TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anggota Komisi VI DPR RI dari fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Rafli mengusulkan ganja menjadi komoditas ekspor Indonesia di pasar internasional.
Menanggapi hal itu, Juru Bicara Kepresidenan Fadjroel Rachman mengaku belum mempelajari soal usulan politisi PKS tersebut.
"Saya belum mempelajari apa maksud dan tujuannya ataupun bagaimana kerangka," kata Fadjroel di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Junat (31/1/2020).
Ia pun enggan menanggapi lebih jauh soal usulan Rafli yang menjadikan ganja sebagai komoditi ekspor.
Karena, belum mempalajari lebih detail soal usulan itu.
"Saya tidak ingin, kami tidak ingin memberikan pendapat langsung sebelum mencoba mempelajarinya secara lebih jauh," jelasnya.
Baca: PKS Usul Ganja Jadi Komoditas Ekspor, Legislator PDIP Ingatkan Dampaknya
Sebelumnya, Anggota Komisi VI DPR RI dari fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Rafli mengusulkan ganja menjadi komoditas ekspor Indonesia di pasar internasional.
Usulan tersebut disampaikannya dalam rapat kerja (raker) Komisi VI DPR bersama Menteri Perdagangan Agus Suparmanto, Kamis (30/1/2020).
"Jadi pak, ganja ini bagaimana kita jadikan komoditas ekspor yang bagus," kata Rafli di Ruang Rapat Komisi VI DPR, Senayan, Jakarta.
Politikus asal Aceh ini mengatakan tanaman ganja tidak berbahaya seperti pandangan mayoritas orang.
Ia mengatakan tanaman ganja bisa bermanfaat sebagai obat.
Jika usulan itu diterima, ia mengatakan akan menyediakan lahan untuk ditanami ganja.
Mengingat, ganja dapat tumbuh subur di daerah asalnya, Aceh.
"Misalnya, ganja ini. Entah untuk kebutuhan farmasi atau apa saja jangan kaku lah kita harus dinamis. Ganja ini tumbuhnya mudah di Aceh. Saya nanti siapkan lahannya segala macam," ujarnya.