Laporan Wartawan Tribunnews.com, Chaerul Umam
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Komisi X DPR akan memintai keterangan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan terkait dugaan revitalisasi Taman Ismail Marzuki yang diduga cacat prosedural.
"Kami akan memanggil saudara Gubernur Pak Anies Baswedan, DPRD DKI dan PT Jakpro yang diposisikan dalam Pergub nomor 63 sebagai pelaksana dari pembangunan atau revitalisasi TIM ini," kata Ketua Komisi X DPR Syaiful Huda usai menerima audiensi dari Forum Seniman Peduli TIM, Senin (17/2/2020).
"Hari ini surat saya tanda tangan, langsung dilayangkan ke Mas Anies. Semoga secepatnya bisa direspons oleh Gubernur Mas Anies," imbuhnya.
Selain itu, Syaiful mengatakan Komisi yang membidangi pendidikan, olahraga serta pariwisata dan ekonomi kreatif ini akan melakukan sidak ke TIM.
Hal itu dilakukan untuk mengetahui kondisi TIM.
"Kita akan lakukan secepatnya (sidak). Kita akan jadwalkan secepatnya," ujar dia.
Baca: Kisah Ningsih Tinampi, Dukun Terapi Asal Pandaan, Pasuruan, yang Mendadak Viral
Politikus PKB itu mengungkapkan, Komisi X mendukung upaya revitalisasi pusat kebudayaan, termasuk TIM, jika ada prosedur yang jelas.
Serta mengajak dialog semua pihak terutama para seniman untuk membicarakan revitalisasi TIM.
Baca: Kisah Haru Driver Ojol Kirim Pesanan dari Jogja ke Jakarta demi Wanita Hamil yang Lagi Ngidam
Syaiful mengatakan Komisi X DPR meminta revitalisasi tersebut dimoratorium.
"Komisi X DPR setuju dan mendukung supaya revitalisasi tim ini dimoratorium dulu, dihentikan dulu sampai ada kejelasan terkait dengan prosedur dan terkait dengan adanya kompromi terhadap pelaku yang selama ini ada di sana, yaitu para seniman dan budayawan," kata dia.
Baca: Satpol PP Pergoki Sepasang Kakek-Nenek di Kamar Hotel Saat Hari Valentine
Sebelumnya, Forum Seniman Peduli Taman Ismail Marzuki (TIM) menghadiri Rapat Dengar Pendapat Umum (RDPU) dengan Komisi X DPR, Senin (17/2/2020).
Kedatangannya para seniman itu untuk mengadu lantaran mereka kecewa dengan revitalisasi TIM.
Pimpinan Forum Seniman Peduli TIM Radhar Panca Dahana mengakui para seniman tidak pernah diajak bicara terkait revitalisasi TIM.
"Berangkat dari satu kebijakan itu seperti komet yang menghantam bumi. Mendadak kita hancur berantakan, kira-kira gitu. Tanpa ada kompromi, kayak ketetapan Tuhan aja. Nggak ada bicara sama sekali dengan kami, kebijakan itu, tahu-tahu sudah diberlakukan," katanya di Ruang Rapat Komisi X DPR, Senayan, Jakarta.
Radhar menhatakan para seniman setuju revitalisasi agar TIM menjadi lebih baik.
Namun, seharusnya para seniman dilibatkan dan diajak bicara soal rencana revitalisasi itu.
Ia mengungkapkan pihaknya sudah melayangkan protes dan meminta moratorium revitalisasi tersebut.
"Kami protes, karena cuma satu masalahnya. Revitalisasi atau revitalisasi atau rehabilitasi TIM, kita tidak peduli namanya, kita setuju TIM menjadi lebih baik, lebih baru, setuju, tapi ya ngomong," ujarnya.