Laporan Wartawan Tribunnews.com, Seno Tri Sulistiyono
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) membela Menteri Pertahanan Prabowo yang kerap dikritik sering ke luar negeri saat menjabat sebagai menteri di Kabinet Indonesia Maju.
"Jadi kalau ada yang mempertanyakan, pak Menhan pergi ke sebuah negara, pergi ke sebuah negara, pergi ke sebuah negara, itu adalah dalam rangka diplomasi pertahanan, bukan sekedar jalan-jalan," kata Jokowi saat Rapim Kemenhan, Jakarta, Kamis (23/1/2020).
Menurut Jokowi, jika ada pihak yang mempertanyakan seringnya kunjungan ke luar negeri oleh Prabowo maka orang tersebut belum mengetahui urusan diplomasi sebuah negara di sektor pertahanan.
Ia pun menjelaskan bahwa dalam rangka pengadaan alat utama sistem senjata (alutsista), perlu melihat secara langsung produk yang akan dibeli agar diketahui kualitasnya secara baik.
"Dalam rangka melihat alutsista yang ingin kita beli, bagus atau tidak bagus, bisa digunakan atau tidak bisa digunakan, semuanya dicek. Itu sudah kita diskusikan dengan pak Menhan, tidak sekali dua kali, banyak nih yang tidak tahu," tutur Jokowi.
Baca: Presiden PKS Kritik Prabowo yang Sering ke Luar Negeri: Sekarang di Dalam Jangan Tipis Telinga?
Baca: Dianggap Berpeluang di Pilpres 2024, Sandiaga Uno Ogah Maju Jika Ada Prabowo
Diketahui, sejak menjabat sebagai Menteri Pertahanan, Prabowo sudah melawat ke sejumlah negara, di antaranya Malaysia, Thailand, Turki, China, Filipina, Jepang, Prancia dan Jerman.
Kritik PKS
Belum lama ini Partai Keadilan Sejahtera mengkritik kunjungan kerja Menteri Pertahanan Prabowo Subianto ke luar negeri.
Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad juga langsung memberikan responnya.
Dia menegaskan, diplomasi pertahanan yang dilakukan Prabowo dengan negara-negara asing tersebut atas perintah Presiden Joko Widodo.
"Kunker itu atas perintah Presiden, dalam rapat terbatas (diminta) untuk meninjau meningkatkan hubungan kerja sama pertahanan dengan negara-negara yang dikunjungi," kata Dasco di DPR, Senayan, Jakarta, Jumat (17/1/2020).
"Ini sekaligus melihat alat-alat pertahanan. Jadi bukan kehendak Pak Prabowo untuk jalan-jalan," ujar dia.
Dasco pun meminta PKS tidak genit berkomentar.
Ia mengatakan, kepergian Prabowo ke luar negeri tersebut telah melalui keputusan rapat terbatas menteri dan presiden.
"Ya dalam rapat terbatas (diminta Jokowi). Dalam rapat-rapat bidang pertahanan. Satu lagi, (PKS) jangan genit," kata dia.
Sebelumnya, Partai Keadilan Sejahtera (PKS) mengkritik kunjungan kerja Menteri Pertahanan Prabowo Subianto yang hingga saat ini tercatat sudah ke tujuh negara.
Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera mengingatkan mengenai pesan Presiden Joko Widodo yang sempat menyatakan bahwa kunjungan atau studi ke luar negeri juga bisa dilakukan melalui ponsel.
"Pak Jokowi saat 16 Agustus 2019 lalu mengingatkan agar meminimalkan kunjungan ke luar negeri. Bahkan secara demonstratif beliau menunjukkan via HP-nya, kunjungan luar negeri bisa melalui HP (ponsel).
Dunia sudah terkoneksi," kata Mardani kepada wartawan, Jumat (17/1/2020).
Selain itu, kata dia, kunjungan kerja ke luar negeri mesti memiliki tujuan yang jelas. Mardani berharap ada timbal balik yang setimpal dari kunjungan kerja Prabowo ke tujuh negara itu.
"Kunjungan ke luar negeri monggo saja dilakukan, tetapi mesti dipastikan return on investment-nya jauh lebih baik. Dan semua perlu disampaikan kepada publik secara transparan," ujar dia.