TRIBUNNEWS.COM - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) kembali melakukan Operasi Tangkap Tangan (OTT).
OTT ini menyasar satu di antara Komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU) pada Rabu (8/1/2020) siang.
"Siang tadi di KPU. Besok (Kamis 9/1/2020) pagi ekspose," ucap satu di antara Pimpinan KPK pada Tribunnews.
Menanggapi kabar ada Komisioner KPU yang terkena OTT, Ketua KPU Arief Budiman angkat bicara.
Dilansir dari tayangan YouTube Kompas TV, Arief mengatakan, ada kabar Wahyu sudah masuk (pesawat).
Berdasarkan informasi yang diperoleh Arief, belum jelas apakah Wahyu tidak jadi terbang atau dikeluarkan dari pesawat.
"Engga jadi terbang atau dikeluarkan dari pesawat atau saya engga tahu informasi detailnya seperti apa," kata Arief yang Tribunnews kutip melalui tayangan YouTube Kompas TV, Rabu (8/1/2020).
Ia menerangkan, tidak ada langkah-langkah yang diambil oleh pihak KPU.
"Langkah khusus, langkah detail, kami nunggu dari KPK dulu deh. Kan saya belum tahu ini peristiwa apa? Seperti apa?," ujarnya.
"Ya nanti kami lihat dulu, nanti kami tunggu dulu deh," terangnya.
Diketahui, yang ikut terkena OTT bersama Wahyu Setiawan, ada satu orang staf Wahyu.
Gebrakan KPK
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) di era Firli Bahuri membuat gebrakan.
Dalam dua hari terakhir, komisi antirasuah tersebut melakukan dua operasi tangkap tangan dalam kasus yang berbeda.
Hari ini, KPK Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) kembali melakukan giat operasi tangkap tangan (OTT).
Diwartakan Tribunnews, kali ini menyasar seorang komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU).
"Siang tadi di KPU. Besok (Kamis 9/1/2020) pagi ekspose," kata salah satu Pimpinan KPK yang enggan disebutkan namanya, Rabu (8/1/2020).
Pimpinan KPK tersebut mengaku belum mendapat nama Komisioner KPU yang di-OTT.
Namun, informasi yang lebih jelas disampaikan Firli.
Ketua KPK Firli Bahuri secara terbuka menyebut Komisioner KPU berinisial WS.
"Komisioner KPU atas nama WS," kata Firli ketika dikonfirmasi, Rabu (8/1/2020).
Dari daftar nama Komisioner KPU 2017-2022, maka inisial WS merujuk kepada Wahyu Setiawan.
Firli menambahkan, OTT dilakukan di Jakarta. Tapi enggan mengungkap lebih jauh
"Kita melakukan penangkapan terhadap para pelaku yang sedang melakukan tindak pidana korupsi berupa suap. Kami masih bekerja," katanya.
Firli juga belum mengungkap terkait praktik rasuah dalam perkara ini.
Termasuk barang bukti yang diamankan dan siapa saja yang diangkut.
"Pemberi dan penerima suap kita tangkap," kata Firli.
KPK memiliki waktu 1x24 jam untuk melakukan pemeriksaan awal terhadap mereka yang terjaring OTT.
Setelahnya KPK akan mengumumkan status hukum dari mereka.
OTT di Sidoarjo
Sebelumnya, Tim penindakan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mengamankan Bupati Sidoarjo Saiful Ilah dalam gelaran operasi tangkap tangan (OTT) pada Selasa (7/12020) kemarin.
Saiful Ilah diamankan bersama sejumlah pihak lainnya.
Saiful Ilah sempat dilakukan pemeriksaan awal oleh KPK di Mapolda Jawa Timur.
Setelah dilakukan pemeriksaan awal, Politikus Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) langsung digiring ke Jakarta.
Wakil Ketua KPK Lili Pintauli Siregar menyebut Saiful diberangkatkan melalui jalur udara dari Bandara Internasional Juanda.
"Sudah diberangkatkan dengan pesawat tadi pagi," ujar Lili saat dikonfirmasi, Rabu (8/1/2020).
Saiful kemudian tiba di Gedung Merah Putih KPK sekira pukul 09.12 WIB.
Ia tampak santai saat tiba di markas antirasuah.
Saiful terlihat mengenakan peci serta setelan jas berwarna hitam.
Saiful mengklaim kaget soal OTT terhadap dirinya.
Ia hanya bergeming saat ditanya terkait dugaan suap pengadaan barang dan jasa di Pemkab Sidoarjo.
"Belum tahu. Saya belum tahu," singkat Saiful di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta Selatan, Rabu (8/1/2020).
Saiful digiring ke KPK bersama dua orang lainnya.
Belum diketahui siapa dua pihak lainnya yang turut diamankan dalam operasi senyap di Sidoarjo.
KPK mempunyai waktu 1x24 jam untuk menentukan status hukum Bupati Sidoarjo serta pihak lainnya yang turut diamankan.
KPK berencana menggelar konpers terkait OTT di Sidoarjo tersebut siang ini.
Kekayaan Bupati Sidoarjo
Menelisik Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) Saiful dari website https://elhkpn.kpk.go. id yang dilaporkan pada 31 Desember 2018, dia tercatat memiliki total harta kekayaan senilai Rp60.465.050.509.
Saiful tercatat memiliki total harta tanah dan bangunan senilai Rp32.832.540.100.
Harta tidak bergerak itu tersebar di wilayah Sidoarjo dan Pasuruan, Jawa Timur.
Selain itu, politikus Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini juga tercatat memiliki harta bergerak berupa alat transportasi dan mesin dengan total Rp570.000.000.
Kendaraan milik Saiful itu di antaranya :
- Mobil Toyota Kijang tahun 2000 senilai Rp90.000.000.
- Mobil Honda Accord Sedan tahun 1987 Rp20.000.000.
- Motor Suzuki Intruder tahun 2001 Rp25.000.000.
- Mobil Toyota Corolla Sedan tahun 1996 Rp45.000.000.
- Mobil Mercedes Benz Sedan tahun 1997 Rp150.000.000.
- Mobil Jaguar Sedan tahun 2000 Rp100.000.000.
- Mobil Nissan Terrano Jeep tahun 2001 Rp60.000.000.
- Mobil Mercedes Benz Sedan tahun 1989 Rp45.000.000.
Saiful juga tercatat memiliki harta bergerak lainnya senilai Rp1.444.500.000.
Ia juga memiliki surat berharga dengan total Rp63.500.000.
Dikabarkan ia juga memiliki kas dan setara kas senilai Rp25.554.510.409.
Oleh karenanya, Saiful tercatat memiliki harta dengan total Rp60.465.050.509.
KPK menduga operasi penindakan ini dilakukan ada penyimpangan terkait pengadaan barang dan jasa.
Kendati demikian, lembaga antirasuah belum menyebut secara rinci berapa orang yang diamankan dalam OTT ini.
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani/Ilham Rian Pratama)