Sebelum kejadian berlangsung, ada tiga orang yang berbicara dengan pria tersebut.
Diduga, ketiga orang itu adalah anak-anaknya yang meminta ayahnya tidak nekat terjun dari flyover setinggi kurang lebih 5 meter itu.
Seorang saksi mata dalam peristiwa itu, Taufik Subandi (33) mengatakan, sebelum aksi nekat itu, pria tersebut tampak berjalan ditemani tiga orang yang diperkirakan adalah anak korban.
"Jadi jalan dari bawah sama anaknya," kata Taufik pada TribunJatim.com (grup surya.co.id) di lokasi, Rabu (29/1/2020).
Setelah mencapai bagian tengah jembatan layang, sekitar 100 meter dari bibir utama jalan jembatan layang yang terhubung langsung dengan jalan utama itu, Taufik melihat mereka sedang bercakap-cakap.
"Lalu tampak ketiga anaknya berjalan kembali menuruni jembatan melintasi jalan yang sama. Mungkin memang anaknya disuruh turun," sambungnya.
Meski ketiga anaknya telah turun dari jembatan, lanjut Taufik, mereka juga masih terlibat percakapan.
Setahu Taufik, korban sempat berujar kepada anak-anaknya yang menunggu di bawah jembatan bahwa tidak akan melakukan aksi nekat apapun yang mencelakai dirinya.
Namun, gelagat untuk meloncat dengan maksud mengakhiri hidupnya malah makin jelas, selepas para anaknya berangsur pergi dari lokasi tersebut.
"Cuma yang disesalkan, anaknya pas disuruh pulang, bapaknya terjun. Sebelum itu bapaknya sudah berjanji kalau anaknya pulang, dia tidak akan terjun," ungkapnya.
Bibit yang mengenakan kaus cokelat tanpa lengan, dan bercelana pendek warna abu-abu itu, malah menaiki pagar pembatas jembatan layang setinggi dadanya.
Tak butuh waktu lama, diiringi jeritan yang memekik dari para pengendara dan warga setempat yang melihat, Bibit yang makin nekat, malah melompat ke bawah jembatan.
Tubuhnya menimpa sebuah mobil box bernopol L-9965-T yang dikemudikan Prasetyo Dwi Wicaksono (24) warga Taman, Sidoarjo, tengah melintas di bawah jembatan.
Akibatnya, kaca mobil itu pecah berhamburan, dan korban menderita sejumlah luka di bagian kepala dan kaki.