News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pemulangan WNI Eks ISIS

Waspadai Misi Khusus Pemulangan WNI Eks ISIS

Editor: Dewi Agustina
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Sejumlah tokoh memberikan tanggapannya terkait isu pemulangan WNI eks ISIS ke Indonesia. Ada Fadli Zon, Prabowo hingga Mahfud MD.

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Glery Lazuardi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Analis Intelijen dan Terorisme Universitas Indonesia, Stanislaus Riyanta mengatakan ada agenda khusus dari pihak tertentu yang membuat propaganda terkait rencana pemulangan 600 anggota ISIS ke Indonesia.

"Propaganda untuk memulangkan 600 anggota ISIS asal Indonesia ini juga patut diwaspadai adalah sebuah agenda khusus dari pihak tertentu," kata Stanislaus Riyanta saat dihubungi, Minggu (9/2/2020).

Pada saat ini, kata Stanislaus Riyanta, para pengungsi eks anggota ISIS termasuk asal Indonesia berada di tiga penampungan, yaitu Al Roj, Al Hol, dan Ainisa yang berada di Suriah.

Untuk mengurus dan membiayai pengungsian, menurut dia, tidak mudah dan memakan biaya yang cukup besar.

Baca: Soal Pemulangan WNI Eks ISIS, Pendamping Korban Terorisme: Dipikirkan Saja Sudah Sangat Keliru

Baca: Perasaan Korban Teroris soal Wacana Pemulangan WNI Eks ISIS: Mengapa Negara Memikirkan Pengkhianat

"Tentu saja cara-cara seperti propaganda isu kemanusiaan dan HAM menjadi masuk akal agar negara-negara yang menjadi asal dari anggota ISIS tersebut tergerak untuk mengurus pengungsian sehingga beban bagi kamp pengungsian menjadi lebih ringan," kata dia.

Stanislaus Riyanta menilai, apabila pemindahan Warga Negara Indonesia (WNI) yang sudah bergabung dengan ISIS terealisasi, maka hal tersebut berarti memindahkan sumber ancaman dari Timur Tengah ke Indonesia.

Belakangan, untuk menarik minat dari negara asal untuk memulangkan warga negara, orang-orang yang sudah bergabung dengan ISIS membuat video pengakuan.

Stanislaus menilai sandiwara dari anggota ISIS asal Indonesia yang merasa menjadi korban, dipaksa, dijanjikan sesuatu sehingga berangkat ke Timur Tengah tidak perlu dianggap serius.

"Model play victim tersebut terjadi karena ISIS kalah di Timur Tengah," tambahnya.

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD memastikan, hingga kini pemerintah belum memutuskan apakah akan memulangkan 600 warga negara Indonesia (WNI) eks ISIS ke Tanah Air.

Pemerintah, kata Mahfud, masih mempertimbangkan manfaat dan kerugian apabila mereka dipulangkan ke Indonesia.

"Mulai dari mudarotnya kalu dipulangkan itu nanti bisa menjadi masalah di sini, bisa menjadi virus baru di sini. Karena jelas-jelas dia pergi ke sana untuk menjadi teroris," ujar Mahfud.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini