News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Virus Corona

Bantah Peneliti Harvard soal Virus Corona di Indonesia, Menko PMK: Ada Faktor yang Tidak Dihitungkan

Penulis: Arif Tio Buqi Abdulah
Editor: Ayu Miftakhul Husna
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Menko PMK Muhadjir Effendy - Bantah Peneliti Harvard soal Virus Coronadi Indonesia, Menko PMK: Ada Faktor yang Tidak Dihitungkan

TRIBUNNEWS.COM - Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Muhadjir Effendy menanggapi peneliti Harvard yang menyatakan keraguan Indonesia dalam mengahdapi virus Corona.

Muhadjir yakin, Indonesia sudah memiliki kemampuan untuk mendeteksi virus corona.

Ia menjelaskan, dirinya telah berkunjung ke pusat laboratorium di Jakarta untuk memantau alat yang dimiliki Indonesia dalam mendeteksi virus corona.

Meski ia tidak memiliki pengetahuan akademis terkait peralatan tersebut, namun berdasar penjelasan dari petugas laboratorium ia meyakini jika Indonesia benar-benar bisa mendeteksi virus corona.

"Tadi saya berkunjung ke lab, di pusat penelitian penyakit infeksi yang kita punya, setelah saya cek sendiri, dengan berdasar penjelasan para laborat-nya, saya sangat yakin kita memliki kemapuan mendeteksi, seandainya terjadi penyakit virus corona," tutur Menko PMK saat vberbicara di Kompas TV, Rabu (12/2/2020).

Ia juga menambahkan, bahwa saat ini Kemenkes telah mengeluarkan surat yang isinya agar rumah sakit yang menerima pasien suspect corona mengirim sampel tersebut ke pusat lanoratorium.

Hingga kini, terdapat 70 spesimen yang telah dikirimkan ke pusat laboratorium, dan hasil 68 spesimen dinyatakan negatif sedangkan dua lainnya masih dalam proses penelitian.

"Berdasar fakta itu, kemudian dengan alasan apa kita mengatakan bahwa seharusnya ada," terangnya.

Terkait dengan penyataan peneliti Harvard, menurutnya ada faktor yang tidak dihitung dalam penelitian itu, yakni pertolongan tuhan.

"Orang boleh berandai-andai dengan itungan matematik, tapi kan ada faktor yang tidak dihitungkitan yaitu faktor pertolongan tuhan," ucap Mantan Menteri Pendidikan itu.

Ia pun yakin jika doa dari masyakarat Indonesia sangat kuat, terlebih menurutnya Indonesia merupakan umat yang beragama dan mempercayai Tuhan.

"Sampai sekarang kita belum ada tanda-tanda dari kita di Indonesia ini yang sudah terdeteksi terkena Kocoran Virus," tandasnya.

Baca: Virus Corona Belum Usai, Kini Muncul Penyakit Lebih Mematikan di Afrika, Korban Tewas dalam 48 Jam

Sebelumnya, Tim peneliti dari Harvard TH Chan School of Public Health di Amerika Serikat memprediksi virus corona sebenarnya sudah masuk ke Indonesia.

Hal ini disampaikan melalui layanan arsip pra-publikasi ilmiah online medRxiv.

Para peneliti juga berspekulasi terkait jumlah kasus di Thailand yang diperkirakan lebih dari 25 kasus.

Spekulasi ini muncul dikarenakan Indonesia dan Thailand merupakan negara yang dekat dengan Wuhan, China.

Mengingat virus corona atau novel coronavirus penyebaranya tidak terdeteksi.

Hal ini pula yang membuat para peneliti merasa khawatir.

"Indonesia melaporkan nol kasus, tapi mungkin sebenarnya sudah ada beberapa kasus yang tak terdeteksi," ujar ahli epidemiologi Marc Lipsitch dari Harvard TH Chan School of Public Health, yang dikutip dari Kompas.com.

"Sementara Thailand melaporkan 25 kasus, saya pikir sebenarnya lebih banyak dari itu," imbuhnya.

Baca: Kemenkes RI Pastikan 78 WNI di Kapal Pesiar Diamond Princess Jepang Negatif Virus Corona

Bantahan Kemenkes

Pernyataan peneliti Hardvard tersebut sebelumnya juga telah dibantah oleh pihak Kemenkes.

Kepala Badan Litbang Kesehatan Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Siswanto mengatakan penelitian yang dilakukan ahli Harvard itu hanya berdasarkan kalkulasi matematis dan belum bisa dipastikan kebenarannya.

"Penelitian Harvard itu model matematik untuk memprediksi dinamika penyebaran novel corona virus berdasarkan seberapa besar orang lalu lalang," kata Siswanto di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (10/2/2020) seperti dikutip Kompas.com.

Siswanto menyebut, berdasarkan hitungan matematis tersebut, harusnya terdapat 6-7 kasus positif virus Corona di Indonesia.

Namun Siswanto menegaskan sampai hari ini, belum ada satu kasus yang dinyatakan positif corona berdasarkan hasil pemeriksaan di laboratorium Litbang Kemenkes.

Baca: Kemenkes: Kabar Gembira, 7 Hari Berturut-turut Jumlah Negara Terjangkit Virus Corona Tidak Bertambah

Sementara itu, Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto mengatakan belum adanya virus corona yang terdeteksi di Indonesia seharusnya tidak perlu dipertanyakan.

Seperti dikutip Kompas.com, menurutnya, belum adanya virus corona di indonesia seharusnya disyukuri bukan malah dipertanyakan.

Terawan mengatakan, sejauh ini pihaknya sudah menerapkan sesuai standar internasional dalam melakukan pengecekan virus corona.

"Kita semua waspada tinggi, melakukan hal-hal yang paling level kewaspadaannya paling tinggi, dan peralatan yang dipakai juga peralatan internasional," kata Terawan di Kantor TNP2K, Jalan Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Selasa (11/2/2020).

(Tribunnews.com/ Tio, Indah, Kompas.com/Deti Mega, Ihsanuddin)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini