TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Natal Taruna Merah Putih (TMP) benar-benar diselenggarakan dengan penuh toleransi dan mencerminkan nilai-nilai Pancasila yang sejati.
Hal ini bukan semata dari kepanitiaan yang beragam dari berbagai suku adan agama. Juga bukan karena acara dihadiri oleh orang Kristen dan Katolik semata, melainkan juga muslim.
Lebih dari itu, hasil kolekte sejumlah Rp 31.049.000 juga tidak hanya diperuntukkan untuk gereja, melainkan juga untuk masjid dan pesantren.
"Hasil kolekte kita bagi lima," kata Ketua Panitia Natal TMP bersama korban banjir di Teluk Gong, Jakarta Utara, Sabtu (18/1/2020) malam.
Menurut Brando, yang juga Sekretaris DPC PDI Perjuangan Jakarta Utara, hasil kolekte itu dibagi menjadi lima bagian, yaitu dua untuk gereja, dua untuk masjid dan satu untuk pesantren.
Untuk gereja di serahkan kepada Gereja HKBP Jakarta Kota di Teluk Gong dan Seksi Sosial Gereja Katolik Filipus Rasul Teluk Gong.
Untuk masjid diserahkan kepada pengurus Masjid Nurul Widha yang ada di Teri Raya, Pejagalan, Penjaringan, Jakarta Utara dan untuk Mushola Al Barokah d jalan Teluk Gong, Penjaringan, Jakarta Utara.
Untuk pesantren diserahkan kepada pengaush Pesantren Al Muhajirin di Teluk Gong.
"Di luar kolekte, kita juga serahkan bantuan berupa 175 al-Quran serta ratusan buku tulis dan buku bacaan lainnya," ungkap Brando.
Sementara Ketua Umum TMP, Maruarar Sirait, mengatakan bahwa hal ini sesuai dengan tema Natal TMP, yaitu "Hiduplah sebagai Sahabat bagi Semua Orang".
Maka TMP senantiasa hadir untuk menjadi sahabat tanpa membedakan suku, agama mapun ras.
Persahabatan itu pun, sambung Maruarar, dibangun dengan sepenuh hati.
"Hal ini juga sebagaimana Bung Karno dan Ibu Megawati Soekarnoputi yang selalu mengajarkan Pancasila yang sejati dengan tidak membedakan latarbekalang agama, suku maupun etnis. Kita juga diajarkan Bung Karno dan Bu Mega untuk menjalankan Pancasila itu dalam kehidupan sehari-hari," demikian Maruarar.