TRIBUNNEWS.COM - Pencopotan Direktur Jenderal (Dirjen) Imigrasi Ronny Franky Sompie oleh Menkumham Yasonna Laoly menjadi sorotan publik ditengah bergulirnya kasus buronnya Harun Masiku.
Harun Masiku menjadi buronan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) setelah diduga terlibat suap yang menjerat Komisioner KPU Wahyu Setiawan.
Kasus tersebut kian berlarut hingga berbuntut pada pencopotan Dirjen Imigrasi Ronny F Sompie oleh Menkumham Yasona Laoly.
Dikabarkan pada tanggal 7 Januari 2020, Harun Masiku telah berada di Indonesia, akan tetapi Yasonna H Laoly kekeh menyatakan Harun Masiku masih berada di luar negeri.
Setelah pernyataan tersebut, Yasonna dilaporkan oleh ICW dan sejumlah LSM yang tergabung dalam koalisi masyarakat sipil.
Beberapa hari setelah pelaporan itu, Yasonna lalu mencopot Ronny F Sompie dari jabatan Dirjen Imigrasi.
Yasonna Laoly mengatakan, Dirjen Imigrasi Ronny Sompie dicopot dari jabatannya karena ia anggap paling bertanggung jawab atas keterlambatan informasi terkait kepulangan eks caleg PDI-P, Harun Masiku ke Indonesia.
Selain itu, Yasonna menyebut pencopotan Ronny dari jabatan Dirjen Imigrasi agar memudahkan penyelidikan keterlambatan informasi kepulangan Harun Masiku.
"Untuk supaya terjadi betul-betul hal yang independen, supaya jangan ada terjadi conflict of interest nanti. Saya sudah memfungsionalkan Dirjen Imigrasi dan Direktur Sisdiknya. Direktur Sistem Informasi Keimigrasian," ujar Yasonna di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (28/1/2020), seperti dikutip Kompas.com.
Hingga kini, Ronny tak banyak bicara dan menjelaskan ke publik perihal pencopotan dirinya.
Politikus Partai Demokrat Ferdinand Hutahean turut mengomentari terkait pencopotan Dirjen Imigrasi Ronny F Sompie oleh Menkumham Yasona Laoly.
Menurutnya, banyak yang menyoroti kasus tersebut dan menganggap Ronny F Sompie dikorbankan dalam hal ini.
"Menurut saya, Ronny F Sompie ini memang menjadi korban yang dikorbankan untuk menjadi way out, jalan keluar bagi Yasonna supaya selamat dari laporan itu," tutur Ferdinand Hutahaean saat berbicara di tvOne, Rabu (29/1/2020).
"Ronny F Sompie dikorbankan dan rela dikorbankan, karena sampai sekarang pun Ronny F Sompie tidak melakukan perlawanan apa pun atau menyampaikan apapun," lanjutnya.
Ia menilai Yasonna berhasil menggunakan kecerdasan untuk mencari jalan selamat dari kasus pelaporan tersebut.
"Di sinilah cerdasnya Yasona sebagai profesor hukum dia mencari wayout untuk dirinya, atas dugaan penghalang-halangan penyidikan yang telah dilaporkan oleh kawan-kawan aktivis anti korupsi," jelasnya.
Lebih lanjut, Ferdinan berharap agar Ronny F Sompie berbicara ke publik untuk menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi.
"Terkait dengan pencopotan Ronnie F Sompie ini kita harap Ronny Sopmpie bicara tentang apa yang sebenarnya terjadi," terang ferdinand.
Jika hal itu tidak dilakukan, maka menurutnya publik tidak boleh disalahkan jika menduga yang tidak-tidak.
Terlebih kasus tersebut melibatkan partai yang tengah berkuasa saat ini.
"Karena melibatkan partai yang sedang berkuasa saat ini, jadi segala sakwasangka praduga tentu akan muncul dan spekulatif dari publik akan terus tumbuh," ungkapnya.
Ia berharap agar pemerintah serius menangani kasus ini, lebih lanjut Ferdinand berharap kepada pihak yang terlibat konflik kepentingan agar meletakkan jabatannya.
"Maka disini kita berharap ada keseriusan dari pemerintah dan pihak-pihak terlibat dan terindikasi konflik interset sebaiknya meletakkan jabatannya supaya ini lebih clear untuk kedepan diselesaikan," jelasnya.
(Tribunnews.com/Tio)