TRIBUNNEWS.COM - Menjelang hari Hari Raya Natal tanggal 25 Desember nanti, salah satu organisasi keagaaman, Nahdlatul Ulama, mengucapkan selamat Natal dan tahun baru 2020.
Ucapan ini diucapkan langsung oleh Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama Prof. DR.KH. Said Aqil Sirad.
Dilansir Youtube NU Channel, Said Aqil mengucapkan beberapa harapan dan doa untuk bangsa Indonesia.
"Saya Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama mengucapkan selamat Natal kepada seluruh saudara-saudara saya yang beragama kristiani dimanapun berada khususnya yang berada di lingkungan NKRI."
Dengan adanya perayaan hari raya Natal, Said Aqil berharap persaudaraan antar umat di Indonesia bisa semakin kuat dan solid.
Ketua PBNU juga menegaskan, dari berbagai karakter, suku bangsa dan budaya yang telah dimiliki Indonesia sejak lama, ini harus tetap dipertahankan.
Menurutnya ini akan menjadikan bangsa Indonesia semakin kuat dalam persatuan, dan tak akan mudah untuk membuat perpecahan.
"Dengan natal ini kita perkuat persaudaraan kita, kita tatap masa depan, makin bermartabat, semakin berbudaya," ajak Said Aqil.
"Kita pertahankan kepribadian bangsa Indonesia yang moderat dan plural, Bhineka Tunggal Ika," imbuhnya.
Tidak hanya itu, pria kelahiran Cirebon ini juga mengajak seluruh bangsa Indonesia untuk membangun segala hal-hal kebaikan dan bernilai positif.
"Mari kita berlomba untuk membangun kebaikan, hal-hal yang positif, mau masyarakat bangsa Indonesia, lintas agama, lintas budaya, lintas etnik," kata Said Aqil.
Dengan memperkuat persatuan, dan sikap menghargai antar sesama, maka bangsa Indonesia akan semakin disegani oleh bangsa-bangsa lain.
"Semoga masa depan bangsa indonesia semakin dihargai, semakin dihormati oleh bangsa-bangsa di seluruh dunia," harap Said Aqil.
Diakhir ucapanya, Ketua Pengurus Besar PBNU ini menyerukan sekali lagi kepada bangsa Indonesia untuk selalu menjaga persaudaraan, solidaritas antar agama, bangsa, dan umat .
"Sekali lagi, mari kita perkuat persaudaraan, solidaritas antaragama, antarbangsa, dan antarumat manusia."
Said Aqil berdoa agar perayaan natal bagi umat Kristen tahun ini bisa diberkahi.
"Sekali lagi, selamat Natal dan tahun baru 2020. Semoga semuanya mendapatkan berkah Tuhan," tutupnya.
Video lengkap Ucapan Selamat Natal dari Ketua Pengurus Besar NU
Respon Menteri Agama terkait Ucapan Natal
Menteri Agama, Fachrul Razi turut ikut mengemukakan pendapatnya terkait mengucapkan selamat hari raya natal.
Hal ini ia sampaikan saat meresmikan Rumah Moderasi Beragama di UIN Walisongo, Semarang, Jawa Tengah, Kamis (19/12/2019)
Dikutip dari tayangan Kompas TV, Facrul Razi berpendapat sah-sah saja jika ada orang yang ingin mengucapkan selamat natal atau tidak.
Menurutnya setiap orang mempunyai hak, sikap, dan pandangan masing-masing.
Namun ada hal yang harus digarisbawahi terkait hal ini.
Yaitu mengenai tidak boleh memaksakan kehendak ataupun sikap masing-masing orang kepada orang lain.
"Orang punya sikap boleh, tapi tidak boleh memaksakan sikapnya," kata Fachrul.
"Yang pasti jelas tidak sedikit pun mengganggu akidah orang masing-masing," imbuhnya lagi.
Lebih lanjut, Fachrul mengatakan jika seseorang mempunyai pandangan tidak ingin mengucapkan selamat hari natal. maka ya sah-sah saja.
Terkait ingin mengucapkan atau tidak, itu tergantung dengan kerelaan hati setiap orang masing-masing.
