Fikri mengatakan, permintaan Nengmas agar suaminya menikah lagi dikarenakan ia merasa tidak cukup sempurna dalam membahagiakan suaminya.
"Karena memang istri yang pertama mungkin dengan perasaannya sebagai seorang wanita, meskipun sifatnya subjektif sekali, dia mungkin merasa belum mampu untuk membahagiakan sang suami dengan sempurna," ungkap Fikri.
Fikri menerangkan, Hafi memiliki tanggung jawab besar dalam mengurus pesantren hingga mengurus perusahaan-perusahaannya yang ada di Baitul Maal.
Karena itu lah, Nengmas merasa Hafi perlu memiliki pendamping kedua untuk mendukung perjuangannya.
"Di sisi lain, suami juga banyak sekali beban umat yang harus ditanggung seperti mengurus pesantren, mengurus kiai, mengurus perusahaan-perusahaan yang ada di Baitul Maal," kata Fikri.
"Dia (Nengmas) merasa harus ada asisten kedua yang mungkin lebih dalam untuk masuk ke ranah manajerial, nah dari sinilah perjalanan dimulai," sambungnya.
Fikri menyampaikan, seluruh prosesi pernikahan berjalan secara baik dan lancar.
Seluruh keluarga pun merestui pernikahan ini.
"Keluarga menerima dengan baik," tutur Fikri.
"Baik itu dari pihak istri pertama, istri kedua, termasuk dari keluarga Abah Hafi sendiri dan keluarga besar Pondok Pesantren Cijeungjing," lanjutnya.
Suami Beberapa Kali Menolak Permintaan Istri
Sebelumnya, melalui akun Facebook, Fikri menceritakan Hafi berulangkali menolak permintaan istrinya yang menyuruhnya menikah lagi.
Pasalnya, Hafi mengatakan pada Fikri, ia merasa sudah cukup bahagia menjalani kehidupan bersama istri pertamanya.
Namun, sang istri pertama berkali-kali meyakinkan bahwa menikah lagi akan sangat membantu perjuangannya.