News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Eksklusif Tribunnews

Terobosan Deradikalisasi Menag Fachrul Razi: Konsep Bandulan Hingga Penceramah Bersertifikat

Editor: Rachmat Hidayat
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Menteri Agama Fachrul Razi menjawab pertanyaan saat wawancara khusus dengan Tribunnews.com di Kantor Kementerian Agama, Jakarta, Jumat (31/1/2020). TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN

Laporan wartawan tribunnews.com, Lusius Genik

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -Jenderal Purnawirawan TNI Fachrul Razi genap menjabat sebagai menteri agama selama 100 hari di Kabinet Indonesia Maju periode 2019-2024 kepemimpinan Presiden dan Wakil Presiden Jokowi-Kiai Maruf Amin.

Di masa kepemimpinannya, Kementerian Agama memiliki pekerjaan rumah. Salah satunya, menanggulangi isu radikalisme yang sempat merebak akhir tahun 2019 lalu melalui sejumlah teror. Mulai dari bom bunuh diri, isu aparatur sipil negara terpapar radikalisme.

Menanggapi isu ini, Menag Fachrul Razi bersama jajarannya di Kementerian Agama (Kemenag) kemudian menyusun trobosan baru dalam upaya deradikalisasi masyarakat di Indonesia.

Satu trobosan yang telah dipersiapkan adalah moderasi umat beragama. Dalam hal ini, Kemenag akan melakukan sosialisasi moderasi beragama melalui konsep yang ia sebut bandulan.

"Kita punya konsep adalah program akademik kita, adalah moderasi beragama. Yang kita beratkan di sana bukan agamanya, namun cara kita beragama," kata dia.

"Moderasi agama itu nanti kita sosialisasikan dengan konsep bandulan -- pada sisi yang satu adalah yang sangat konservatif, yang satu lagi sangat liberal. Kita upayakan agar keduanya ini tidak terlalu jauh dari gerak gravitasi," katanya saat diwawancarai khusus Tribun Network di Kantor Kementerian Agama, Jakarta (31/1/2020).

"Kalau kita bicara masalah keadilan sesuai dengan konsep bandulan pasti berhenti di gravitasi ya. Jadi, yang kita usahakan, menekankan agar keduanya bisa lebih mendekat," katanya menambahkan.

Dalam menyebarkan gagasan moderasi beragama kepada pihak yang dinilai konservatif, Fachrul Razi mengajaknya melalui pendidikan atau membuat pelajaran yang membuat kaum konservatif menjadi lebih terbuka.

Menteri Agama Fachrul Razi berpose usai wawancara khusus dengan Tribunnews.com di Kantor Kementerian Agama, Jakarta, Jumat (31/1/2020). TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN (TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN)

Kemudian, upaya deradikalisasi juga dilakukan dalam pengajian yang diselenggarakan. Fachrul Razi mengungkapkan, Kemenag menyarankan agar tiap penceramah, dalam memberikan dakwah, lebih menekankan menjaga kesatuan dan persatuan, bukannya menyebarkan kebencian.

Diungkapkan Fachrul Razi, pihaknya akan menyusun konsep penceramah bersertifikat. Ini bukanlah sertifikasi ulama, tapi penceramah bersertifikat. "Bagi siapapun yang mau, jadi nanti kita tambahkan bekal materi dari BPIP tentang Pancasila," ujarnya.

Baca: Biaya Haji 2020 Tidak Alami Kenaikan, Menteri Agama Sebut Fasilitas yang didapat Akan Lebih

"Cara lain deradikalisasi kami mencoba membandingkan praktik keagamaan dengan apa yang dilakukan di negara-negara Islam di timur tengah supaya membuka wawasan," Fachrul Razi menambahkan.

Baca: Menag Fachrul Razi Tambah Fasilitas Ibadah Haji

Dalam hal ini, upaya deradikalisasi dijelaskan Fachrul Razi melalui perjalanan dinasnya ke Saudi Arabia.
"Saya sempat banyak belajar tentang visi misi Saudi Arabia misalnya. Saudi, tempat lahirnya nabi-nabi di masa Rasulullah, sekarang luar biasa keterbukaannya. Ketika diskusi tentang ngaji dan akan dijamu makan, pemerintah Saudi tawarkan melihat paparan visi misi tentang Saudi 2030," lanjutnya.

"Banyak hal yang mengejutkan saya, 6 kotak prioritas 2030 Saudi Arabia salah satunya itu menguatkan identitas Islam dan kebangsaan," kata Fachrul Razi menceritakan visi dan misi pemerintah Saudi Arabia di tahun 2030.

Baca: Cerita Fahrul Razi Diusulkan Jusuf Kalla jadi Menteri Agama

Ia kemudian bertanya, mengapa menguatkan identitas Islam dan kebangsaan dijadikan prioritas.
Dijelaskan otoritas Saudi, memisahkan antara identitas Islam dengan identitas kebangsaan, membuat negara Saudi tercabik-cabik. Imbasnya, artefak yang ada akhirnya banyak dihancurkan.

Arab Saudi kehilangan banyak artefak. "Namun, sekarang Saudi sudah membangun artefak baru namun nilai peradabannya sudah jauh berbeda," kata dia.

Baca: Disebut Terima Uang di Sidang Tipikor, Ini Respon Mantan Menag Lukman Hakim Saifuddin

"Saudi sekarang sangat terbuka, dan itu terbukti dengan mengijinkan Amerika, China, Jepang, Inggris, masuk ke Saudi tanpa perlu visa asal pakai pesawat Saudi Arabia," ujar Fachrul Razi.

Pengalaman perjalanan Fachrul Razi di Saudi Arabia pun kerap dibagikannya di berbagai kesempatan. Ia mengungkapkan, fakta keterbukaan umat Islam di negara tersebut baiknya menjadi pemicu bagi Indonesia agar lebih mengedepankan toleransi dalam menjaga kerukunan umat beragama.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini