Laporan wartawan tribun network, Mohamad Yusuf.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA-Menyandan predikat sebagai anak Deddy Dores tidak serta merta membuat Calvin Dores langsung bisa menikmati hidup dengan kemewahan. Sebaliknya, anak kelima dari penyanyi dan pencipta lagu legendaris itu tetap harus hidup mandiri.
Meski ada royalti dari lagu-lagu yang diciptakan ayahnya, namun semua itu tak cukup untuk membiayai hidupnya. Bahkan bersama istri dan dua anaknya, Calvin harus rela tinggal di rumah kontrakan dengan luas tidak lebih dari 30 meter persegi.
Baca: Calvin Dores Mengaku Biasa Hidup Mandiri Meskipun Dimanja Deddy Dores, Ini Kisahnya
Karier bermusik pun terpaksa ia tinggalkan. Calvin harus berjuang menghidupi keluarganya dengan berbagai pekerjaan. Mulai dari kuli bangunan, driver ojek online, makelar, hingga jual beli sepeda motor. ”Dulu untuk beli rokok yang hanya Rp 1.500 - Rp 2.000 aja nggak sanggup. Makan ditanggung sama istri,” kata Calvin.
Calvin kini tinggal di sebuah rumah kontrakan sederhana di daerah Pondok Aren, Kota Tangerang Selatan, Banten. Posisi rumah kontrakannya cukup terpencil, harus melewati gang-gang sempit yang hanya muat dilintasi satu motor.
Baca: Kisah Calvin Dores Hidup di Rumah Kontrakan Sederhana Bersama Keluarga Setelah Deddy Dores Wafat
Namun, cukup menyebut nama Calvin, warga setempat langsung tahu kediamannya. Di tempat tinggalnya yang dihuni sejak lima tahun lalu itu terdapat total 10 kontrakan yang semuanya telah dihuni. Rumah Calvin sendiri bercat oranye hijau. Di jendelanya terdapat berbagai stiker komunitas dan bengkel motor.
Di halamannya berjajar berbagai sepeda motor untuk dijualnya. Termasuk motor gede yang diparkir di dalam rumahnya, Yamaha R1 hitam. Motor itu terpaksa ia parkir di dalam rumah karena halam rumahnya tak sampai dua meter.
Hanya terdapat tiga ruangan di rumah kontrakannya itu. Ruang keluarga paling depan, kamar tidur di tengah, dan dapur serta toilet di paling belakang.
Berbagai perabot rumah tangga, mainan anak, dan gitar memenuhi ruangan keluarga. Sebuah kipas angin ia nyalakan untuk melepas sedikit pengap di ruangan tersebut.
Minggu (9/2/2020) kemarin pria berusia 28 tahun itu menyambut wartawan Tribun Network, Mohamad Yusuf, Lucius Genik dan Jeprima dengan segelas kopi bikinin sang istri di ruangan 3 x 3 meter.
Calvin pun mulai menceritakan kisah hidup dan kariernya sejak pisah tempat tinggal dengan keluarganya, hingga kini hidup bersama anak dan istri. Berikut petikan wawancara Tribun Network dengan Calvin Dores.
Bisa diceritakan apa saja kegiatan Anda sekarang?
Kegiatan sekarang off air (manggung, red) puji Tuhan ada, terus dagang motor, mediasi kontraktor sama mediasi properti. Bahasa kerennya calo. Hahaha.
Kalau untuk nyanyi seberapa sering?
Semalam nyanyi dangdut, tapi di hajatan teman sih. Kalau teman yang mengajak gue bingung menghargainya.
Dengar-dengar sebelumnya sempat jadi driver ojek online (ojol) dan kuli bangunan. Sekarang masih atau sudah enggak?
Kalau ojol sudah enggak. Terakhir Agustus 2019. Kuli juga sudah enggak, hanya waktu itu karena benar-benar enggak ada kerjaan aja. Duit tidak punya, kebutuhan membeludak, mau tidak mau apa aja yang saya lihat saya sikat.
Ada kesempatan (kerja, red) saya sikat, yang penting halal. Sempat belang juga waktu itu, ini saja masih belang tuh.
Berapa penghasilannya saat itu?
Kalau nguli Rp 150.000, kalau ngecor. Kalau jadi ojol dulu pas awal-awal tahun 2016, sehari bisa Rp 1 juta. Dulu jam makan siang sempat ngopi dulu di Starbucks. Hehehe.
Sekarang paling cuma dapat Rp 200.000, paling gede Rp 300.000. Tapi kadang-kadang kalau ada meeting, jauh, saya pakai motor matic sekalian narik ojol.
Dulu sempat pertimbangkan nama besar sang ayah saat ngojol dan nguli?
Enggak. Saya orangnya memang tidak tahu malu. Urat malu sudah putus. Kenapa jadi ojol dan kuli karena faktor U (uang, red).
Terus juga faktor kebutuhan untuk anak istri, orang tua, semua orang memang istilahnya butuh saya lah. Kalau saya diam tidak berbuat apa-apa gimana? Yang ada saja sudah saya sikat.
Tidak pernah menggunakan relasi ayah untuk mendapatkan pekerjaan?
Untuk di musik saya tidak minta belas kasihan sih. Kalau pun mereka (yang pernah dibantu Deddy Dores, red) masih ingat ya saya syukur dan saya tidak minta harus melakukan sebaliknya.
Enggak lah, biarin saja. Mungkin mereka sibuk, positif saja sih walaupun kadang ketika ketemu mereka pura-pura tidak kenal. Biarin saja. Kalau saya mengungkit itu amal baik papa terbuang, jadi saya ikhlas saja.
Memang saat itu seberapa kekurangannya Anda saat ayah meninggal? Hingga akhirnya bekerja menjadi kuli bangunan dan ojol?
Sebenarnya saya dari dulu mandiri, walaupun saya broken home. Nyokap (ibu) dan bokap (bapak) itu cerai dari tahun 2000. Lalu saya tinggal sama kakek.
Bokap sih mungkin karena kasihan banget karena saya luntang lantung. Saya tidak betah tinggal di rumah, paling tinggal di rumah teman saya. SMP saja saya sudah tinggal di kos di Radio Dalam, dan saya ngamen.
Kalau melihat zaman dulu, rumah saya itu seperti Republik Cinta (milik musisi Ahmad Dhani di Pondok Indah). Rame, banyak orang, yang kerja sama bokap, yang cari muka. Saya sudah hafal semua deh dan banyak.
Saya sih tidak pedulikan itu, memang waktu itu saya butuh tenang, saya butuh sendiri. Makanya saya waktu itu kos di Radio Dalam.
Hubungan ibu dan ayah waktu itu bagaimana?
Nyokap sama bokap mah baik. Maksudnya cerai, tapi istilahnya masih hubungan terus. Malah lebih enakan seperti itu, tidak ribut katanya. Tapi memang jadi tidak ribut-ribut. Dulu kan ribut masalah ya adalah, namanya keluarga pasti adalah masalahnya.
Tapi kalau hubungan Anda dengan ayah waktu itu bagaimana?
Jujur kalau soal keuangan saya hampir jarang kurang dulu. Tapi saya tidak mencari hal itu. Saya cuma mencari kehangatan keluarga lah. Itu yang saya tanam sekarang ketika saya menjadi bapak.
Saya tidak mau meninggalkan anak istri lama-lama. Paling lama juga dua Minggu, itu pun saya sudah ngebet pulang. Kalau tidak disuruh pulang sama bos saya tidak bakal pulang.
Dulu ayah masih terus memberikan biaya untuk hidup?
Terus terang dari enam anaknya saya salah satu yang paling dekat dengan bokap. Mungkin bokap begitu karena baik hati, kasihan karena saya dulu sempat hampir putus sekolah.
Tidak mau ngurusin sekolah saya lagi karena sudah pusing sama masalah keluarga.
Baca: Jadi Calo Motor Sport, Penghasilan Calvin Dores Rp 1-3 Juta Per Hari
Dulu bukan masalah finansial, tapi masalah keluarga. Finansial mah tidak kurang saya waktu itu, tapi yang saya cari keharmonisan keluarga yang benar gitu.
Makanya dulu waktu pacaran, ketika ngapel ke tempat istri, istri mah keluarganya akur, sakinah mawadah warahmah banget, saya nangis waktu itu. Kata saya kok keluarga saya begini begitu dalam hati. Akhirnya saya menanamkan dalam diri kalau punya istri punya anak jangan seperti ini.
Saat itu Anda keluar rumah karena kondisi rumah seperti itu?
Papa sibuk kerja. Dulu kita kalau ketemuan di PIM (Pondok Indah Mal). Maaf bukan sombong ini, tapi kenyataan, riil.
Itu hampir setiap hari ketemu papa di situ, ketemuan di situ bokap mungkin tahu kalau saya pikiran. Di situlah dia manjain saya terus sampai mainan saya segudang.
Rumah saya yang sekarang ini, dulu ini mainan saya segudang. Mau keluar negeri, mau ke mana, saya pasti belinya mainan. Bokap manjain saya mungkin biar pikiran saya teralihkan. Manjain ya begitu, sampai akhirnya saat saya agak dewasa saya cinta pada dunia otomotif.
Kebutuhan hidup selain dari dikasih ayah?
Ngamen, propertian, studio, gitulah. Nyanyi juga, saya arranger juga. Di studio bikin-bikin musik juga. Jadi teman-teman saya dulu masih sekolah, lah saya ini sekolah sambil nyari duit di studio.
Selepas bokap tidak ada, itu gimana dampaknya ke kondisi keluarga atau Anda sendiri?
Down, down banget karena namanya manusia pasti ada kesalahannya. Kesalahan bokap, yang saya tahu dan yang saya tidak tahu.
Entah dia tertipu atau apa, kita sampai down gini. Kaget juga bukan karena tidak ada itu. Sebelumnya sih sebulan menjelang tidak ada sudah ada banyak cerita. Entah ada sangkutan di A, sangkutan di B.
Berarti memang ada masalah di keuangan sebelumnya?
Karena bokap orangnya terlalu gampang dalam arti misalnya teman minjam duit ke dia. Dia gampang ngasih tanpa ada komitmennya. Terlalu percaya akhirnya dibodohi terus.
Kami dulu kalau ketemu teman-teman dia yang tanda kutip itu sudah tahu orang-orangnya. Wajarlah manusia punya salah gitu.
Baca: Kehidupan Anak Legenda Musik Deddy Dores, Kini Kehidupan Calvin Dores Membaik Sebagai Calo Moge
Sekarang juga bukan saya mengeluh atas kejadian itu terus saya jadi down gini, enggak. justru saya terimakasih sama Tuhan. Kalau tidak begitu, saya tidak mengerti cara mencari duit bagaimana. Tapi sekarang banggalah walaupun rumah saya petakan, saya beli kulkas, motor, pakai duit saya sendiri.
Royalti yang didapat ayah Anda masih ada?
Masih. Ini bulan depan turun. Jadi itu diwakili oleh kakak saya yang pertama di Bintaro. Dari dia biasanya kalau turun itu nanti dia forward ke kita, dibagi rata ke lima anak papa yang masih hidup. Saya anak ke lima, sebenarnya ada enam, tapi satu sudah meninggal.
Apa saja yang benar-benar menjadi peninggalan ayah Anda? entah tanah atau rumah?
Ini yang saya bilang tadi. Karena ada kesalahan yang dibuat papa, mungkin bukan papa saja. Tapi yang jelas mungkin ayah saya salah investasi. walaupun ada investasi, ujungnya salah jalan.
Akhirnya habis, banyak bukan papa saja. Artis lawas kebanyakan begitu, terlalu berleha-leha, foya-foya, mungkin karena terlena, dia lupa.
Baca: Anak Sulung Jadi Inspirasi Teuku Wisnu Garap Serial Animasi
Jadi apa penghasilan yang sekarang jadi tumpuan hidup Anda ?
Marketing and endorse makanan, proyek, dan motor. Proyek ini SDA infrastruktur di seluruh Indonesia. Ini kan garapan dari pemerintah.
Saya sih cuma mediasi saja, cuma istilahnya mencarikan kontraktor yang akan bekerjasama dengan lembaga-lembaga itu. kita mah cuma main pinggirnya saja.
Berarti kondisi keuangan Anda sudah membaik?
Membaik, jauh. Kalau dulu sebulan sebelum papa meninggal, rokok saja saya sampai tidak bisa beli. Ngutang di warung. Itu rokok Rp 1.500-Rp 2.000 saja tidak sanggup beli saya.
Untuk makan bagaimana?
Dulu ditanggung sama istri. Dulu kan istri kerja, sekarang istri sudah saya suruh berhenti kerja. Gantian, dulu dia kerja sekarang gantian saya suruh dia di rumah saja.
Kadang juga dia bingung karena saya sering di rumah. Tapi saya modal yakin saja orangnya, kita mau agama apa saja, yang paling susah dalam pelajaran agama itu susahnya ikhlas.
Ikhlas tidak kalau hari ini cuma megang Rp 2.000 di tangan. Sementara mikir mau ngopi atau rokok, pilih mana? Ikhlas kan yang dibutuhkan.
Padahal kamu tidak tahu tidak lama setelah kamu beli rokok kemudian teman kamu datang ngasih duit. Saya sering ngalamin hal seperti itu. Saya belajar hidup dari pengalaman, kejadian. Sering banget hari ini tidak ada duit sore dapat duit Rp 5 juta.
Bukannya kita tidak kerja, ikhtiar di A, B, C, tapi tidak usah selalu dipikirkan. Jalani saya yang lain, tinggali saja. Tahu-tahu ada yang nelepon dan bilang sudah ditransfer.
Menyandang nama besar Deddy Dores apa bebannya?
Beban kadang, jujur saja kadang beban. Kalau sedang ngobrol, terus ada yang bilang anak Deddy Dores nih, tahu-tahu segan orang. Mungkin karena aroma bokap masih kerasa.
Saya juga kan masih artis baru juga, dan saya sejujurnya tidak berharap naik. Saya hanya berharap jadi pedagang saja.
Jadi antara musik dan otomotif milih mana?
Saya lebih milih otomotif. Karena lebih menjanjikan. Makanya, sekarang yang saya butuhkan dana. Tidak mungkin kalau saya minjam ke bank.
Katakanlah untuk modal usaha mereka pasti membutuhkan jaminan baru bisa memberi pinjaman. Tapi saya belum punya jaminan.
Tapi passion di musik masih ada?
Ada, semalam saja saya masih manggung. Tapi saya tidak menggebu-gebu karena banyak hoaks selama ini kan. Ngibulin mulu, janjiin A, B, C, tidak sesuai dengan komitmen.
Kondisi sekarang sudah membaik, apa ada rencana pindah rumah?
Ada. Tahun ini rencana pindah. Belum tahu mau beli rumah atau tidak, minimal punya lahan yang lebih gede. Karena kan dagangan motor sudah agak banyak.
Ini aja masih numpang lahan di showroom teman. Sekarang ada enam motor. Ada ninja 250, CBR 250, CRF 250, X-Max, Forza.
Lebih menjanjikan jual beli motor daripada bermusik?
Karena basic saya motorsport. Katakanlah saya di komunitas masih member. Di MBC saya ikut, HDCI saya masih main, Desmo, Ducati Owner, saya masih main walaupun tidak punya motor.
Lebih suka Motorsport, ada cerita menarik ketika saya tidak punya uang. Apa yang saya lakukan selain bermusik? Jadi waktu itu selain ojol dan kuli, saya sehari-hari jadi calo motor.
Dan puji Tuhan, setiap hari Tuhan mengabulkan saya dapat satu unit motor. Tiap hari Rp 1-3 juta. Paling kecil 1 juta tiap hari. Itu tiap hari saya lakuin, oper motor ke teman-teman yang ada showroom. sekarang juga masih begitu. Margin motor gede sekiranya segitu.
Rencana ke depan di dunia musik?
Rencana musiknya ini ada beberapa tawaran kerja, yang kontrak. Cuma saya masih milih-milih antara keduanya, karena yang satu tidak ada adsense. Bukan karena belagu atau gimana, namanya kita kerja, tentunya kita butuh.
Mungkin lebih baiknya berkarir di YouTube, karena saya juga baru bikin akun. Produksi lagu rencananya mau publish di YouTube, laku syukur tidak laku ya bagaimana lagi.