Dengan terbangunnya kepercayaan, kata Jokowi, akan memudahkan bagi Indonesia untuk melakukan berbagai kerja sama.
"Kerja sama KPBU (kerja sama pemerintah dan badan usaha), PPP (public private partnership), dan kerja sama yang lainnya yang akan segera kawasan ini bisa segera diselesaikan. Jadi arahnya ke sana," imbuhnya.
Sementara itu, terkait bentuk pemerintahan ibu kota baru nantinya, Jokowi menyebut kemungkinan besar masih berada di bawah Provinsi Kalimantan Timur.
Namun, lanjutnya, hal tersebut masih bisa berubah dalam pembahasan di DPR.
"Yang paling penting, kemarin saya titip ke Bappenas yang menyiapkan ini, ada fleksibilitas organisasi sehingga ada kecepatan di situ," tuturnya.
"Artinya, tidak seperti organisasi-organisasi yang sudah ada seperti sekarang ini. Artinya, kota itu adalah wilayah administratif," paparnya.
Adapun terkait Badan Otorita Ibu Kota, hingga saat ini ia belum memutuskan siapa yang akan memimpinnya.
Menurutnya, beberapa usulan kandidat sudah masuk kepada dirinya.
"Belum, ini kelas berat. Harus kelas berat karena menyangkut ngerti masalah keuangan, utamanya keuangan global, tapi ngerti juga mengenai urban planning, mengenai tata kota, dan memiliki jaringan internasional," ungkapnya.
Moda Transportasi di Ibu Kota Baru
Jokowi meminta moda transportasi umum di kawasan ibu kota baru, Kalimantan Timur bersistem autonomous (kendaraan tanpa pengemudi).
"Di ibu kota baru nantinya transportasi umumnya, transportasi massa-nya akan menggunakan autonomous vehicle," ujar Jokowi di kantor Presiden, Jakarta, Rabu (15/1/2020).
Diwartakan Tribunnews, karena itu, Jokowi mengingatkan desain kawasan ibu kota dapat mendukung transportasi umum maupun kendaraan pribadi bersistem autonomous vehicle.
"Kendaraan privatnya juga akan menggunakan autonomous car, sehingga desainnya seperti apa tolong ini nantinya pak Menteri Perhubungan dan pak Menteri Riset berbicara mengenai ini, mengenai kesiapan," ucap Jokowi.