News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Sepanjang 2019, BNPB Ungkap Total Kerugian Kebakaran Hutan Capai Rp 75 Triliun

Editor: Fajar Anjungroso
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Seorang warga menggunakan baju spiderman bersama pemadam kebakaran Pandu Siaga memadamkan kebakaran lahan gambut di dekat Perumahan Nuansa Serdam Residence, Kubu Raya, Kalimantan Barat, Jumat (20/9/2019) sore. Aksi ini sebagai dukungan kepada petugas yang tak kenal lelah melaksanakan pemadaman kebakaran hutan dan lahan. TRIBUN PONTIANAK/DESTRIADI YUNAS JUMASANI

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Larasati Dyah Utami

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) merilis data total kerugian kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) sepanjang tahun 2019.

Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan (Kapusdatimnas) BNPB, Agus Wibowo menyatakan total kerugian Karhutla tahun 2019 mencapai Rp 75 triliun.

"Sepanjang tahun 2019 itu ada karhutla, tapi yang paling dominan saat musim kering dari Juni sampai November," ujar Agus Wibowo, Senin (30/12/2019) di Graha BNPB.

Berdasarkan data yang dihimpun oleh BNPB, sekiranya total 766 kebakaran hutan terjadi di Indonesia selama tahun 2019 dan terdapat 195.332 titik panas di seluruh Indonesia.

Baca: Hujan Deras dan Sungai Tersumbat Kayu Sebabkan Banjir di Wasior

Kapusdatimnas BNPB itu mengatakan, berdasarkan luasan lahan, lewat data yang dirilis oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) totalnya mencapai 942.484 hektar.

"Dari luasnya dari data KLHK totalnya ada 940.485 hektar lahan yang terbakar. Jadi ada sekitar 269.000 hektarnya lahan gambut terbakar," ujar Agus Wibowo memaparkan.

Berdasarkan data tersebut, beberapa provinsi yang dinilai paling tinggi terjadi karhutla adalah Kalimantan Tengah, Kalimantan Barat, Nusa Tenggara Timur, Kalkmantan Selatan dan Sumatera Selatan.

Adapun sebaran titik panas diterangkan Kapusdatimnas BNPB terjadi di Kalimantan Tengah sebanyak 39000 titik panas dan Kalimantan Barat terdapat sebanyak 25000 titik panas

Sedangkan di wilayah Sumatera titik panas paling banyak terdapat di Sumatera Selatan sebanyak 25000 titik panas, lalu Jambi dan Riau yang masing-masing terdapat titik panas sebanyak 12000.

"Puncaknya di bulan September. Itulah paling panasnya. Titik panasnya juga paling banyak dari data-data yang kami kumpulkan," ujar Agus Wibowo.

Dalam konferensi pers akhir tahun, BNPB menyatakan hingga 27 Desember 2019 Indonesia mengalami 3.758 kejadian bencana.

Kedepannya BNPB masih akan terus berupaya mengantisipasi potensi kejadian bencana di tahun 2020 dengan berkoordinasi dan bersinergi dengan badan-badan yang terkait untuk penanggulangan bencana, termaksud karhutla.

"Pada tahun 2020 potensi kejadian bencana diperkirakan tetap tinggi berdasarkan informasi para ahli maupun institusi resmi Pemerintah, untuk itu diperlukan upaya untuk antisipasi kejadian bencana," ujarnya

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini