TRIBUNNEWS.COM - Menteri Kesehatan (Menkes), Terawan Agus Putranto mengimbau masyarakat agar tidak panik dalam menanggapi virus corona.
Hal ini dilakukan agar pencegahan dari virus tersebut dapat dilakukan secara efektif.
Pernyataan ini ia ungkapkan ketika Kementerian Kesehatan menggelar rapat koordinasi penanganan virus corona, Senin (27/1/2020).
"Dari 1,4 milyar penduduk sana (China) ya paling 2 ribuan (yang terkena virus corona)," ujarnya yang dilansir dari kanal YouTube metrotvnews, Senin (27/1/2020).
"2 ribu dari 1,4 milyar itu kan kayak apa. Karena itu pencegahannya jangan panik, jangan resah. Enjoy saja, makan yang cukup," tegasnya.
Terawan juga menekankan agar masyarakat agar selalu memakai masker saat terserang flu ataupun batuk.
Ia juga mengimbau selalu menjaga imunitas tubuh dengan menjalankan gaya hidup yang sehat.
"Kalau kita hanya duduk-duduk saja imunitas akan turun, untuk itu, bergerak paling tidak 15-30 menit berjalan," ujarnya.
"lumayan lah kita dapat menggerakan badan," imbuhnya.
Terawan juga mengingatkan pentingnya sarapan sebelum memulai akivitas.
"Ya makanlah, ya paling tidak sarapan pagi, kalau ini lupa karena bekerja terus ya mudah masuk angin," kata Terawan.
"Yasudahlah imunitas kita turun, dan mudah kena (virus)," imbuhnya.
Menkes RI kemudian menegaskan kembali terkait petntingnya pola hidup sehat.
Hal ini untuk mencegah terserangnya virus corona.
"Coba diamati saja yang di Wuhan, tidak semua kena (virus corona), " ujarnya.
"Memangnya yang kontak dengan itu langsung kena? kan enggak," imbuhnya.
"Kenapa? makanya jaga imunitas tubuh kita, dengan cara gaya hdup sehat," tegasnya.
Diberitakan sebelumnya, dalam rapat koordinasi tersebut, Dirjen P2P Kemenkes menyampaikan hasil laporan yang dikonfirmasi oleh WHO per tanggal 26 Januari.
Terkait dengan kasus virus corona ini ada sekira 2014 kasus, dimana sekira 1985 kasus berada di Tiongkok (China).
Sementara, 761 kasus berada di provinsi Hubei, serta sekira 29 kasus yang tersebar di berbagai negara.
Dilihat dari beberapa kasus tersebut, WHO menyampaikan bahwa setiap orang yang terkena virus mematikan ini harus masuk dalam masa inkubasi dua hingga sepuluh hari.
Sementara itu, menurut Kemenkes beberapa upaya juga telah dilakukan untuk mencegah virus corona ke Indonesia.
Adapun diantaranya, seperti memasang 195 thermal scanner di 135 pintu masuk negara.
Menyiapkan beberapa logistik seperti masker n95 dan beberapa alat seperti helath alert card (Kartu kewaspadaan kesehatan).
Selain itu, juga ada 21 kapsul evakuasi yang siap digunakan serta beberapa rumahsakit yang ditunjuk untuk rujukan.
Menteri Kesehatan, Terawan Bantah Kelelawar Sebabkan Virus Corona
Menkes Terawan membantah kelelawar sebagai hewan yang dapat memicu terjangkitnya virus corona.
"Hoaks itu. Kelelawar dan semacamnya. Tidak ada," ujarnya yang dilansir dari kanal YouTube metrotvnews, Senin (27/1/2020).
Terawan juga menghimbau masyarakat terus meningkatkan kewaspadaan terkait penyebaran virus corona.
"Terus dilakukan kewaspadaan tinggi dan hidup sehat," imbuhnya.
Jokowi Imbau Masyarakat Untuk Selalu Waspada
Sementara itu, terkait maraknya virus Corona, Presiden Joko Widodo (Jokowi) kembali menegaskan, bahwa masyarakat perlu hati-hati dan meingkatkan kewaspadaan.
Terutama terhadap gejala-gejala yang ditimbulkan oleh virus mematikan tersebut.
"Yang paling penting, hati-hati, waspada terhadap gejala-gejala yang ada," kata Jokowi yang dilansir dari kanal YouTube Skretariat Presiden, Senin (27/1/2020).
Di sisi lain, senada dengan Terawan, Presiden RI juga meminta agar masyarakat tidak panik akan adanya virus tersebut.
Karena pemerintah kini tengah memastikan adanya pengawasan di semua bandara di Indonesia.
Terutama yang melayani penerbangan menuju atau dari China.
"Saya kira pengawasan di semua bandara kita yang berhubungan dengan flight dari dan ke Tiongkok juga kita lakukan," jelas Jokowi.
"Tapi sekali lagi ini bukan sesuatu yang mudah, karena pada masa inkubasi itu panas kadang-kadang tidak terdeteksi dengn scaner yang kia miliki," imbuhnya.
"Semua negara saya kira mengalami hal yang sama," lanjut Jokowi.
(Tribunnews.com/Isnaya Helmi Rahma)