TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Komposisi orang-orang di Kantor Kepala Staf Presiden (KSP) bertambah.
Kepala KSP, Moeldoko merekrut 13 penasihat baru KSP.
Hal itu dibenarkan oleh salah satu penasihat KSP yang baru diangkat yakni Guru Besar Hukum Pidana UGM Edward OS Hiariej.
Eddy, sapaannya, membenarkan ke-13 nama yang diperlihatkan wartawan melalui pesan singkat.
"Betul, Udah sejak Senin (3/2/2020) SK-nya," kata Eddy melalui pesan singkat, Kamis (6/2/2020) sebagaimana dikutip dari Kompas.com.
Ia menambahkan, tugas Penasihat KSP ialah memberikan saran kepada lembaga tersebut baik diminta maupun tidak.
Terhadap penambahan 13 penasihan KSP ini, Presiden Jokowi enggan berkomentar.
Mengutip Kompas.com, berikut daftar 13 penasihat baru KSP:
1. Kuntoro Mangunsubroto
Dikutp dari sbm.it.ac.id, Kuntoro Mangkusubroto adalah mantan Menteri Pertambangan dan Energi pada 1998-1999.
Di zaman kabinet Presiden SBY, ia menjabat sebagai Kepala Unit Pengiriman Presiden untuk Pengawasan dan Pengawasan Pembangunan (UKP-PPP) dari 2010 hingga 2014.
Sebelum penugasan ini, Mangkusubroto adalah Kepala Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi (BRR) Aceh-Nias dari 2005 hingga 2009.
Mangkusubroto lulus dari Institut Teknologi Bandung dengan gelar PhD dan menerima gelar Magister Teknik dari Universitas Stanford.
2. Andi Widjajanto
Mengutip Wikipedia, Andi Widjajanto adalah Menteri Sekretaris Kabinet di awal pemerintahan Jokowi-JK.
Ia kemudian dicopot oleh Jokowi pada tahun 2015.
Sebelumnya, ia menjadi Deputi Tim Transisi.
Ia dikenal sebagai pengamat militer.
3. Purnomo Yusgiantoro
Dikutip dari wikipedia, Purnomo Yusgiantoro lahir di Semarang, Jawa Tengah, 16 Juni 1951.
Ia adalah Menteri Pertahanan di era Presiden SBY yang menjabat dari 22 Oktober 2009 hingga 20 Oktober 2014.
Purnomo sebelumnya menjabat sebagai Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral pada 2000–2009.
4. Sudhamek
Sudhamek adalah pengusaha pemilik perusahaan GarudaFood, salah satu produsen makanan dan minuman terkemuka di Indonesia, bagian dari Tudung Group.
Dikutip dari forbes.com, ayahnya Darmo Putro mendirikan PT Tudung, pendahulu untuk GarudaFood, pada tahun 1958, dimulai dengan tapioka dan kemudian menambahkan kacang panggang.
GarudaFood, dengan lebih dari 13.000 karyawan, membuat biskuit, makanan ringan, produk susu, dan permen; setidaknya 10 anggota keluarga memiliki kepemilikan bersama.
Dalam usaha patungan dengan perusahaan minuman Jepang Suntory, PT Suntory Garuda Beverage memproduksi minuman non-alkohol.
Grup Tudung juga memiliki perkebunan kacang dan fasilitas pemrosesan kelapa sawit.
5. Manuel Kaisiepo
Manuel Kaisiepo adalah mantan Menteri Percepatan Pembangunan Kawasan Timur Indonesia.
Ia menjabat sebagai menteri di era Presiden Megawati.
Dikutip dari wikipedia, Ia meraih gelar sarjana pada tahun 1979 dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Nasional.
Mengikuti program ekstensi filsafat di Sekolah Tinggi Filsafat (STF) Driyarkara, 1985.
Tahun 2006 meraih gelar sarjana Magister Ilmu Hukum (MH) dari Universitas Kristen Indonesia (UKI).
6. Imam Prasodjo
Dikutip dari staff.ui.ac.id, Imam B. Prasodjo lahir di Purwokerto, 15 Februari 1960.
