News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Keraton Agung Sejagat

Cerita Tukang Jahit Seragam Keraton Agung Sejagat: Orderan Capai Ratusan, Dikira Kostum Drumband

Editor: Imanuel Nicolas Manafe
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Wahyu Agung Santoso (Kaos Merah) Penjahit Seragam Keraton Agung Sejagat di Bantul Rabu (29/1/2020)

TRIBUNNEWS.COM - Terungkap tempat pembuatan seragam raja dan ratu, serta prajurit Keraton Agung Sejagat.

Seragam tersebut dipesan khusus oleh Fanni Aminadia, Ratu Keraton Agung Sejagat yang kini telah jadi tersangka.

Lokasi penjahitan seragam tersebut, rupanya berada di Bantul, Yogyakarta.

Fanni Aminadia memesan kostumnya di Putro Moelyono Drumband, sebuah usaha rumahan yang kerap membuat kostum drumband.

• Usai Keraton Agung Sejagat & Sunda Empire, Kini Muncul Kerajaan Kandang Wesi di Garut, Ini Faktanya

Menurut kesaksian pemilik sekaligus penjahit kostum, Fanni bahkan membawa khusus bahan yang menjadi seragam untuk petinggi Keraton Agung Sejagat.

Pemilik Putro Moelyono Drumband, Wahyu Agung Santoso mengatakan, Fanni mulai memesan seragam untuk prajurit Keraton Agung Sejagat pada November 2019 lalu.

Ia mengatakan Fanni sendiri yang datang dan memesan sejumlah seragam ke tempat Wahyu.

"Bulan November, yang datang kesini Bu Fanni sendiri," ujar Wahyu.

Melansir tayangan YouTube Kompas TV (30/1/2020), Wahyu mengatakn, saat datang Fanni langsung membawa sampel seragam yang akan dijahit kepada Wahyu.

Tak tanggung-tanggung, Fanni bahkan langsung memesan seragam sebanyak 297 stel.

"Dia bawa sampel, suruh ngerjain yang dibawa, terus saya selesaikan,"

"297 untuk pasukannya, terus 5 dtel untuk raja, ratu dan anaknya," beber Wahyu.

Wahyu juga menceritakan awal mula pertemuannya dengan Ratu Keraton Agung Sejagat itu.

Ratu Keraton Agung Sejagat Fanni Aminadia menghubungi Wahyu melalui telepon dan pesan WhatsApp.

Fanni lalu datang ke tempat usaha Wahyu di Bantul.

Fanni awalnya memesan kostum sesuai Kerajaan Brunei Darussalam, namun dalam pembuatan dilakukan desain ulang disesuaikan permintaan.

Setelah terjadi kesepakatan, harga satu setel seragam itu sekitar Rp 900.000.

"Untuk pasukannya Rp 900 ribu," kata Wahyu.

Berbeda dengan harga seragam pasukan, harga seragam raja dan ratu rupanya lebih murah.

Wahyu membanderol Rp 600 ribu untuk penjahitan kostum raja dan ratu Keraton Agung Sejagat.

• Tersangka Penculik Bayi di Cipayung Irit Bicara Saat Diperiksa Polisi

Hal tersebut terjadi lantaran Fanni membawa sendiri bahan untuk pakaian raja dan ratu, harga tersebut termasuk topi, celana, dan aksesorisnya.

"Untuk raja dan ratu, karena dia bawa bahan sendiri saya kasih harga Rp 600 ribu," ungkap Wahyu.

Saat itu, Fanni membayar tanda jadi Rp 1.000.000.

Tak terlalu lama waktu yang dibutuhkan Wahyu untuk menyelesaikan pesana seragam dari Fanni Aminadia.

Mulai dipesan sejak November 2019, awal bulan Januari 2020 Wahyu sudah menyelesaikan pesanannya.

"Awal Januari saya kirim, selesai semua," ujar Wahyu.

• Jadi Korban Bully Napi di Tahanan, Ratu Keraton Agung Sejagat Alami Depresi Berat hingga Insomnia

Dikira Kostum untuk Drumband

Wahyu mengaku tak sempat bertanya secara detail untuk apa seragam itu dipesan Fanni.

Ia mengira seragam tersebut dipesan untuk anggota drumband atau kegiatan kebudayaan.

"Saya tidak sempat tanya, seragam ini untuk apa. Karena saya kira untuk drumband atau kegiatan kebudayaan itu, kan rata-rata yang buat ke sini untuk itu," kata Wahyu

Wahyu Mengaku Kaget

Mulanya Wahyu tidak tahu bahwa seragam buatannya menjadi viral, karena dikenakan oleh anggota Keraton Agung Sejagat.

Sampai akhirnya, Wahyu diberitahu kenalannya bahwa seragam pesanannya masuk televisi pada Senin (13/1/2020).

Adapun seragam baju berwarna hitam dengan ornamen kuning pada kerah.
Pada pundak ada sejenis pangkat yang bertulis aksara Jawa yang dalam bahasa Indonesia 'Keraton Agung Sejagat.'

Pada topi terdapat lambang mirip kompas dan logo PBB di tengahnya.
Ada logo bintang dan mahkota.

Di samping logo terdapat 2 buah gambar kapas yang bagian bawahnya terdapat sebuah tulisan 'IMPERIAL FORCES'.

"Saya lihat TV kok ternyata seragamnya dipakai seperti itu. Ya perasaannya kaget-kaget senang saya Mas saat itu," ucap Wahyu.
"Banyak yang ke sini untuk foto-foto dengan seragam itu," katanya.

Dikerjakan oleh 12 Orang

Dalam pembuatan kostum Keraton Agung Sejagat, proses pengerjaannya dilakukan oleh 12 orang dengan sistem borongan.

Seorang penjahit seragam Keraton Agung Sejagat lainnya, Rini menceritakan bahwa dalam proses pembuatan dan pembayaran seragam berjalan lancar dan tak pernah terkendala.

Rini juga menjelaskan perbedaan kain yang digunakan untuk petinggi Keraton Agung sejagat dan prajuritnya.

"Kainnya lebih bagus, lebih mengkilat, lebih lembut, beda sama prajuritnya," ujar Rini.

Ia juga mengatakan tak mendapat kendala berarti selama proses pengerjaan kostum.

"Alhamdulillah dalam pengerjaannya itu lancar mas, terus bahan-bahannya juga tersedia semua di sini,"

"Kita carinya juga enggak susah," ujar Rini.

• Kisah Dirman Pemilik Jamu Emper Tulus: Didatangi Ratusan Pembeli, Ada yang Sengaja Datang dari Jauh

Dikirim Bertahap

Wahyu mengungkapkan seragam Keraton Agung Sejagat dikirim secara bertahap.

Pengiriman sampai 5 kali, ada yang sekali kirim 15 setel, 50 setel dan paling banyak 200 setel.

Selama pemesanan, Fanni tak menunjukan gelagat aneh, sehingga dirinya menganggap wajar pesanan sebanyak itu.

"Pertama itu dia transfer Rp 25 juta dan setiap 3 hari sekali transfer itu sampai lunas. Jadi kalau masalah pembayaran alhamdulilah tidak ada kendala," ucap Wahyu(TribunJakarta/Kompas.com/Kompas TV)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini