TRIBUNNEWS.COM - Lutfi Alfiandi si 'pembawa bendera' di tengah aksi demo tolak RUU KPK mengaku telah dianiaya oknum polisi saat dimintai keterangan di Polres.
Luthfi menyebut dirinya dipukuli dan distrum untuk dipaksa mengaku telah melempar batu kearah petugas keamanan saat demo berlangsung.
Hal ini ia sampaikan melalui sebuah video yang diputar dalam acara 'Mata Najwa' pada Selasa (22/1/2020), malam.
Dalam acara tersebut juga hadir ibunda Lutfi, Nurhayati.
Setelah mendengar pernyataan Lutfi, Nuhayati menangis.
Ia mengaku baru mengetahui anaknya distrum saat proses persidangan kemarin.
"Kalau dipukuli dia (Lutfi) cerita, cuma kalau masalah disetrumnya enggak," ujarnya. yang dilansir dari kanal YouTube Najwa Shihab, Rabu (23/1/2020).
Nurhayati berpendapat bahwa sang anak sengaja tidak cerita karena tidak ingin ibunya sedih.
"Mungkin dia kasihan sama mamahnya, nanti kepikiran," kata Nurhayati.
"Gimana ya mbak (Najwa Shihab), saya ini orang tuanya saja tidak pernah mukul, sama sekali," jelasnya.
"Jadi waktu dengar dia disetrum gimana gitu mbak," imbuhnya sambil menahan tangisannya.
Pemandu acara, Najwa Shihab kemudian bertanya terkait kapan Nurhayati mengetahui perlakuan yang didapat Luthfi saat menjalani proses pemeriksaan.
"Jadi Ibu baru tahu ketika dipersidangan kemarin?" tanya Najwa.
"Iya," timpal Nurhayati.
Nurhayati menjelaskan kemungkinan alasan lain kenapa Lutfi tidak tega untuk menceritakan kejadian tersebut.
"Mungkin karena saya kalau besuk dia kan nangis terus," ujarnya.
"Gimana enggak nangis si mbak setiap saya besuk dia bilang 'mamah tolong keluarin dari sini (penjara)' gitu," imbuhnya.
"Mungkin dari situ, kalau takut mamahnya nangis, tapi kalau mukul dia cerita, cuma tidak sampai parah gitu," jelasnya.
Nurhayati juga mengungkapkan dia baru mengetahui tentang muka Lutfi yang sempat ditutup plastik saat proses pemeriksaan.
"Saya malah baru tahu tadi kalau mukanya di kasih plastik kaya gitu, kan enggak bisa nafas," ujarnya.
"Kalau anak saya meninggal gimana? dia (pihak kepolisian) mau tanggung jawab apa enggak?" tegasnya.
Video Pengakuan Luthfi si 'Pembawa Bendera' di Mata Najwa
Lutfi Alfiandi bercerita terkait kronologi kejadian yang dia alami, mulai dari penangkapannya hingga perlakuakan kekerasan yang diterimanya saat melakukan proses pemeriksaan di kantor polisi.
Lutfi mengaku saat diperjalanan pulang ke rumah, tiba-tiba pria berpakaian preman menangkapnya.
"Pada saat mau masuki Adzan maghrib saya pulang dan saat itu sedang dibonceng sama teman saya," kata Lutfi.
"Pada saat saya mainan HP begini, tiba-tiba langsung di-bekep sama petugas berpakaian preman gitu, langsung dibawa ke dalem," imbuhnya.
Lutfi mengaku tidak diberikan penjelasan terkait penangkapan dirinya.
"Jadi langsung ditangkap dan dibawa ke atas," tuturnya.
Ke esokan harinya ia pun menjalani proses pemeriksaan.
"Pada saat saya di BAP ini kan saya enggak di-dampingin," ujarnya.
"Jadi semua yang diamankan itu enggak didampingi oleh kuasa hukum," jelanya.
Lutfi kemudian mengatakan dirinya sempat mendapatkan pukulan dari oknum polisi di badan dan bagian mukanya.
"Pertama mereka mukul muka gitu, eh terus tiba-tiba ada salah satu anggotanya," jelas lutfi.
"Jadi saya di-hadapin ke tembok, saya disuruh jongkok terus saya dipukul," imbuhnya.
"Awal mereka mukul muka terus mukul ulu hati pakai tangan. Sakit rasanya," kata Lutfi.
Tidak berhenti samapai disitu, menurut penuturannya, kepalanya sempat diikat dengan plastik untuk beberapa saat.
"Mereka langsung ambil plastik kan di meja seperti ini, lalu diikat ke kepala saya. Itu enggak lama, langsung dibuka lagi." ujarnya.
Luthfi kemudian dibawa ke sebuah ruangan.
Dalam ruangan tersebut Lutfi dipaksa untuk mengaku telah melempari petugas saat demo.
"Habis itu mereka bawa saya ke dalam ruangan, di dalam ruangan itu ada ruangan lagi," kata Lutfi.
"Saya dibawa ke ruangan itu, ditutup mata saya diikat pakai kain." imbuhnya.
Kuping kanan dan kiri Luthfi dijepit dan ia pun disuruh jongkok.
"Nah pada saat itu saya ditanya lagi lempar berapa kali," jelas Lutfi.
Namun, Luthfi yang merasa tidak melakukan aksi pelemparan pun membantah pertanyaan oknum polisi tersebut.
Tiba-tiba ia mendapat setruman dari aparat tersebut.
"'Saya enggak nglempar pak', lalu setruman itu mulai berjalan." ujarnya.
Lutfi mengaku mendapat setruman sekira setengah jaman.
"Pokoknya pertanyaan (kamu lempar berapa kali) itu yang terus mereka tanyakan kepada saya," kata Lutfi.
Namun, karena kepala sudah merasa pusing dan badannya lemas, dengan terpaksa Lutfi mengakui hal yang tidak dia lakukan.
(Tribunnews.com/Isnaya Helmi Rahma)