TRIBUNNEWS.COM, TANGERANG SELATAN - Kepala Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan), Anhar Riza Atariksawan menegaskan adanya sumber radiasi nuklir yang ditemukan di Perumahan Batan Indah, Kademangan, Setu, Tangerang Selatan bukan dari kebocoran reaktor nuklir.
Diketahui, terdapat reaktor nuklir GA Siwabessy yang posisinya berada di kawasan Pusat Penelitana Ilmu Pengetahuan Teknologi (Puspitek).
Anhar menegaskan, reaktor nuklir yang beroperasi sejak 1987 itu dalam kondisi aman dan selamat.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), fisi adalah pembelahan inti atom menjadi inti-inti atom baru yang lebih ringan, sambil melepaskan energi.
"Jika pelepasan terjadi, pasti akan langsung terdeteksi oleh sistem pemantau radiasi yang ada di gedung reaktor. Kalau ada yg terlepas di udara, maka akan tercatat oleh sistem pemantau radioaktivitas lingkungan yang ada," ujar Anhar dalam keterangan resminya.
Anhar menegaskan, jika reaktor nuklir bocor, maka paparannya tidak akan terlokalisir seperti yang terjadi di Perumahan Batan Indah.
Untuk mengetahui besar radioaktivitas di sekitar kawasan nuklir Setu dan Serpong, masyarakat dapat diakses secara daring melalui radmon.batan.go.id.
"Silakan dicek apakah ada kenaikan paparan radiasi dan berapa besar paparan selama ini. Pengukuran oleh Bapeten pada saat penemuan adanya paparan di atas ambang di lokasi lahan kosong di perumahan Batan Indah juga menunjukkan bahwa tidak ada paparan di area lain yang dipantau dari Pamulang hingga Stasiun Serpong, semuanya normal," ujarnya.
Pengangkatan Cs-137, sumber radiasi di perumahan Batan Indah sudah dilakukan.
Saat ini, yang masih terus dilakukan Batan, Badan Pengawas Tenaga Nuklir (Bapeten), bekerja sama dengan Pemkot Tangsel dan aparat kepolisian melalui Detasemen Kimia, Biologi dan Radioaktif (KBR) adalah, pengangkatan tanah yang terkontaminasi Cs-137 itu dan pemantauan tingkat paparan radiasi di sekitar lokasi.
"Tim clean up fokus untuk membersihkan dan mengangkat tanah yang terkontaminasi dan membawanya ke Pusat Teknologi Limbah Radioaktif (PTLR) Batan," jelasnya.
Pantauan TribunJakarta.com di lokasi pada Senin (17/2/2020), proses pengangkatan tanah terkontaminasi, atau yang disebut juga dekontaminasi, berlangsung sejak pagi.
Para petugas yang mengenakan pakaian khusus, mengeruk tanah menggunakan eskavator dan dibawa menggunakan drum yang sudah dipersiapkan.
Garis kuning masih membentang di sekitar area terpapar radiasi untuk memudahkan petugas bekerja, dan menjaga jarak dengan aktivitas warga.
Dipastikan sampah radioaktif
Serpihan Cesium-137 atau Sesium-137 penyebab paparan radiokatif di Perumahan Batan Indah, Kademangan, Setu, Tangerang Selatan dipastikan adalah limbah.
Sekretaris Utama Badan Pengawas Tenaga Nuklir (Bapeten), Hendrianto Hadi Tjahyono, mengatakan sumber radioaktif tersebut bukan yang baru diproduksi, melainkan yang sudah digunakan oleh industri.
Hendrianto memaparkan, cesium-137 berbentuk serpihan dan sudah tersebar di tanah ber diameter 10x10 meter.
"Di antara tanah itu kita lihat ada beberapa yang kecil-kecil gitu, nah itu limbah, entah bagaimana itu yang kita cari tahu," ujarnya.
Ia menambahkan, "Buliran-buliran, serpihan-serpihan, warnanya macam-macam sudah tercampur dengan tanah."
Baca: Kejuaraan Beregu Asia 2020: Jonatan Christie Dikalahkan Pemain Muda India
Baca: Duel Persija Jakarta Vs Arema FC: Shahar Ginanjar Antusias Main di Kanjuruhan
Baca: Sekda DKI Jakarta Ingin Awasi Ketat Warga Pulang Observasi di Natuna, Dinkes: Tidak Perlu
Hendrianto menegaskan, limbah radioaktif harus diolah secara khusus oleh Badan Teknologi Nasional (Batan), atau diekspor ke negara asal, jika dibeli dari luar negeri.
"Limbahnya itu kan harus disimpan di Batan, atau kalau di re-export ke negaranya kalau dia dari luar negri," jelasnya.
Seperti diberitakan TribunJakarta.com sebelumnya, sumber radioaktif itu ditemukan setelah Bapeten melakukan pemeriksaan lingkungan pada 30-31 Januari 2020 lalu.
Diduga ada oknum tak bertanggung jawab buang sembarangan
Ditemukan adanya paparan radiasi nuklir di Perumahan BATAN Indah, Kademangan, Setu, Tangerang Selatan.
