"Kendala kami saat ini adalah sebaran mahasiswa di kampus Hubei. Seperti diketahui Provinsi Hubei masih di lockdown, jadi agak susah untuk WNI berpindah dari satu tempat ke tempat lain. Kita mau atur strateginya," kata Khoirul dalam keterangan tertulis.
Status lockdown atau tertutup diberlakukan Pemerintah China sejak 23 Januari lalu, menyusul penyebaran virus Corona jenis baru yang teridentifikasi berasal dari Kota Wuhan, ibu kota Hubei.
Khoirul menyatakan, pihaknya telah berkoordinasi dengan KBRI terkait rencana titik kumpul dan titik penjemputannya.
"Harapannya kami bisa keluar dan sampai di Indonesia dengan selamat, dengan tetap memperhatikan faktor-faktor potensi bawaan virus. KBRI dan PPIT Wuhan tetap memperhatikan kondisi teman-teman, dan kami mengimbau untuk menjaga kesehatan individu agar selalu fit dan melaksanakan kiat-kiat preventif penularan nCoV," ujarnya.
Teknis Karantina
Fadjroel Rachman mengatakan pemerintah akan menerapkan karantina bagi Warga Negara Indonesia yang dievakuasi dari Provinsi Hubei, China terkait mewabahnya virus Corona.
Secara teknis, karantina akan dilakukan oleh pihak Kementerian Kesehatan.
"Tentu akan ada karantina secara teknis. Itu akan ada dilakukan Kemenkes. Tetapi saya tidak menyampaikan secara teknis. Itu akan dilakukan Kemenkes," kata Fadjroel.
Menurut Fadjorel Kementerian Kesehatan nantinya yang akan mengatur teknis karantina tersebut. Apakah karantina akan dilakukan di Kapal, rumah Sakit, atau pulau terluar.
"Saya tidak bisa menjawab sekarang, karena itu yang akan diselesaikan oleh semua kementerian. Apakah di suatu tempat tertentu apakah di kapal apakah ini, apakah itu. Tentu pertanyaan-pertanyaan teknis itu yang langsung terkait dengan teknis, itu (kapasitas) Dokter Terawan sebagai Menkes dan termasuk yang lain," katanya.
Menutur Fadjroel, pemerintah belum bisa memastikan apakah proses evakuasi nanti akan menggunakan pesawat Hercules atau Komersil. Bila menggunakan Hercules milik TNI maka evakuasi bisa dilakukan dengan satu kali penerbangan saja.
"Kalau pakai hercules bisa pakai 3 buah. Satu kali penerbangan," katanya.
Namun pemerintah tidak akan memperlakukan 243 WNI yang dievakuasi, secara berlebihan. Artinya menurut Fadjorel tidak akan ada perlakuan yang membuat para WNI tersebut merasa tidak nyaman.
"Ada pesan tadi pagi dari beberapa pihak ke kami, saya sempat bicara. Kita harus lindungi setiap orang yang berasal dari Wuhan, Hubei. Itu hak mereka untuk tidak diperlakukan secara terlalu istimewa, yang bisa berakibat tidak baik," ujar Fadjroel. (Tribun Network/vin/rin/fia/yud)