Mulai dari pukul 21.00 hingga tengah malam.
Aktivitas yang dilakukan pun cenderung tidak jelas tujuannya.
Jumeri menyebutkan hampir setiap malam kerap mendengar suara tepuk tangan, dan orang bersorak-sorak dari area keraton.
"Kegiatannya mulai ramai dari pukul 21.00 sampai jam 24 .00 malam, keprok-keprok, sorak-sorak," beber Jumeri.
"Hampir tiap malam," lanjutnya.
Seorang warga sekitar bernama Ahmad Riyanto juga mengungkapkan keresahannya terkait aktivitas di dalam Keraton Agung Sejagat.
Riyanto bahkan mengungkapkan bahwa dirinya sangat menentang berdirinya keraton tersebut.
"Sangat menentang, saya nangis batin dalam hati," ungkap Riyanto.
Riyanto mengungkapkan kepedihan yang pernah ia alami dengan anggota Keraton Sejagat.
Mulanya ia menceritakan sempat ada seorang warga yang tak disebutkan namanya, ditantang berkelahi oleh anggota kerajaan.
Tak dijelaskan secara detail bagaiman tantangan berduel itu terjadi, namun Riyanto mengatakan tantangan tersebut juga terjadi pada dirinya.
"Anak itu ditantang sama anggotanya, ditantang gelut," ujar Riyanto.
"Pertama anak itu, terus kedua saya (ditantang)," imbuhnya.
(Tribunnews.com/Anugerah Tesa)