan kebutuhannya sendiri.
"Kalau belajar dari pemikiran Ki Hadjar Dewantara, belajar itu ya menyenangkan, belajar itu digambarkan oleh Ki Hadjar adalah taman," jelas Retno.
" Jadi sesungguhnya belajar itu adalah sesuatu yang senang, anak-anak tidak perlu diiming-imingi nanti kamu dapat hadiah kalau rangking sekian."
"Merdeka belajarnya Pak Nadiem itu maksudnya adalah bagaimana anak-anak ini sekarang atas maunya, kebutuhannya, dan di situlah cara berpikir dan menalar dikuatkan," imbuhnya.
(Tribunnews.com/Febia Rosada Fitrianum)