Saat ini, masyarakat China mengeluhkan ketersediaan masker yang kian menipis, lantaran banyak pabrik tutup karena buruh libur Imlek.
Masker menjadi barang yang paling dibutuhkan untuk menangkal virus corona.
Sejak pekan lalu, organisasi kesehatan dunia atau WHO telah menetapkan status wabah virus corona menjadi darurat kesehatan global.
Penyebaran virus corona juga terkonfirmasi di lebih dari 15 negara, dengan total kasus 159 orang positif.
Negara-negara tersebut adalah Amerika Serikat, Australia, Filipina, Finlandia, India, Inggris, Italia, Jepang, Jerman, Kambodja, Kanada, Korea Selatan, Malaysia, dan Nepal.
Kemudian, Prancis, Russia, Singapura, Spayol, Sri Lanka, Swedia, Taiwan, Thailand, Vietnam, serta Uni Emirat Arab.
Indonesia kirim 33.000 masker ke Hong Kong dan Taiwan
Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker RI) dan BPJS Ketenagakerjaan mengirimkan 33 ribu masker bagi Warga Negara Indonesia (WNI) di Hong Kong dan Taiwan.
Pengiriman ribuan masker tersebut dilakukan untuk melindungi WNI dari virus corona
"Kami bersama BPJS Ketenagakerjaan akan kirimkan masker sebanyak 700 box atau sekitar 33 ribu untuk WNI di Hong Kong dan Taiwan," ujar Menteri Ketenagakerjaan RI (Menaker) Ida Fauziyah, di kantor Kemnaker, Gatot Subroto, Jakarta Selatan, Selasa (4/2/2020).
Baca: Viral Klaim di Kemasan Cairan Dettol Bisa Bunuh Virus Corona, Ini Penjelasan Ilmuwan
Ida melanjutkan, kebutuhan masker bagi WNI di Hong Kong dan Taiwan mendesak, lantaran pasokan masker di wilayah tersebut menipis.
Terlebih Hong Kong merupakan wilayah yang cukup dekat dengan wilayah Cina.
"Saya mendengar keluhan pekerja migran Indonesia di sana kekurangan masker. Masker mulai menghilang di pasaran dan di apotek-apotek di sana," kata dia.
Baca: Cerita Mahasiswa Tabalong di Jiangsu China, Warga Masih Bisa Beraktivitas Biasa
Sejauh ini, ada ribuan WNI yang bekerja di Hong Kong dan Taiwan.