News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Imam Nahrawi Diadili

Terkuak di Sidang, Imam Nahrawi Pernah Kesal dan Marah Besar ke Anak Buah Lantaran Ini

Penulis: Glery Lazuardi
Editor: Choirul Arifin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Tersangka kasus suap dana hibah KONI Imam Nahrawi usai diperiksa oleh penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) di Gedung KPK, Jakarta Selatan, Kamis (9/1/2020). Imam Nahrawi keluar gedung dengan menunjukkan tulisan ucapan duka kepada korban bencana banjir, gempa, dan tanah longsor. Ia mendoakan agar para korban bencana itu diberi ketabahan. Tribunnews/Jeprima

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Glery Lazuardi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Mantan Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi pernah meminta Sekretaris Kementerian Pemuda dan Olahraga Gatot S Dewa Broto mundur dari jabatannya.

Hal itu terjadi jelang pengukuhan kontingen atlet Indonesia untuk berpartisipasi di Asian Para Games 2018, pada 2 Oktober 2018 siang.

Informasi itu diterima melalui kiriman pesan singkat melalui aplikasi Whatsapp oleh asisten pribadi Imam, Miftahul Ulum.

"Saya menerima WA dari Pak Ulum. Jadi karena saat itu baru saja berlangsung pengukuhan kontingen Indonesia di Istana Negara oleh Bapak Presiden. Intinya Pak Ulum mengabarkan kepada saya mengirimkan captionnya WA antara Pak Menteri dan Pak Ulum yang intinya saya diminta mengundurkan diri," kata Gatot di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta, Kamis (13/2/2020).

Jaksa Penuntut Umum pada Komisi Pemberantasan Korupsi menanyakan kepada Gatot yang dihadirkan sebagai saksi kasus dugaan suap terkait pengurusan proposal dana hibah Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) yang menjerat terdakwa Miftahul Ulum soal alasan diminta mengundurkan diri itu.

"Karena pengukuhan kontingen itu saya tidak bisa menghadirkan Imam Nahrawi sebagai yang menerima pataka, karena yang menerima pataka di atasnya Menpora, Ibu Puan Maharani (Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan,-red) dan di istana itu yang mengatur adalah kasetpres (kepala kesekretariatan presiden,-red) bukan sesmen," kata dia.

Baca: Tepat di Hari Ulang Tahun, Kiper Persib Bandung M Natshir Beri Kabar Baik soal Kondisinya

Gatot sempat menerima hinaan dari Imam Nahrawi.

"Saya dianggap gagal tidak bisa menghadirkan Pak Imam sebagai yang juga paling tidak itu melaporkan kepada Presiden atau juga menerima Pataka dari Presiden. Dan saya dianggap bodoh, dianggap tolol," ungkap Gatot.

Setelah menerima percakapan di aplikasi itu, Gatot lantas menemui Imam. Gatot meminta maaf kepada Imam.

"Saya meminta maaf ke beliau," ujarnya.

Berikut percakapan WA antara Ulum dan Imam yang kemudian diteruskan Ulum ke Gatot:

Imam: Sakit hatiku di istana tadi gak ada peran apapun ke saya sampai soal penyerahan bendera ke CDM dr Presiden RI pun tidak. Ke mana sesmen dan protokol kemenpora???? Bodoh semua

Imam: sesmen suruh mundur saja sekarang juga

Ulum: siap

Imam: suruh buat surat pengunduran diri

Ulum: disampaikan.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini