TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Propam Polda Papua memeriksa tujuh polisi setempat yang diduga melakukan pembiaran aksi pengeroyokan massa terhadap sopir truk, Yus Yunus (26), hingga akhirnya tewas di Jalan Trans Nabire, Dogiyai, Papua, Minggu (23/2/2020) lalu.
Korba sendiri telah berusaha meminta pertolongan dan perlindungan kepada sejumlah polisi bersenjata. Namun, aksi brutal warga tak ditindak tegas para polisi itu.
"Tujuh personel dimintai keterangan di sana. Kapolda Papua sudah perintahkan Propam langsung turun pemeriksaan," kata Kepala Bagian Penerangan Umum Divisi Humas Polri, Kombes Asep Adi Saputra saat dikonfirmasi, Sabtu (29/2/2020).
Asep menerangkan, pihak Propam Polda Papua mendalami kronologis kejadian dari ketujuh polisi itu yang diketahui datang ke lokasi bersama korban untuk pengamanan pasca-kecelakaan kendaraan.
"Kapolda menyampaikan bahwa secara kronologi didalami dari anggota di lokasi. Untuk pemulihan situasi agar tidak berkembang. Sampai saat ini masih pendalaman," tegasnya.
Kapolda Papua Irjen Paulus Waterpauw menuturkan jika terbukti ketujuh anggota itu tidak bisa menyelamatkan korban maka mereka bakal dikenakan sanksi.
"Pasti ada konsekuensinya. Kalau memang ada kelalaian, tidak bisa selamatkan korban," kata Paulus.
Baca: Wara-wiri di Sinetron Populer Jadi Pemeran Figuran Polisi, Masran Sadindro Ternyata Guru Seni Rupa
Baca: BCL Tampak Lebih Tegar di Show Keduanya, Noah Sinclair Gantikan Ashraf di Bangku Penonton
Pengeroyokan massa disertai pembiaran petugas kepolisian hingga akhirnya korban tewas kali pertama disampaikan kakak korban, Anhy Nayah, melalui unggahan video kejadian di media sosial pada 25 Februari 2020.
Korban sopir truk bernama Yus Yunus (26), asal Desa Sugihwaras, Kecamatan Wonomulyo, Kabupaten Polewali Mandar, Sulawesi Barat.
Video tersebut viral dan menuai keprihatinan dari para penontonnya.
Apalagi, di video terlihat sejumlah polisi yang meneteng senjata latas panjang tampak tidak berdaya menyelamatkan Yus Yunus dari pengerokan massa.
Akhirnya, korban tewas di tempat setelah dianiaya menggunakan kayu dan senjata tajam oleh massa.
Kejadian itu bermula saat Yus Yunus yang mengendarai truk sedang melintas di Jalan Trans Nabire, Dogiyai.
Baca: Polisi Tanjung Priok Tangkap Pemuda yang Sediakan PSK Gadis Perawan dan Layanan Threesome
Baca: Momen Serangan Umum 1 Maret Diusulkan Jadi Hari Besar Nasional
Saat itu, dia mengetahui ada seorang warga setempat yang diketahui bernama Damianus tewas setelah menabrak babi.
Melihat kejadian itu, kemudian Yunus berhenti dan melaporkannya kepada polsek terdekat.
Setelah mendapat laporan itu, Yunus bersama anggota polisi mengunjungi lokasi.
Namun setibanya di lokasi, justru warga menganggap Yunus yang menabrak Damianus dan babi tersebut hingga tewas.
Warga yang tersulut emosi langsung mengejar dan menganiaya Yunus hingga tewas.
Khawatir Banyak Korban
Kapolda Papua Irjen Pol Paulus Waterpauw mengaku telah menerjunkan tim untuk melakukan penyelidikan atas kasus ini.
Dari informasi sementara, kasus tersebut terjadi karena masyarakat salah mencurigai atau salah sasaran atas tewasnya warga setempat dan seekor babi usai ditabrak kendaraan.
"Artinya salah sasaran. Dan kami akan tindak para pelaku," kata Paulus.
Baca: Viral Foto Pria yang Pukul Sopir Ambulans Katanya Anggota DPR, Ini Fakta Sebenarnya
Baca: Persipura vs PSIS Semarang Liga 1 2020: Prediksi, Line-up hingga Mahesa Jenar Tanpa 3 Pemain Asing
Paulus menyebut polisi tidak bisa berbuat banyak saat disinggung dugaan pembiaran anggotanya dalam peristiwa pengeroyokkan massa yang menewaskan Yunus.
Ia menilai dikhawatirkan akan jatuh banyak korban jika anggotanya yang membawa senjata laras panjang itu bertindak tegas terhadap aksi brutal massa.
"Kalau saya bayangkan anggota melakukan tindakan tegas terhadap masyarakat itu, maka akan ada korban juga karena sebenarnya itu situasional," jelasnya.
Meski demikian, pihaknya menyayangkan terjadinya peristiwa main hakim sendiri yang dilakukan masyarakat.
Terlebih, saat itu korban sudah dalam pengawasan dan perlindungan kepolisian. (fel/kps/coz)