Laporan Wartawan Tribunnews.com, Seno Tri Sulistiyono
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid (HNW) meminta pemerintah berkomunikasi secara baik kepada warga sekitar Pulau Sebaru Kecil, Kepulauan Seribu, Jakarta, saat menempatkan ratusan WNI untuk observasi.
"Jangan terulang kasus Natuna, warga Natuna tidak diajak komunikasi, tiba-tiba didatangi WNI dari Wuhan," ujar Hidayat Nur Wahid di komplek Parlemen, Jakarta, Selasa (25/2/2020).
Hidayat Nur Wahid berharap evakuasi WNI ke Pulau Sebaru Kecil tidak menimbulkan masalah baru.
Baca: Hanggar di Natuna Disterilisasi Pasca Selesainya Fase Observasi 238 WNI
Karena itu, diperlukan persiapan yang matang dari semua sisi.
"Selain komunikasi ke kawasan, pemerintah juga harus siapkan tenaga medisnya, rumah sakitnya, tempat isolasinya, dan lainnya," kata Hidayat Nur Wahid.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Muhadjir Effendy mengatakan pemerintah Indonesia bakal mengevakuasi 188 warga negara Indonesia (WNI) yang bekerja di kapal pesiar World Dream.
Baca: Mulai Hari Ini Markas Pusat Anti Corona Virus Dibuka di Kantor PM Jepang
Evakuasi dilakukan setelah pengoperasian kapal dihentikan akibat wabah virus corona.
Para WNI bakal diobservasi terlebih dulu di Pulau Sebaru Kecil, Kepulauan Seribu, DKI Jakarta menggunakan kapal RS Dr Suharso.
"188 anak buah kapal dr world dream akan diobservasi di pulau Sebaru Kecil, yang akan diperkuat oleh kapal RS dr Suharso," ujar Muhadjir di Kantor Kemenko PMK, Jln Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Senin (24/2/2020).
Baca: Pria Jepang yang Terinfeksi Virus Corona Sepulang dari Bali Kini Sakit Parah, Rutenya Diinvestigasi
Pemindahan bakal dari Kapal pesiar World Dream ke Kapal Dr Suharso dilakukan di perairan Selat Durian, Riau pada 26 Februari 2019 dan diperkirakan sampai 28 Februari.
Saat ini kapal World Dream telah sampai di Selat Johor, Malaysia.
"Estimasi pemindahan 188 ABK dari kapal ke kapal akan lakukan pd tgl 26 Februari pukul 10.00 WIB di Selat Durian dan akan tiba di Pulau Sebaru pada 28 Februari sekitar pukul 09.00 WIB," ucap Muhadjir.
Observasi yang dilakukan bakal memakan waktu sama dengan WNI yang dipulangkan dari Wuhan, China yakni 14 hari.
Fasilitas di Pulau Sebaru
Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto memastikan fasilitas di Pulau Sebaru Kecil sudah sangat memadai untuk observasi 188 warga negara Indonesia (WNI) yang bekerja di kapal pesiar World Dream.
Terawan mengaku telah memantau Pulau Sebaru Kecil sebelum dipilih menjadi lokasi observasi.
"Ya jadi Pulau Sebaru ini pulau yang kosong. Saya sudah lihat bersama Pak Menko hari Minggu pagi. Saya ke sana saya mengecek kondisinya ini pulau kosong tetapi perlengkapannya luar biasa termasuk mata air, sumber air, ini semua bagus dan gedungnya terpisah-pisah," ujar Terawan di Kantor Kemenko PMK, Jalan Medan Merdeka Barat, Senin (24/2/2020).
Baca: Mewabah di 35 Negara, Virus Corona Dikonfirmasi Menelan 2.624 Korban Jiwa
Terawan mengatakan fasilitas yang ada Pulau Sebaru Kecil sudah sangat lengkap.
Mulai dari sanitasi hingga fasilitas kesehatan.
Fasilitas pendingin ruangan juga telah disiapkan di tempat observasi.
"Banyu ono (air ada), fasilitas kesehatan ono , ruang kesehatan ono, tempat tidur terbagus bukan velbed, AC," kata Terawan.
Baca: 2 Pasien Virus Corona di Bandung Dipulangkan dan Satu Lainnya Menunggu Hasil Laboratorium
Pulau Sebaru Kecil merupakan pulau kosong yang jauh dari permukiman warga.
Sebelumnya pulau tersebut pernah digunakan untuk tempat rehabilitasi para pecandu narkoba.
Seperti diketahui, 118 WNI tersebut bakal diobservasi terlebih dulu di Pulau Sebaru Kecil, Kepulauan Seribu, DKI Jakarta menggunakan kapal RS Dr Suharso.
Baca: Kuwait, Bahrain, Afghanistan Laporkan Kasus Virus Corona Pertama, Total 35 Negara Terwabah Covid-19
Evakuasi dilakukan setelah pengoperasian kapal dihentikan akibat wabah virus corona.
Pemindahan bakal dari Kapal pesiar World Dream ke Kapal Dr Suharso dilakukan di perairan Selat Durian, Riau pada 26 Februari 2019 dan diperkirakan sampai 28 Februari.
Saat ini, kapal World Dream telah sampai di Selat Johor, Malaysia.
Observasi yang dilakukan bakal memakan waktu sama dengan WNI yang dipulangkan dari Wuhan, China yakni 14 hari.