Sementara di kota Beijing, Sanghai, dan Hongkong terdapat sedikit pasar yang melayani para pencari binatang liar untuk dikonsumsi.
Namun, di beberapa bagian Laos, Vietnam, Kamboja dan negara-negara Asia Tenggara lainnya, masih ditemukan hidangan eksotis dari semua jenis hewan yang dijual.
Di antaranya adalah trenggiling, musang, salamander, kalajengking, landak, bahkan anjing serigala.
Menurut catatan pengadilan, pihak berwenang di Hubei, Wuhan telah menangani penyelidikan terhadap 250 kasus yang berkaitan dengan perdagangan satwa liar dan perburuan liar pada 2019 lalu.
Hubei sendiri merupakan rumah bagi Shennongjia, cagar alam warisan dunia UNESCO yang terdapat habitat keanekaragaman dengan banyaknya spesies langka.
Di cagar alam tersebut bahkan terdapat macan tutul, monyet berhidung emas, dan salamander raksasa Cina.
Tetapi ternyata penegakkan hukum dalam perburuan liar tersebut tidak lah terlalu ketat.
Hanya saja pada 2004 Cina telah menerapkan hukuman penjara terhadap orang yang mengonsumsi spesies yang dilindungi dengan undang-undang dengan maksimal hukuman tiga tahun penjara.
Update Jumlah Penduduk Wuhan, Cina yang Terjangkit Virus
Sementara masih dalam Daily Mail, pihak berewenang di Wuhan telah mencegah siapapun yang meninggalkan kota Wuhan.
Hingga Minggu (26/1/2020) pukul 17.00 WIB tercatat sebanyak 2.077 orang terjangkit atau terkena infeksi virus Corona.
Sementara 56 orang dari jumlah tersebut telah dinyatakan tewas akibat virus mematikan Corona.
Ke-56 orang itu seluruhnya berasal dari Cina.
Banyak orang yang frustasi di rumah sakit di Cina yang butuh waktu lama untuk menunggu pemeriksaan dokter.