TRIBUNNEWS - Dalam proses persidangan, Lutfi Alfiandi bercerita dia dipaksa mengaku melempar batu ke arah aparat.
Menurut Lutfi, dirinya disiksa beberapa kali sampai mengiyakan pertanyaan aparat tersebut.
"Mereka (polisi) langsung ambil plastik mengikat leher saya, buka lagi, lalu saya dibawa ke ruangan. Ditutup mata saya, diiket kain matanya, telinga saya dijepit, disuruh jongkok," terang Lutfi dalam tayangan Mata Najwa (22/1/2020)
Setelah itu Lutfi ditanya polisi tentang dirinya yang melempar batu atau tidak.
Lutfi yang spontan berkata tidak, kemudian disetrum melalui telinganya.
"Saya disuruh duduk, terus disetrum, ada setengah jamlah. Saya disuruh ngaku kalau lempar batu ke petugas, padahal saya tidak melempar," ujar Lutfi di hadapan hakim, Senin (20/1/2020), dikutip dari Kompas.com
Penyiksaan itu terhenti saat polisi mengetahui foto Lutfi viral di media sosial.
"Waktu itu polisi nanya, apakah benar saya yang fotonya viral. Terus pas saya jawab benar, lalu mereka berhenti menyiksa saya," ujar dia.
Nasir Djamil Anggap Perlakuan Oknum Meresahkan
Anggota DPR Komisi 3, Nasir Djamil mengaggap adanya perlakukan oknum polisi seperti yang dikatakan Lutfi meresahkan.
"Ini biadab, oknum-oknum seperti ini harus diperiksa," ujarnya pada tayangan Mata Najwa (22/1/2020).
"Ini menurut saya jauh dari kesan kalau polisi itu humanis, tentu ini oknum, dan ini merisaukan kita," lanjutnya.
Dia menganggap aksi Lutfi semata-mata hanya untuk menjalankan demokrasi.
"Yang dilakukan Lutfi merupakan ruh demokrasi, jadi tidak pantas Lutfi diperlakukan seperti itu," tambahnya.