Laporan wartawan tribunnews.com, Danang Triatmojo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Koordinator ICW Adnan Topan Husodo menilai pimpinan KPK tidak punya gairah mencari Harun Masiku, tersangka kasus dugaan suap pergantian antarwaktu (PAW) anggota DPR 2019-2024.
Adnan menyebut banyak indikasi yang mencerminkan hal itu, dan justru mencemaskan di era kepemimpinan KPK saat ini.
"Jadi banyak indikasi yang malah membuat pertanyaan besar di masyarakat. Apakah KPK masih kuat? Indikasi itu mencemaskan di era kepemimpinan sekarang," kata Adnan dalam diskusi Cross Check di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Minggu (23/2/2020).
Baca: Wajib Penuhi 15 Kriteria Ini untuk Lolos Seleksi Pramugari, Harus Bisa Bertahan Hidup Dalam Hutan
Baca: Ternyata Putra Lionel Messi Penggemar Cristiano Ronaldo
"Indikasi itu bisa terlihat dalam konteks penanganan kasus Harun. Pimpinan KPK tak bergairah mencarinya, lesu," imbuh dia.
Sejumlah indikasi misalnya, terkait kebijakan penetapan Daftar Pencarian Orang (DPO) oleh KPK. Lembaga antirasuah ini diketahui menetapkan Harun Masiku sebagai buronan alias DPO sejak 27 Januari 2020.
Baca: 5 Bahan Alami untuk Hilangkan Jerawat dengan Cepat dan Efektif, Madu hingga Bawang Putih
Tapi sudah satu bulan lebih sejak ditetapkan, Harun Masiku masih tidak diketahui keberadaannya.
Padahal kata Adnan, KPK dengan kepemimpinan lama cukup handal soal pencarian seseorang. Apalagi KPK disebut sudah dilengkapi alat canggih.
Tapi di kepemimpinan era baru, KPK justru hilang ketajiannya. Mereka bahkan meminta bantuan publik untuk melacak keberadaan Harun Masiku.
"Beberapa hal terkait kebijakan DPO, kalau dulu jago sekarang butuh bantuan masyarakat," ucapnya.
"Kalau KPK nggak bisa, pertanyaannya siapa sih Harun? Kok sulit mencari? Padahal reputasi KPK selama ini, yang di Kolombia pun dikejar. Punya alat canggih," pungkas Adnan.