TRIBUNNEWS.COM - Menteri Luar Negeri, Retno Marsudi memberikan himbauan kepada Warga Negara Indonesia (WNI) yang berada di wilayah Iran, Irak dan sekitarnya untuk berhati-hati pasca memanasnya ketegangan antara Iran dan Amerika Serikat.
Himbauan ini berupa rilis yang sudah dikeluarkan oleh Kementerian Luar Negeri (Kemenlu).
"Kementrerian Luar Negeri sudah mengeluarkan rilis yang intinya meminta semua warga Indonesia yang berada di kawasan tersebut untuk terus waspada," ujarnya dilansir melalui YouTube tvOneNews, Kamis (9/1/2020).
Ia juga meminta agar para WNI segera menghubungi Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) dan Kedutaan Jenderal Republik Indonesia (KJRI) jika memerlukan bantuan.
Wanita kelahiran Semarang itu juga menambahkan bahwa rilis yang dikeluarkan Kemenlu sudah terdapat hotline perwakilan-perwakilan Indonesia yang ada di wilayah tersebut tidak hanya di Teheran, Baghdad tapi juga diwilayah-wilayah sekitarnya.
Menurutnya jika berbicara jumlah, WNI yang terdapat dikawasan tersebut berjumlah lebih dari 1 juta orang.
"WNI kita memerlukan bantuan karena sekali lagi kita yakin kalau kita bicara kawasan maka jumlah WNI kita lebih dari 1 juta," ungkapnya.
Sebelumnya, Pakar Timur Tengah Universitas Indonesia, Abdul Muta'ali turut berkomentar terkait Iran yang memborbadir pangkalan militer Amerika Serikat di Irak, dengan puluhan rudal pada Rabu (8/1/2020) dini hari.
Menurutnya, ini merupakan pemenuhan janji Iran untuk membalas dendam kepada Amerika Serikat, usai pimpinan militer Iran, Qassem Soleimani dibunuh.
Mengingat, Qassem Soleimani merupakan tokoh penting dan tokoh yang berbahaya bagi AS.
Pernyataan ini ia sampaikan dalam program Kabar Petang yang dilansir dari kanal YouTube tvOneNews, Kamis (9/1/2020).
"Kalau Amerika Serikat punya Rambo, maka Rambo Iran itu Qassem Soleimani," kata Abdul.
"Sejak 2011-2018 tidak kurang dari 1500 tentara Amerika Serikat di Iran dan Suriah ini bisa tewas ditangan beliau (Qassem Soleimani)," imbuhnya.
BACA JUGA : Kepala Rudal Ditemukan di Dekat Pesawat Berpenumpang 176 Orang yang Jatuh di Iran
"Bahkan prestasi terbesar dari pasukan Quds yang bergerak memang untuk keamanan Iran di eksternal adalah 2019 ini ketika dapat membumi hanguskan ISIS," jelasnya.
Sehingga menurut Abdul, ini membuat negara Paman Sam ini cukup geram dengan kehadiran Qassem Soleimani yang merupakan tokoh berbahaya.
Pernyataan Abdul ini lantas memancing pertanyaan dari pembawa acara program tersebut.
"Tapi ternyata ini bukan isapan jempol semata, Iran dengan jelas dan tegas langsung membombardir pagar landasan Amerika Serikat di Baghdad,"
"Berani sekali Iran melakukan hal tersebut kepada Amerika yang mengklaim kami yang terkuat dalam segi senjata alutsista?" tanya pembawa acara.
Abdul mengungkapkan bahwa Iran tentu memiliki alasan yang kuat.
BACA JUGA : Menteri ESDM: Ketegangan AS-Iran Reda, Harga Minyak Sudah Turun
"Bahkan ketika pemakaman Qassem Soleimani senin lalu, ia (Iran) mengatakan akan memberikan hadiah Rp 1,1 triliun bagi mereka yang bisa menangkap (Donald Trump). Itu angka yang fantastis," imbuhnya.
"Iran mengatakan demikian tanpa alasan yang lemah," kata Abdul.
"Mereka memiliki kapasitas, selain alutstita mereka memiliki pasukan cyber yang luar biasa," tegasnya.
Sehingga dengan kata lain, Iran telah memiliki perhitungan sendiri saat akan melakukan aksi balas dendam dengan Amerika Serikat. (*)
(Tribunnews.com/Faisal Mohay/Isnaya Helmi Rahma)