News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Bagaimana Nasib Gibran di Pilkada Solo? Ini Kata Sekjen PDIP

Penulis: Seno Tri Sulistiyono
Editor: Sugiyarto
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ketua DPP PDIP sekaligus Ketua DPR RI Puan Maharani bersama Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto dan Bakal Calon Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Seno Tri Sulistiyono

TRIBUNNEWS.COM, BALIKPAPAN - PDI Perjuangan (PDIP) hingga saat ini belum mengumumkan calon Wali Kota Solo, meski tiga orang telah mengikuti uji kelayakan dan kepatutan (fit and propert test).

Ketiga calon tersebut di antaranya, Gibran Rakabuming Raka, Achmad Purnomo, dan Teguh Prakoso.

Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto mengatakan, seluruh pemetaan terkait Pilkada Solo telah dilakukan dan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri juga telah memberikan pengarahan.

"Tapi berdasarkan konstitusi partai, ketua umum yang punya kewenangan dalam menetapkan (siapa calon wali kota Solo)," kata Hasto usai menutup Rakerda DPD PDIP Provinsi Kalimantan Timur, Sabtu (29/2/2020) malam.

Disinggung peluang putra sulung Jokowi, Gibran akan dimajukan PDIP dalam pemilihan wali kota Solo pada 2020, Hasto tidak dapat memastikan karena semua keputusan dan waktunya ada di tangan Megawati.

"Intinya semua menyerahkan keputusan ke ketua umum dan sekali lagi sampai sekarang keputusan belum diambil. Tinggal menunggu waktu yang tepat," tutur Hasto.

Menurutnya, Kota Solo merupakan wilayah yang strategis karena menjadi basis PDIP dan tempat awal kepemimpinan Presiden Joko Widodo dalam memulai karir di dunia politik.

"Pak Jokowi berproses dari Solo sebagai wali kota, jadi gubernur (DKI Jakarta) dan akhirnya jadi presiden. Faktor-faktor strategis itulah menjadi bagian pertimbangan," ucap Hasto.

Lebih lanjut dia mengatakan, pengumuman calon wali kota Solo, akan berbarengan dengan calon-calon kepala daerah untuk Bali dan Makassar.

"Nanti dalam satu kesatuan (Bali dan Makassar), mengapa? Karena kemarin di Bali sedang merayakan hari raya Galungan, sehingga menunggu Bali," kata Hasto.

"Tentu saja kami menghitung dengan sebaik-baiknya, faktor politiknya, apalagi sekarang dunia sedang dicekam wabah virus corona. Sehingga, kami mencari momentum yang tepat," sambung Hasto.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini