TRIBUNNEWS.COM - Wartawan senior, Ilham Bintang layangkan protes kekecewaan terhadap Indosat dan Commonwealth Bank atas kasus terbobolnya uang ratusan juta miliknya.
Ilham Bintang menjadi korban pembobolan rekening di Commonwealth Bank (Commbank) saat ia berada di luar negeri pada 6 Januari 2020 lalu.
Berkaitan dengan sang pelaku yang membajak nomor SIM card Indosat miliknya, akibatnya internet banking Ilham Bintang dapat dibobol dengan mudah.
Atas hal ini, ia sangat menyayangkan lemahnya proses verifikasi dan validasi dari pihak Indosat saat pergantian SIM card yang dilakukan oknum tak dikenal tersebut.
Adapun bukti formulir yang digunakan sang pelaku itu kosong saat ditunjukkan Ilham Bitang.
Bagian formulir yang terisi hanya pada bagian Nama, NIK, jenis layanan, dan bubuhan tanda tangan.
Menurut Ilham Bintang, apabila sang petugas Indosat melakukan proses verivikasi dan validasi lebih ketat, maka kasus pembobolan rekening miliknya mungkin tidak akan terjadi.
"Padahal kalau dia (staf gerai Indosat Bintaro Xchange) mau menjalankan SOP (standar prosedur operasi) sedikit saja lalu mengecek database, maka cerita ini enggak terjadi," kata Ilham Bintang, dilansir Kompas.com (21/1/2020).
Bahkan, sang pelaku kejahatan mengisi nama dan NIK Ilham Bintdang pada formulir penggantian SIM card-nya itu.
Sayangnya, pihak Indosat mengaku lalai dalam meminta fotokopi KTP clientnya saat itu yang juga sang pelaku.
Selain protes terhadap lemahnya perlindungan pelanggan jaringan telepon seluler milik Indosat, ia juga melakukan protes kepada pihak Commonwealth Bank.
Ia bahkan menutup rekening di Commonwealth Bank (Commbank) setelah terjadi kasus pembobolan tersebut terjadi.
Hal ini ia ungkapkan pertama kalinya di Facebook pribadinya pada Rabu, (15/1/2020).
Dalam tulisannya di Facebook, ia mengatakan kejadian yang menimpanya tersebut sangat tidak masuk akal.
"Menunjukkan betapa lemahnya pengawasan bank asing ini: hasil curian leluasa dilayani transfernya seperti membayar cara pay roll gaji karyawan. Saya protes ke pihak Commbank," tulisnya di Facebook.
Oleh karenanya, pada Jumat (17/1/2020) Ilham Bintang akhirnya menutup rekeningnya sekaligus menarik deposito di Commbank tersebut.
Ia menyampaikan, penarikan deposito tersebut berlangsung di kantor cabang Commonwealth, Puri Indah, Jakarta Barat.
Sebelumnya ia menyampaikan protes keras kepada Head Region Commonwealth Bank, Anwar Zainuddin dan Executive Vice President Head of SME Sales, Aris Dawami atas kasus yang menimpanya tersebut.
Kini, Ilham Bintang merasa kecewa atas mudahnya pihak bank memberi akses transfer pada saat kejadian.
Padahal selama dua tahun Ilham Bintang menjadi nasabah di bank tersebut, ia menjelaskan tidak mudah saat melakukan transfer melalui Internet Banking.
"Harus mengisi banyak pertanyaan, dan tidak selalu berhasil. Satu saja data yang salah tulis, trasnfer tidak jalan. Untuk mengambil uang di ATM di Australia, misalnya, dibatasi maksimum AUD 800," tulis Ilham, dalam akun Facebook pribadinya.
Atas beberapa prosedur yang cukup rumit dan ketat tersebut, saat itu ia mengaku tertarik untuk membuka rekening.
Namun, tak disangka pada 6 Januari 2020 terjadi pengaksesan pada rekeningnya hingga mengakibatkan ratusan uang di dalamnya lenyap.
"Tapi pada kejadian pembobolan 6 Januari lalu, hanya dalam waktu beberapa jam saja uang tabungan saya terkuras habis. Rasanya tidak masuk akal, namun begitulah faktanya," tulisnya.
Sementara itu, dalam tulisannya tersebut Ilham Bintang juga menjelaskan sejak uangnya terkuras hingga sekarang dirinya belum menerima surat pernyataan empati amupun maaf secara resmi dari institusi bank asing tersebut.
"Padahal, dua tahun lalu petugas Commbank mendatangi saya menawarkan buka rekening di bank itu untuk bisa melakukan transfer uang bulanan untuk puteri saya yang sekolah di Melbourne," tulis Ilham.
Atas kasus ini, ia pun mengumumkan melalui Facebooknya atas penutupan rekening dan penarikan deposito di Commbank itu.
Ia berharap agar seluruh masyarakat dapat mengambil pelajaran atas kasus yang dialaminya.
Mengenal Commonwealth Bank
PT. Bank Commonwealth atau Commonwealth Bank merupakan anak perusahaan dari Commonwealth Bank of Australia (CBA) yang berbasis di Sydney.
Dikutip dari situs resminya, Commonwealth Bank merupakan institusi keuangan publik terbesar di Australia yang terdaftar pada Australia Securities Exchange (ASX).
Adapun produk dan pelayanannya meliputi pendanaan ritel yakni rekening giro dan tabungan, deposito berjangka, juga kartu debit.
Selain itu, Commbank juga melayani pinjaman yang terdiri dari dua jenis pinjaman, antara lain:
- Ritel: KPR, Pinjaman Pribadi, Auto loans (Joint Finance)
- UKM: Pinjaman Berjangka, Pinjaman Bergulir dan Overdraft.
Selain itu, ada pula Wealth Management yakni produk-produk Investasi dan Treasury, Bancassurance, Safe Deposit Boxes (SDB), dan Mobile Banking.
Data per Agustus 2019 menyebutkan statistik perusahaan Commbank sebagai berikut:
- Commbank memiliki total aset sejumlah Rp 23 triliun.
- Commbank memiliki total Pendanaan Pihak Ketiga sejumlah Rp 16 triliun.
- Commbank memiliki total pinjaman sejumlah Rp 14 triliun.
- Rasio Kecukupan Modal (CAR) sebesar 23.33 persen.
Lalu, Commbank memiliki kantor cabang sebanyak 35 kantor.
Adapun cakupan jaringan yang meliputi 26 kota.
Juga memiliki mesin ATM sebanyak 84 unit.
Commonwealth Bank adalah bagian dari strategi jangka panjang CBA untuk memperluas bisnisnya di Asia Pasifik, khususnya di Indonesia dan Cina.
Di Indonesia, ditandai dengan pembukaan kantor perwakilannya pada tahun 1992.
Pada tahun 1997, CBA mendirikan perusahaan patungan untuk menyediakan layanan perbankan korporasi bagi entitas bisnis Indonesia.
Selanjutnya, CBA menjadi Commonwealth Bank dengan pihaknya sebagai pemegang saham mayoritas pada tahun 2000.
Pada tahun 2007, sebagai bagian dari rencana ekspansi untuk mengembangkan pasar Usaha Kecil dan Menengah (SME), Commonwealth Bank mengakuisisi Bank Artha Niaga Kencana (ANK) yang berbasis di Surabaya.
Akuisisi ini menetapkan jejak Commonwealth Bank untuk memperluas jangkauannya ke Indonesia Timur.
(Tribunnews.com/Nidaul 'Urwatul W) (Kompas.com/Wahyunanda Kusuma Pertiwi)