TRIBUNNEWS.COM - Dirjen Perhubungan Darat, Budi Setiyadi mengantipasi dalam mengurangi kecelakaan darat pada masa liburan Natal dan tahun baru.
Budi Setiyadi menyebut peran dari masyarakat harus cerdik dalam memilih bus untuk wisata.
"Memilih mobil-mobil yang akan dipakai untuk pergerakan baik itu wisata maupun reguler," kata Budi, dilansir kanal YouTube KompasTV, Rabu (25/12/2019).
"Kalau untuk wisata jangan teriming-iming dengan harga murah kemudian langsung diambil," imbuhnya.
Budi mengatakan bus wisata dengan harga murah belum tentu kualitasnya bagus.
Lebih lanjut, Budi mengatakan dari sejak awal memasuki Natal dan tahun baru sudah melakukan ramp check secara masif di seluruh Provinsi dan Kabupaten/Kota.
Ia masih berharap kepada Kadishub Provinsi dan Kabupaten/Kota tidak hanya melakukan ramp check di terminal.
"Harapan saya juga mendatangi di pool bus untuk melakukan ramp check," ujarnya.
Berikutnya, Budi juga menyampaikan para Kadishub agar mendatangi ke lokasi wisata yang banyak dikunjungi.
"Sebagaimana arahan yang disampaikan Menteri Perhubungan bahwa bus pariwisata butuh fokus lagi di momen liburan ini," kata Budi.
Budi mengatakan bus pariwisata dipelukan ramp check, karena memang kendaraan ini tidak memasuki terminal.
Lanjut, Budi memohon kepada para Kadishub untuk melakukan pengawasan ketat menjelang tahun baru.
" Kalau kita dari Menteri Perhubungan hanya sampai Provinsi, dari Provinsi dengan Kadishub dan Polda melakukan ramp check gabungan," jelas dia.
Budi menyampaikan secara kuantitas tidak semua pihaknya dapat melakukan ramp check.
"Yang terdaftar di kita sampai 52 ribu lebih mobil bus baik yang reguler maupun pariwisata," ujar Budi.
Kendati demikian, Budi juga berharap peran dan tanggung jawab dari masyarakat atau operator.
"Kita harapkan juga operator dengan semangat yang dilakukan pemerintah untuk melakukan ramp check," ungkapnya.
Artinya, hal ini diperuntukkan untuk keselamatan semua pihak.
Budi kembali menegaskan untuk pengusaha operator juga melakukan hal yang sama untuk kendaraannya.
Diketahui, Bus Sriwijaya dengan pelat nomor BD 7031 AU rute Bengkulu-Palembang mengalami kecelakaan terjun ke dalam jurang Liku Lematang Pagar Alam, Sumatera Selatan, Senin (23/12/2019) dini hari.
KNKT Selidiki Penyebab Kecelakaan Bus Sriwijaya
Kementerian Perhubungan (Kemenhub) berkoordinasi dengan Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) maupun pihak terkait kecelakaan Bus Sriwijaya di Pagar Alam, Sumatera Selatan.
"Kami sudah melakukan upaya insentif dengan menugaskan beberapa staf dari Dirjen Darat, terutama dari KNKT," kata Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi, dikutip dari Kompas.com.
Budi mengatakan, KNKT dikerahkan untuk mencari penyebab kecelakaan maut Bus Sriwijaya, di Pagar Alam, Sumatera Selatan, Senin (23/12/2019) malam.
Lebih lanjut, Budi juga menjelaskan, pihaknya belum bisa memutuskan dalam pemberian sanksi atau tidak terhadap Perusahaan Otobus (PO) Sriwijaya.
Jika terbukti PO tersebut tidak melakukan pengecekan kondisi bus apakah layak jalan atau tidak, maka bisa dilakukan tindakan hukum.
"Kalau memang mobil itu tidak di-ramp check, ada suatu law enforcement yang tegas, mereka harus diatur," tutur Budi.
Berdasarkan informasi pada Kamis (26/12/2019) data dihimpun dari jumlah korban meninggal dunia ada 35 orang.
Kapolres Pagar Alam, AKBP Dolly Gumara
Kapolres Pagar Alam, AKBP Dolly Gumara menyebut lokasi kejadian di Liku Lematang yang menewaskan 35 orang itu memang rawan kecelakaan.
Dolly Gumara mengatakan kawasan Lematang sering terjadi kecelakaan kecil, seperti terserempet dan lain sebagainya.
Namun, untuk bus masuk jurang, berdasarkan data terakhir juga pernah terjadi pada tahun 1993.
"Namun, untuk kejadian terbesar (kecelakaan) di Liku Lematang adalah kejadian kemarin malam (bus Sriwijaya)," ujar dia.
Dolly pun menjelaskan kondisi jalan sekitar Liku Lematang.
Ia menyebut Liku Lematang memiliki karakteristik jalan berada di tepi tebing.
"Di tepi tebing berjarak sekitar 3 meter kemudian disisi badan jalan cukup sempit dengan badan jalan," ujar Dolly.
Kemudian, Dolly menyampaikan kondisi jalan dilihat dari tebing memang curam baik turunan maupun tanjakan.
Lebih lanjut, ia memaparkan kondisi tikungan juga tajam.
"Kemudian juga, untuk tikungan sangat tajam hampir setengah lingkaran," ungkap Dolly.
Sehingga, dilihat kondisi jalan yang sedemikian diperlukan kendaraan yang juga mumpuni.
Tidak hanya kondisi bus yang diharuskan sehat.
Sopir pun dalam mengendarai diperlukan kehati-hatian.
Serta, Kapolres ini megatakan untuk sopir juga harus memiliki kemampuan mengendarai yang baik.
Sementara itu, saat disinggung mengenai rambu jalan yang ada di lokasi, Dolly menyebut sudah ada.
Namun, kondisi jalan yang berliku-liku dan tanjakan yang panjang.
"Karena itu perlu ditambah lagi (rambu-rambu) menurut penilaian kami," kata Dolly.
Ia menyampaikan pada saat ini di lokasi sudah ditambah himbauan bagi pengguna jalan.
"Mudah-mudahan sopir kalau melihat bisa untuk berhati-hati ketika masuk ke tikungan Liku Lematang," ujar Kapolres Pagaralam.
(Tribunnews.com/Indah Aprilin Cahyani)