TRIBUNNEWS.COM - Budayawan Sujiwo Tejo turut berkomentar terkait banjir yang melanda Jabodetabek sejak Rabu (1/1/2020) kemarin.
Sujiwo Tejo menyoroti soal pentingnya program normalisasi Sungai Ciliwung.
Sebab, banjir disinyalir terjadi akibat tidak dilanjutkannya program normalisasi sungai yang melewati wilayah DKI Jakarta.
Selain itu, tingginya curah hujan hingga level ekstrem juga disebut-sebut menjadi salah satu penyebab banjir.
Diketahui, normalisasi awalnya merupakan program pengendalian banjir yang dilaksanakan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta berdasarkan Peraturan Daerah (Perda) Khusu Ibu Kota DKI Jakarta Nomor 6 Tahun 1999 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Daerah Khusus Ibukota Jakarta.
Melansir Kompas.com, Pemerintah pusat sejak 2014 ikut andil membantu Pemprov DKI dalam upaya pengendalian banjir.
Salah satunya yakni dengan cara pengerukan untuk memperlebar dan memperdalam sungai, pemasangan sheetpile atau batu kali (dinding turap) untuk pengerasan dinding sungai, pembangunan sodetan, hingga pembangunan tanggul.
Namun, sejak 2017 program tersebut terhenti lantaran tak lagi dibebaskannya lahan di sepanjang daerah aliran sungai yang akan dinormalisasi oleh Pemprov DKI Jakarta.
Hal itu disebabkan bergantinya program normalisasi menjadi naturalisasi sungai yang digagas Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan.
Anies Baswedan mengklaim, program naturalisasi sungai telah dijalankan Pemprov DKI.