TRIBUNNEWS.COM, PALEMBANG - Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo mengatakan akan memaksimalkan sektor perikanan budidaya di Sumatera Selatan, sesuai arahan Presiden Joko Widodo saat ia dipanggil sebagai menteri pada Oktober lalu.
Hal ini disampaikan Menteri Edhy saat bersilaturahmi dengan Gubernur Sumsel Herman Deru beserta Bupati dan Wali Kota se-Sumatera Selatan di Griya Agung atau Rumah Dinas Gubernur Sumsel, Minggu (26/1/2020) malam.
"Waktu saya dipanggil Presiden sebagai menteri, ada dua arahan Presiden. Maskimal budidaya dan perbaiki komunikasi dengan nelayan. Saat mendengar budidaya saya ingat kampung halaman saya Sumatera Selatan," papar Menteri Edhy disambut tepuk tangan hadirin.
Pemilihan Sumsel sebagai sentra budidaya perikanan, Menteri Edhy menjelaskan, bukan semata-semata karena Sumsel adalah kampung halamannya. Lebih dari itu, ia melihat banyak potensi di bidang perikanan di Sumatera Selatan yang belum digarap maksimal.
Ia mencontohkan Kabupaten Musi Rawas yang telah lama menyiapkan lahan sebagai lokasi perikanan budidaya ikan indukan serta Pulau Maspari yang rencananya akan dijadikan pusat pembenihan ikan dan udang. Menteri Edhy ingin program-program budidaya ini segera terlaksana.
Yang paling utama, kata Menteri Edhy, ia ingin mengoptimalkan budidaya serta terus membangun komunikasi dengan stakeholder dimana pun, termasuk Sumsel. Tujuannya agar program-program di sektor kelautan dan perikanan bisa terealisasi dan dinikmati masyarakat luas.
Menteri Edhy ingin Sumsel yang sudah kental dengan tradisi budidaya ikan, tidak lagi mengeluhkan soal pembenihan, pembesaran, mahalnya pakan dan lainnya. Sebab ada banyak program KKP yang bisa membantu hal itu.
"Semua jenis ikan bisa dibudidayakan di Sumsel. Ikan Belida sekarang sudah bisa diperbanyak, ikan baung, ikan gabus, ikan kerapu sudah bisa dibudidayakan. Tinggal kesungguhan stakeholdernya agar ikan ini terus bertambah dan terjaga keberadaanya," sambungnya.
Tak hanya budidaya, Menteri Edhy juga ingin perikanan tangkap ikut menjadi perhatian. Mengingat potensi di sektor ini juga cukup besar, seperti di wilayah Sungsang, Kabupaten Banyiasin.
Menteri Edhy ingin Sungsang menjadi Tempat Pendaratan Ikan (TPI) strategis. "Potensi ikannya bisa 700 ribu ton per tahun, jika 50 ton saja yang masuk Sumsel maka suplai aman, apalagi pasarnya sangat dekat (Palembang)," jelasnya.
Tingginya potensi ini juga dibuktikan dari tangkapan kapal-kapal di wilayah laut Riau, Bangka hingga Batam. Karena itu, Menteri Edhy berharap, TPI di Sungsang akan menjadi yang terbesar di Sumsel.
Sementara itu, Gubernur Sumsel Herman Deru dalam sambutannya mengatakan bahwa warga Sumsel sudah sangat akrab dengan ikan dan makanan penuh protein ini, karena sudah menjadi kebutuhan bagi masyarakat Sumsel. Karenanya ia berharap digulirkannya program perikanan budidaya di Sumsel, baik budidaya ikan maupun udang air tawar.
"Di Sumsel ini sangat tergantung dengan ikan. Bahkan, ikan busuk saja dimakan namanya "Pekasam" ini menunjukan betapa besarnya konsumsi ikan di Sumsel," ujar Deru.
Herman Deru juga berharap ada program KKP yang digulirkan terkait pelestarian ikan-ikan kebanggaan yang ada di Sumsel seperti Ikan Baung, Ikan Belida, dan lainnya.
"Kami ingin kembalikan citra Sumatera Selatan seperti dulu. karena ikan belida itu di Sungai Musi sangat berkurang. Bahkan untuk konsumsi dan pembuatan pempek, ikan belida dikirim dari Kalimantan dan Riau," ungkapnya.
Hadir pada silaturahmi tersebut Pangdam II Sriwijaya, Mayjen TNI Irwan, S.I.P., M. Hum., Wakil Ketua DPRD Provinsi Sumsel, Kartika Sandra Desi, para bupati/walikota se Sumsel, pimpinan instansi vertikal dan para pimpinan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) dilingkungan Pemerintah Provinsi Sumsel.