Laporan wartawan Tribunnews.com, Danang Triatmojo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sejumlah warga yang mengatasnamakan masyarakat Kepulauan Seribu meminta pemerintah pusat maupun daerah memperhatikan dampak ekonomi dari pemilihan Pulau Sebaru Kecil jadi lokasi observasi 188 WNI kapal World Dream.
Khususnya, pada sektor pariwisata dan perekonomian masyarakat di wilayah kepulauan yang masih bagian Provinsi DKI itu. Mereka menyuarakan aspirasi itu lewat unjuk rasa di depan Balai Kota DKI, Jakarta Pusat, Jumat (28/2/2020) siang.
"Kita minta kepada pemerintah. Baik Pemprov DKI, maupun Indonesia agar bisa memberikan jaminan bahwa pariwisata di Kepulauan Seribu tidak terguncang," ungkap Ketua DPD II KNPI Kepulauan Seribu Lukman Hadi di lokasi.
Baca: Hormati Kebijakan Arab Saudi, Mahfud MD Batalkan Rencana Dirinya Pergi Umrah
Baca: Tak Ada Jembatan, Jenazah Priska Digotong Menyeberang Sungai Selebar 80 Meter
Pasalnya observasi yang membutuhkan waktu 14 hari, disebut bisa mempengaruhi perekonomian masyarakat Kepulauan Seribu, baik dari sisi mata pencaharian sebagai nelayan pencari ikan, maupun sektor pariwisata.
Bahkan, Lukman mengaku mendapatkan informasi dari penyedia jasa pariwisata, ada 200 wisatawan batal berkunjung karena mengetahui ada kegiatan observasi COVID-19 di wilayah Kepulauan Seribu.
"Itu observasi belum dimulai, apalagi observasi ini nanti dimulai," ungkapnya.
Pada sektor perikanan, mereka yang menggantungkan hidupnya sebagai nelayan diminta menjauh dan berlayar hingga radius 6 kilometer selama kegiatan observasi berlangsung.
Alhasil, mereka terpaksa melanjutkan kegiatan nelayannya lebih jauh selama 14 hari ke depan.
"Saya dapat informasinya radius 6 km dari lokasi pulau itu, nelayan-nelayan nggak bisa menjaring ikan," ungkapnya.
"Kerugian hanya dua aspek itu. nelayannya dan pariwisatanya. Yang paling terguncang sektor pariwisatanya," imbuh dia.
Sebagaimana diketahui, 188 Warga Negara Indonesia (WNI) kru kapal World Dream sudah berhasil dievakuasi dan kini dalam perjalanan menuju lokasi observasi kesehatan di Pulau Sebaru, Kepulauan Seribu.
Menggunakan KRI dr. Soeharso, Sesditjen Pencegaan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan dr. Achmad Yurianto menyebutkan mereka akan sampai di Pulau Sebaru, pada Jumat (28/2/2020) sore.
"Rencananya akan tiba di Pulau Sebaru pukul 16.00," ungkap Yurianto kepada Tribunnews.com, Jumat (28/2/2020).