Dia lulus dari Sosiologi, Universitas dari Indonesia.
Ia memperoleh gelar master pada tahun 1990 dari Universitas Kansas, Manhattan, Kansas, Amerika Serikat.
7. Maria Suwardjono
Guru besar hukum agraria UGM
8. Eddy Os Hiariej
Eddy Os Hiariej guru besar hukum pidana yang pernah menjadi saksi ahli Tim Jokowi di MK.
Dikutip dari TribunTimur, Eddy OS Hiariej sudah hampir 10 tahun mondar-mandir di pengadilan untuk berbicara sebagai ahli.
Pemilik nama lengkap Edward Omar Sharif Hiariej ini pernah menjadi saksi meringankan dalam pemeriksaan Denny Indrayana, mantan wakil Menteri Hukum dan HAM RI.
Eddy merupakan Guru Besar Hukum Pidana pada Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada (FH UGM), Yogyakarta.
Ia meraih gelar tertinggi di bidang akademis tersebut dalam usia yang terbilang masih muda.
Sebagai perbandingan, bila Hikmahanto Juwana mendapat gelar profesor termuda dari Fakultas Hukum Universitas Indonesia (FHUI) di usia 38 tahun, Eddy mendapatkan gelar profesornya di usia 37 tahun dari Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada (UGM).
9. Edi Witjara
Edi Witjara menjabat sebagai Direktur PT Telkom
Lahir di Kediri, 17 November 1972.
Ia lulus dari S1 Teknik Elektro – STT Telkom pada tahun 1995 dan lulus S2 Hukum Bisnis dari Universitas Padjajaran Bandung pada 2009.
10. Rahmawati Husein
Dewan Pengarah UN-CERF
Ia menamatkan pendidikan S1 Sastra Inggris di UGM, S2 di Universirty of Cincinnati AS dan S3 Manajemen Bencana di Unversity of Texas.
11. Yando Zakaria
Yando Zakaria adalah Peneliti Pusat Kajian Etnografi Komunitas Adat (Pustaka
12. Kuskridho Ambardi
Dikutip dari ugmpress.ugm.ac.id, Kuskridho Ambardi adalah dosen Fisip UGM.
Dodi sapaan akrabnya, meraih gelar Master of Arts dari the College of Communication, the Ohio State University (OSU) beasiswa Fulbright.
Dia menaruh minat pada perilaku politik, partai politik, komunikasi politik, dan jurnalisme.
13. Jonathan Tahir
Jonathan Tahiradalah anak dari konglomerat Mayapada Group, Dato Sri Tahir.
Dikutip dari laman resmi Mayapada, ia adalah Wakil Pimpinan Mayapada Group, yang menaungi berbagai usaha di bidang perbankan, asuransi, kesehatan, ritel, real estate dan media.
Ia juga menjabat sebagai Pimpinan Rumah Sakit Mayapada, yang saat ini mengoperasikan 2 rumah sakit.
Ia juga adalah Pimpinan Forbes Indonesia dan MYP Ltd, sebuah perusahaan publik di Singapura yang bergerak di bidang properti.
Ia menerima gelar Sarjana dari National University of Singapore pada tahun 2009.
Jonathan Tahir dan ayahnya, Dato 'Sri Prof Dr Tahir, yang merupakan pendiri Tahir Foundation
Jokowi Enggan Beri Tanggapan
Presiden Joko Widodo (Jokowi) enggan menaggapi lebih jauh ihwal pengangkatan 13 orang penasihat senior Kantor Staf Kepresidenan (KSP).
Presiden meminta awak media untuk mengkonfirmasi langsung kepada Kepala KSP Moeldoko.
"Kalau urusan di kementerian, di lembaga tanyakan langsung," kata Jokowi di sela-sela meninjau renovasi Masjid Istiqlal Jakarta, Jumat (7/2/2020).
(Tribunnews.com/Daryono/Fransiskus Adhiyuda) (Kompas.com/Rakhmat Nur Hakim)