Diduga, serpihan sumber radioaktif tersebut dibuang oleh oknum yang tak bertanggung jawab.
Hal itu diungkapkan Kepala Biro Hukum, Kerja Sama, dan Komunikasi Publik Bapeten, Indra Gunawan, saat ditemui di lokasi, Sabtu (15/2/2020).
Indra menegaskan, Kompleks Batan Indah bukanlah permukiman tempat kegiatan pemanfaatan nuklir.
"Jadi seharusnya memang tidak boleh ada seperti ini, jadi ini limbah atau sumber baru, tidak boleh ada di sini," ujarnya.
Hal itu menegaskan bahwa serpihan penyebar radioaktif tersebut diletakkan oleh sesaorang dari luar perumahan.
"Jadi kalau pertanyaannya Ini kenapa ada di sini, jalannya kan enggak bisa jalan sendiri ke sini kan artinya ada oknum atau siapapun yang kita belum tahu Yang entah membuang atau meletakkan di lokasi tersebut," ujarnya.
Sosok pembuang serpihan itu juga sedang diinvestigasi, dari sudut pemeriksaan secara laboratorium, maupun orang yang membuangnya.
"Ini yang sedang kami investigasi dari objek yang ada. Adakah informasi lanjutan yang bisa kita timdak lanjut. Kita juga sidah berkoordinasi dengan kepolisian setempat untuk investigasi awal," ujarnya.
"Tapi ini masih perlu hasil dari lab teknisnya Batan, ini sebenarnya produknya siapa dan seterusnya," tutupnya.
Lingkungan yang diduga terkontaminasi pun sudah dikelilingi garis kuning.
Warga dilarang melintas dengan alasan keselamatan.
Masyarakat diimbau tidak khawatir
Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) mengimbau masyarakat tidak perlu panik dengan munculnya paparan radiasi nuklir di area lingkungan perumahan Batan Indah.
Kepala Biro Hukum, Humas, dan Kerja Sama, BATAN, Heru Umbara mengatakan, temuan ini langsung direspon oleh BATAN berkoordinasi dengan Bapeten.
Baca: Bapeten: Radiasi Nuklir di Tangsel Berasal dari Limbah Radioaktif
Ia memastikan, penanganan akan dilakukan pihak yang berkompeten.
"Warga diharapkan melakukan aktivitas seperti biasa saja, asal tidak masuk ke dalam area yang sudah diberi tanda terkontaminasi. Paparan radiasi ini bila dikelola dengan baik tidak akan membahayakan keselamatan warga," imbaunya dalam keteranganya yang diterima Tribun, Sabtu (15/2/2020).
Heru melanjutkan, saat ini dilakukan clean up area atau pembersihan di daerah yang terpapar radiasi tepatnya di depan Komplek Perumahan Batan Indah, Serpong, Tangerang Selatan.
Paparan radiasi di wilayah tersebut dinyatakan diatas ambang batas setelah diketahui oleh Badan Pengawas Tenaga Nuklir (Bapeten).
"Saat ini BATAN sedang melakukan clean up di sekitar area terpapar," ujar Heru.
Ia menambahkan, dengan berbagai fasilitas laboratorium dan pengolahan limbah radioaktif, BATAN diminta Bapeten untuk membantu proses pembersihan dan analisis material penyebab tingginya paparan radiasi.
Upaya clean up yang telah dilakukan adalah mengambil sumber pemapar yang memancarkan radiasi di atas ambang dan mengambil seluruh vegetasi dan tanah untuk dilakukan pengujian.
"Dari hasil clean up itu, bahan penyebab paparan radiasi telah ditemukan bercampur dengan tanah. Temuan itu saat ini sedang dianalisis di laboratorium BATAN," tambahnya.
Heru menjelaskan, clean up merupakan upaya pertama yang dilakukan untuk menyelamatkan masyarakat dan lingkungan dari paparan radiasi.
Dari clean up tersebut didapatkan vegetasi dan tanah yang dimasukkan ke dalam drum berkapasitas 100 liter sebanyak 52 drum.
Setelah dilakukan proses clean up, didapatkan penurunan paparan radiasi sebesar 30% dari 149 mikro sivet per jam.
Pengecekan terakhir dilakukan pada Sabtu dini hari 98,9 mikrosivet per jam.
"Proses clean up ini akan terus dilanjutkan sampai area tersebut benar-benar bersih dan tidak membahayakan bagi warga dan lingkungan," jelasnya.
Baca: Radiasi Nuklir di Batan Indah Pamulang: Bapeten Curigai Adanya Oknum Hingga Kondisi Terkini
Upaya clean up ini, tambah Heru, diperkirakan hingga 20 hari sejak tanggal 12 februari 2020, namun diharapkan bisa dinyatakan bersih sebelum 20 hari.
Selanjutnya, dipersiapkan upaya pengecekan whole body counting kepada warga, untuk mengetahui dampak kontaminasi.
Artikel ini telah tayang di Tribunjakarta.com dengan judul: Sumber Radiasi di Perumahan Batan Indah Tangerang Selatan Bukan dari Kebocoran Reaktor Nuklir