Laporan Wartawan Tribunnews.com, Glery Lazuardi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kivlan Zen mengungkap adanya pemberian uang Rp 50 juta dari terdakwa politikus PPP, Habil Marati.
Pemberian uang tersebut untuk pengerahan massa berdemo mendukung Supersemar atau surat perintah sebelas Maret di depan Istana Negara.
"Dalam rangka demonstrasi Supersemar di depan Istana," ujar Kivlan saat memberikan keterangan sebagai saksi untuk terdakwa Habil Marati di Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Pusat, Selasa (7/1/2020).
Semula, Kivlan Zen mengaku pernah memberikan uang SGD 15 ribu kepada seseorang bernama Helmi Kurniawan alias Iwan.
Baca: Jaksa Konfrontir Keterangan Kivlan Zen-Helmi Kurniawan Soal Pemberian Uang di Singapura
Uang itu untuk mengerahkan massa demonstrasi mendukung Supersemar.
Kivlan Zen mengenal Habil Marati sejak berada di PPP pada awal orde reformasi.
Dia mengaku pernah meminta Iwan untuk menghubungi Habil untuk menambah dana demonstrasi Supersemar.
Uang yang diberikan Habil, kata dia, Rp 50 juta.
Baca: Kivlan Zen Jadi Saksi Mahkota di Sidang Habil Marati
Tetapi, Iwan tidak pernah melaporkan uang dari Habil kepada Kivlan.
"Untuk tambahan demonstrasi. Rencana pengerahan masa 10 ribu. Saya tak tahu (jumlah uang,-red) karena Helmi terima uang tak laporan. Habil membantu Rp 50 juta untuk demonstrasi dukung Supersemar," kata dia.
Sebelumnya, dia mengungkapkan, aksi demonstrasi sudah berhasil digelar dua kali.
Iwan disebut bisa mengerahkan massa dari jawara Banten.
Baca: Kivlan Zen: Polisi dan Wiranto Merekayasa Kasus
"Iwan demo pernah saya tugaskan tahun 2018. Dua kali berhasil. Dia bisa menyiapkan massa jawara Banten," ujarnya.
Namun, kata dia, demonstrasi itu urung terlaksana. Hal ini, karena dia melihat di depan Istana tidak ada demonstrasi.
"Iwan tidak melaksanakan demo. Setelah saya cek (Iwan,-red) mengaku mendampingi Djoko Santoso. Saya cek di depan Istana tak ada demo," katanya.