Laporan Wartawan Tribunnews.com Theresia Felisiani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Chaerul pemuda asal Pallameang, Kecamatan Mattiro Sompe, Kabupaten Pinrang, Sulawesi Selatan menginjakan kaki di Istana Kepresidenan Jakarta.
Montir yang berhasil merakit tersebut diundang ke Jakarta oleh KSAU Marsekal TNI Yuyu Sutisna, Senin (20/1/2020).
Selama di Jakarta, Chaerul mendapat kesempatan mengunjungu Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur.
Baca: Pengemudi Honda Jazz yang Tabrak Polisi di Jalan Gerbang Pemuda Positif Konsumsi Ganja
Tidak disangka, Chaerul juga melakukan joyflight di langit Jakarta.
Sore harinya, Chaerul berkesempatan menginjakkan kaki di Komplek Istana Kepresidenan Jakarta.
Disana, Chaerul sudah ditunggu Kepala Staf Presiden (KSP) Moeldoko.
Usai pertemuan, Chaerul mengaku sangat senang karena pesawat jenis Ultralight yang dirakitnya mendapat apresiasi dari banyak pihak.
Baca: Jokowi Bantah UU KPK Hasil Revisi Hambat Kinerja Lembaga Antirasuah
"Senang lah, tidak menyangka bisa sampai Jakarta. Naik pesawat beneran dan sampai diterima Pak Moeldoko," ucap Chaerul.
Chaerul menambahkan sebelumnya dia sempat diundang Bupati Pinrang Irwan Hamid atas keberhasilannya hingga mendapat penghargaan khusus dari bupati.
Diketahui Chaerul sukses membuat pesawat ultralight menggunakan bahan-bahan bekas seperti roda gerobak pengangkut pasir hingga mesin motor.
Tidak langsung berhasil, pesawat tersebut sempat empat kali gagal mengudara.
pada percobaannya yang kelima pesawat hasil rakitannya berhasil terbang sejauh 300 meter di atas pantai Ujung Tape Palameang.
Pesawat rakitan montir asal Pinrang bisa terbang
Setelah lima kali melakukan uji coba, akhirnya pesawat terbang buatan Haerul, montir di Langga, Kelurahan Pallameang, Kecamatan Mattiro Sompe, Kabupaten Pinrang, Sulawesi Selatan, bisa mengudara.
Uji coba kelimanya tersebut dilakukan di Pantai Ujung Tape, Kecamatan Mattiro Sompe, Kabupaten Pinrang, Rabu (15/1/2020).
Sorakan tepuk tangan dan teriakan kegembiraan terdengar sesaat setelah pesawat tersebut berhasil berkeliling di atas permukaan laut Ujung Tape.
Baca: Diduga Tipu Pria Hidung Belang Pakai MiChat, Pasangan Suami Istri di Makassar Ditangkap Polisi
Pesawat dari bahan bekas itu terbang setinggi 20 meter di atas pantai Langga.
Saat terbang, Haerul sempat bermanuver sebanyak dua kali.
"Setelah melakukan beberapa perbaikan dan perubahan posisi mesin. Akhirnya pesawat saya bisa terbang." Kata Haerul usai menerbangkan pesawatnya, Rabu (15/1/2020).
Baca: Pramugari Ungkap Suka Duka Pekerjaannya, Termasuk Gaji Tak Tentu hingga Merasa Kesepian
Penerbangan pesawat kecil buatan Haerul disaksikan puluhan warga Langga, Kabupaten Pinrang.
Haerul mengaku perasaannya campur aduk saat pesawat buatannya akhirnya bisa melayang di udara.
"Pesawat dicoba terbang dengan landasan pasir pantai. Saya terbang dengan perasaan waswas dan juga senang." ujar Haerul.
Peristiwa itu membuat obsesi Chaerul sejak untuk naik pesawat pesawat terbang tercapai.
Montir yang hanya mengeyam pendidikan di sekolah dasar ini bisa mengudara berbekal barang bekas dan mesin motor hasil rakitannya sendiri.
Baca: Tabung Gas LPG Meledak ketika Istri Akan Memasak, Satu Keluarga Tewas Terpanggang
"Yang membuat saya terus semangat adalah obsesi saya ingin menaiki pesawat terbang. Sejak kecil belum pernah naik pesawat. " Jelas Haerul.
Sebelum berhasil terbang pada hari ini, pesawat buatan Haerul pernah diuji coba di Lapangan Malimpung, Kecamatan Patang Panua, Kabupaten Pinrang, Sulawesi Selatan, Minggu (1/12/2019).
Namun, kala itu Haerul gagal menerbangkan pesawatnya.
"Dari hasil uji terbang, kami akan melakukan revisi. Uji coba tadi yang gagal terbang, termasuk pada Haerul jadi pilot, belum terlalu menguasai cara terbang pesawat," kata Halid, mantan penerjun Kopassus Kapten Halid yang selalu mendampingi Haerul.
Suka dukanya
Haerul menceritakan suka duka prosesnya sebelum berhasil menerbangkan pesawat rakitannya itu.
Tak jarang dirinya dihantui komentar nyinyir dari orang-orang sekitar kala bertekad menerbangkan pesawat buatannya tersebut.
Kebanyakan diantara mereka tak yakin bahwa pesawat itu akan berhasil diterbangkan.
Baca: Hujan Deras dan Angin Puting Beliung Terjang Wilayah Sulsel, Satu Orang Tewas Terbawa Arus Banjir
"Mungkin karena beberapa kali dicoba, lalu gagal. Jadi mereka menganggap proyek ini mustahil," kata Haerul.
Meski beragam nyinyiran itu hadir, pria kelahiran 31 Desember 1985 ini tetap teguh dan semangat untuk menyempurnakan pesawatnya sesuai harapan.
"Apalagi, proyek ini hanya sampingan. Kalau ada waktu luang, baru dikerjakan. Jadi proses pengerjaannya santai," jelas Haerul.
Ia menjelaskan, pekerjaan sehari-harinya adalah mekanik di bengkel sederhana miliknya.
Di bengkel itu pulalah proyek pesawat terbang itu dikerjakan.
"Terima kasih untuk segala pihak yang mendukung. Terkhusus keluarga dan rekan saya," jelas Haerul.
Ke depan, ia akan mencoba membuat pesawat yang lebih sempurna dari sebelumnya.
"Itu harapan saya. Saya akan coba buat yang lebih bagus. Misalnya, bisa memuat 3 orang," kata pria yang tak tamat Sekolah Dasar (SD) ini.