"Misalnya orang punya sikap tidak boleh ucapkan selama hari natal, ya silahkan saja dia punya sikap itu," ujar Fachrul.
Selanjutnya, Fachrul mengandaikan, jika ada orang yang mengucapkan selamat natal kepada temannya atau siapapun, itu tidak akan menggangu akidah islamnya.
"kalau ada orang lain yang ucapkan selamat hari natal, kepada temanya itu sikap orang itu," terangnya.
Menteri Agama yakin, jika bangsa Indonesia adalah bangsa yang mengenal dan memegang kuat semangat toleransi.
Ia pun juga berharap, perayaan natal tahun ini tidak akan ada kendala apapun.
Bahwa sesuai dengan UU 1945 bahwa seluruh rakyat Indonesia punya hak yang sama untuk menjalankan agamanya.
Najwa Shihab Bertanya Apa Hukum Ucapkan Selamat Natal? Ini Jawaban Quraish Shihab Didengar Romo Budi
Dikutip dari Youtube Najwa Shihab, Najwa Shihab mempertanyakan mengenai hukum mengucapkan selamat natal.
'Apa hukumnya mengucapkan selamat Natal?'
Pertanyaan ini pernah disodorkan Najwa Shihab pada ayahandanya, Quraish Shihab, Desember 2018 lalu.
Dan Quraish Shihab menjawab pertanyaan yang selalu berulang setiap momen perayaan Natal tersebut di depan Romo Budi.
Apa jawaban Quraish Shihab?
Apa hukum mengucapkan 'Selamat Hari Natal' ?
Ini pertanyaan yang sering terdengar di setiap perayaan dan momentum hari raya bagi umat Kristiani ini, termasuk di momentum Natal 2019 ini.
Dr Quraish Shihab menjawabnya lewat dialog bersama Najwa Shihab dan seorang nara sumber lainnya yakni Romo Aloysius Budi.
Najwa Shihab kemudian menuturkan, menurut ayahandanya tercinta yang dia panggil 'Abi Quraish' itu, mengucapkan selamat hari raya untuk umat beragama lain merupakan hal baik demi kerukunan dan perdamaian.
Menurut Quraish Shihab, permasalahan itu cuma terjadi di Indonesia.
Di Timur Tengah sudah hal lazim masyarakat mengucapkan selamat hari raya bagi umat beragama lain.
"Itu masalah di Indonesia, Malaysia, tapi di Timur Tengah tak masalah itu.
Kita tak cuma berkata 'bolehkah atau tidak' tapi sebenarnya bagus (mengucapkan Selamat Natal).
Ikut bergembira dengan kegembiraan siapa pun. Siapa pun itu, dia seagama dengan kita, atau tidak seagama dengan kita, tapi satu kemanusiaan dengan kita," jawab Quraish Shihab mengawali ucapannya.
"Dalam Al Quran itu, orang pertama yang mengucapkan Selamat Natal adalah Nabi Isa. (mengutip sebuah ayat ) ... Salam sejahtera untukku, pada hari kelahiranku, pada hari aku dibangkitkan....," kata Quraish Shihab, menterjemahkan bunyi ayat tersebut.
"Jadi (berdasar ayat tersebut), tidak ada masalah sebenarnya," lanjut Quraish Shihab.
Najwa Shihab lantas menyebutkan, ada kekhawatiran dengan mengucapkan kalimat tersebut (selamat Natal), artinya kita mengakui apa yang dipercayai umat lain.
"Apakah artinya bisa sejauh itu, Abi?" tanya Najwa Shihab lagi.
"Saya rasa tidak. Ketika Romo Budi (sambil menyebut nama Romo Budi di sebelahnya) mengucapkan Selamat Hari Raya (Idul Fitri), saya kira Romo tidak akan berkeyakinan persis dengan apa yang saya yakini," kata Quraish Shihab."Saya tahu ini (ucapan Selamat Hari Raya Idul Fitri) adalah basa-basi dalam konteks kehidupan berkerukunan.
Sama, ketika saya mengucapkan Selamat Natal, saya yakin pihak lain tidak akan berpikir saya meyakini apa yang dia yakini. Hidup ini indah kalau kita berharmoni," lanjutnya.
(Tribunnews.com/Muhammad Nur Wahid Rizqy)